Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Warisan hantu ke-13

Film yang kurang menarik. Alur ceritanya mudah saja diikuti, konfliknya seputar warisan rumah canggih ala istana namun memiliki penjara hantu. Berusaha menyelipkan nuansa komedi santai namun tidak banyak membantu membangun kisah yang menarik diikuti. Horor hantu-nya dangkal saja. Mengandalkan make-up "menyeramkan" dilapisi darah dan dandanan aneh buat manusia serta adegan tiba-tiba yang masih saja kurang bisa membangun suasana. Thirteen Ghost (2001) - 5/10

Memburu kontrak pembunuh bayaran

Film tentang intrik berliku di antara pembunuh bayaran saling memburu. Agar lebih manis, di sela buru memburu diletakkan karakter penghibur manis. Dibintangi oleh Sylvester Stallone dan Antonio Banderas. Akting mereka cukup menarik. Banderas bermain apik sebagai karakter yang enjoy menjadi pembunuh bayaran. "Rekan"nya yaitu Stallone yang berupaya pensiun. Disini juga menjadi ajang pembuktian akting drama Stallone yang tak hanya menjual otot tubuh semata dan aksi laga, karena hampir sepanjang film tak ada adegan pamer otot di layaknya film Stallone. Setidaknya berhasil "mengusir" karakter laga Rambo yang melekat di Stallone. Alurnya biasa saja. Kadang berat. Lika-liku konfliknya juga biasa. Assassins (1995) - 6/10

Menemukan separuh pelangi yang pernah hilang

Salah satu alasan memilih film ini adalah ajang memori mengenang masa-masa saat ikut terserang virus sinetron mandarin. Sinetron? Benar sinteron, tapi mandarin. Bukan lokal yang gemar meniru. Yaitu Meteor Garden yang melejitkan nama grup F4. Salah satunya adalah Vic Chou yang berperan di Meteor sebagai si cool Wo Che Lei. Kualitas akting Vic disini boleh dibilang cukup lumayan. Disini Vic Chou tampil dewasa dengan kumis dan janggut sekaligus penampilannya yang (masih) cuek namun beda nasib dengan Che Lei. Di Meteor, Vic Chou berperan sebagai siswa kaya raya, disini sebaliknya. Vic berperan sebagai A Bee yang "mantan" pembalap dan hidup semrawut terpuruk mabuk. Jauh dari kesan ekslusif seperti di Meteor Garden. Alur ceritanya tentang drama keindahan antara ayah dan anak. Nuansa film cerah. Konfliknya cukup menarik sekaligus mengharukan. Tidak berat sebagai drama keluarga. Ada taste komedi sedikit. Penulis mencatat kesan dari film ini. Rumah yang dipakai lokasi syuti

Praktek teori Suspect Zero

Jadi, intinya ada pembunuhan berantai. Ironisnya para korban adalah pembunuh berantai juga. Jadi saling mengejar, pembunuh berantai memburu serial killer . Tema tersebut sebenarnya sudah menarik apa adanya, tinggal meracik bagaimana gaya alur cerita atau misteri killer -nya yang dibuat berlapis. Tambahan konsep cerita yang bergaya "mampu melihat masa depan" membuat kurang menarik. Karakter serial killer yang dimunculkan juga kurang menarik. Suspect Zero (2004) - 5/10

Pagar perdamaian yang merusak tanaman

Yang menarik dari film ini adalah kisahnya berdasarkan kejadian nyata. Tentang suasana perang di negara Serbia-Bosnia. Berfokus pada kisah karakter Kathryn Bolkovac yang menjadi salah satu petugas perdamaian di bawah bendera swasta. Yang menarik lainnya adalah keberanian film ini untuk mengungkapkan kebenaran di dalam sebuah operasi yang dianggap mulia. Membongkar sindikat jual beli manusia. Ironisnya, aksi dagang serta pemerkosaan wanita tersebut dilakukan oleh mereka yang mengatasnamakan tentara perdamaian. Tak hanya melawan personal namun juga organisasi internasional bahkan diplomat. Tentunya, tak sembarang orang yang berani melakukan hal seperti film ini. Film ini mengingatkan penulis pada gaya film milik sutradara Paul Greengrass yang berjudul Green Zone . Kedua film ini memiliki tema sama yaitu membongkar kebobrokan di balik jubah demi perdamaian. Membongkar "korupsi" di dalam perdamaian. Cara yang dipakai ketika berhadapan dengan "raksasa" juga

KZL 303 masih berulah

Meneruskan "kesuksesan" yang pertama . Masih sama gaya dan konsep ceritanya. Bermain dengan percintaan membara kemudian dijungkirkan ke bloody hell oleh misterius KZL 303. Masih ada RV Motorhome yang isinya keluarga aneh. Masih "bermasalah" di toilet. Sebagai "penyambung" diciptakan karakter Tom sebagai kakak Jesse. Masih memakai gaya mistis, munculnya "arwah" Nicole dan Jesse. Masih berdarah-darah sadis. Bedanya, porsi teror kamar kecil wanita seperti di seri sebelumnya lebih sedikit. **Pemain utamanya Richard Tillman, memang sekilas nampak "tidak asing". Ketika mencari data film di wiki, bila di-klik maka akan menuju ke halaman tentang Pat Tillman . Rest Stop 2 : Don't Look Back (2008) - 6/10

Memburu Hannibal Lecter

Seri kedua ini adalah menyambung kisah dari yang pertama . Dimana Hannibal Lecter masih dalam pelarian, dan tak hanya menjadi buron secara internasional tapi juga diburu oleh hartawan Mason Verger. Kali ini, tanpa Jodie Foster. Digantikan oleh aktris yang setidaknya mirip secara fisik dengan Jodie, yaitu Julianne Moore. Kalau dibandingkan antara mereka, sepertinya sama-sama bagus sebagai Starling. Sedangkan, posisi Hannibal masih tetap tak (bakal) bisa tergantikan oleh kualitas akting dingin mematikan ala Anthony Hopkins. Dibandingkan dengan yang pertama, kisah disini lebih sederhana. Kalau di seri perdana, posisi Hannibal lebih sebagai "membantu" sekaligus beraksi dan harus berbagi porsi dengan karakter jahat utama yaitu Buffalo Bill. Sedangkan disini, lebih terfokus pada Hannibal itu sendiri. Jadi, secara plot cerita lebih mudah diikuti. Hannibal (2001) - 6/10

Operation Dinner Out

Untuk bisa meraih rating 7, mungkin film ini perlu lebih sekali dua kali disimak. Paling tidak itu pengalaman penulis yang menyimak film ini kedua kali nya. Dan, masih tetap sama, konfliknya berat. Kurang simple. Topik bahasannya terlalu ribet dan rumit. Intinya sederhana bagi penulis, atasan menyelamatkan bawahannya sekaligus kekasihnya satu paket dalam misi Dinner Out. Yang membuat berat adalah konflik yang diangkat seputar dunia organisasi internasional. Lalu, fokus masalah di awalnya adalah seputar penangkapan Tom Bishop, namun ke belakang justru dijabarkan mulai dari siapa dan rekam jejak Bishop yang berprofesi sebagai mata-mata. Tentu saja kisah masa lalu Bishop ini membuat konflik menjadi lebar semakin menjauh dari fokus konflik sederhananya, membebaskan Bishop. Yang paling berkesan disini oomatis hanya sebagaian kecil, yaitu momen detik-detik Dinner Out-nya saja. Sepertinya misi tersebut menjadi obat kaca untuk melihat jelas inti permasalahannya. Spy Game (2001)

Inspirasi dari Curtis Jackson

Bila dari sudut film, lebih terasa seperti dokumentasi singkat biografi sendiri oleh 50Cent. Pendapat penulis, mungkin akan lebih terasa kuat bila divisualkan seperti layaknya dokumenter minus visualisasi kartun-nya seperti di Get Rich or Die Tryin' . Lebih menarik bila mereka yang pernah dekat ikut memberi testimoni seputar 50Cent. Kemudian ditambah rekaman asli di atas panggung, studio, atau juga video clip. Akan jauh lebih menarik lagi, bila Dre ikut memberi testimoni. Jauh lebih menarik lagi, bila Eminem ikut ber-testimoni dan diberi porsi sedikit lebih luas. Bagaimanapun juga, mungkin film ini dapat dijadikan referensi inspirasi kita. Banyak hal positif-tergantung sisi pandang masing-masing- yang bisa dipetik dari film ini. 50Cent, salah satu selebritis kelas dunia yang tak malu mengumbar kehidupan masa lalunya. Tidak mengenal ayah kandungnya, ibunya mengandung dirinya di usia 15 Tahun. Ibunya bertahan hidup dengan menjadi pengedar obat terlarang yang kemudian dii

Selama 28 tahun kisah ini tak bisa diceritakan

Banyak hal menarik dari film garapan Kathryn Bigelow ini. Hollywood membuat cerita tentang kapal perang Rusia, dua negara besar yang pernah "berseberangan". Peace!! Berdasarkan kisah nyata, ini yang menjadi tag penarik minat. Sebelumnya, Denzel Washington berseteru dengan atasannya Gene Hackman , disini merupakan kaca dari film tersebut. Bila di Crimson Tide, fokus cerita ada di dalam kapal selam Amerika yang berseteru dengan Rusia. Pihak Amerika berusaha keras tidak menyerang Rusia demi perdamaian. Begitu pula disini, jauh di seberang konflik dalam kapal selam Alabama, di dalam kapal selam milik Rusia, K-19, juga sedang terjadi konflik panas antara Harrison Ford dan Liam Nesson. Hanya saja konflik yang diangkat memang berbeda. Disini lebih luas. Karena disini konflik yang juga diangkat seputar "kutukan" kepada kapal selam K-19. Bahkan sebelum terkena permukaan air, diceritakan bahwa kapal selam K-19 telah meminta tumbal nyawa dari pekerjanya. Maka ada s

Agen pencari kekasih yang hilang

Film laga yang memakai nama besar Ekin Cheng, Louis Koo, dan si cantik Shu Qi. Namun, fokus utama lebih ke konflik Shu Qi yang disini memainkan 3 karakter berbeda sekaligus. Film ini berjalan ringan meski konfliknya terpecah-pecah. Tentang sebuah agen swasta Bad Boys yang ahli mencari kekasih orang hilang namun para anggotanya sendiri sedang berkonflik dalam urusan cinta masing-masing. Hingga sebuah misi membawa mereka kepada target yang memiliki kloning-an sana-sini. Alur cerita film ini tak terlalu serius. Biasa saja. Ada drama, ada laga, ada sedikit komedi. Ekin kebagian porsi lebih ke komedi. Louis lebih ke porsi lebih serius dalam hubungan cintanya. Porsi pembuktian akting lebih besar diserahkan pada Shu Qi yang bermain sebagai wanita dewasa, wanita hasil kloning-an (berjiwa robot), dan wanita muda kelas biasa. Meski beberapa moment laga dan drama terasa kaku, tapi lumayan menghibur karena hadirnya si cantik Shu Qi yang menggemaskan. For Bad Boys Only (2000) - 6

Kecemburuan seorang Henry

Film ini termasuk salah satu film yang menarik karena menampilkan cerita umum yang berbeda. Bila pemeran utamanya seorang dewasa dalam cerita psikologi thriller itu sudah biasa, dan menariknya disini drama psikologi thriller menampilkan karakter anak-anak. Konsep seperti di film ini dipakai juga dalam The Orphan , namun karakter evil dalam Orphan ternyata hanya fisik semata yang "menyerupai" anak-anak. Bagus. Disini berbeda lagi karena karakter ceritanya memang seorang anak yang berjiwa evil . Menariknya lagi, karakter evil ini diperankan oleh Macaulay Culkin yang melejit lewat Home Alone . Tentu saja, film ini akhirnya menjadi ajang kualitas akting sang Culkin. Karena seperti yang diketahui bahwa Home Alone adalah genre komedi keluarga dan Culkin memerankan seorang anak yang pemberani sekaligus polos menggemaskan. Disini, Culkin memainkan karakter yang berbelok tajam dari bayangan Kevin yang "terlanjur" melekat. Namun, setelah menyimak film ini,

Misteri lantai IV

Akhirnya....dapat juga film ini Film ini merupakan saudara dari film February 29th . Sama-sama horor. Bila harus dipilih sepertinya horor gadis tol lebih cakep. Konsep cerita film ini tidak berat. Horornya biasa saja. Yang berkesan disini adalah misteri yang tertanam di antara lantai apartemen. Forbidden Floor (2006) - 6/10

Kembali ke kegilaan masa sekolah

Film yang bercerita tentang 3 sahabat yang "kecewa" pada status pernikahannya dengan berbagai sudut pandang. Mereka akhirnya mendirikan komunitas seperti layaknya komunitas dalam masa-masa sekolah. Kira-kira seperti itu temanya yang bisa penulis tangkap. Gaya komedinya khas Will Ferrel, kadang ada komedi yang "kasar" vulgar seperti menertawakan gaya populer. Kadang menghibur tetapi juga kadang terdiam tanpa mengerti. Memang komedi gaya Will Ferrell ini kurang cocok sebagai hiburan keluarga apalagi untuk usia labil yang gemar meniru agar dibilang keren gaul. Old School (2003) - 6/10

Perjuangan cinta di bulan madu

Kalau sedang suntuk, banyak pikiran, perlu pelepasan penat, mungkin film ini adalah salah satu jalannya. Menghibur. Ringan. Kocak. Chemistry akting Brittany Murphy dan Kutcher disini terbangun baik dan menyegarkan dengan komedi kawin muda, beda kelas ekonomi, nan kilat. Ingat. Ini hanya hiburan. Bukan kisah nyata atau bermimpi menjadi kisah nyata. Karena cinta bahagia beda kasta disini hanya film. ++Mobil kuning-nya lucu banget Just Married (2003) - 6/10

Dibalik kegagahan seragam penegak hukum

Film ini tidak berat, hanya kurang jelas makna ceritanya. Versi penulis, film ini memotret kehidupan seorang penegak hukum di balik seragam kegagahannya. Bahwa di balik kegagahan seorang penegak hukum ada kehidupan yang rapuh sebagai manusia biasa. Masalah rumah tangga, mentalisme serta kepribadian. Gaya akting serta fisik Woody sebagai trouble cop memang sudah meyakinkan dan pas. Sepanjang film memang fokus ke kegiatan Dave Brown sebagai opiser polisi. Konflik yang diangkat seputar kekerasan serta masa lalu Dave yang memiliki rekam jejak sekaligus pembunuh. Rampart (2011) - 6/10

Kisah suka duka dalam lembar foto

Kesan pertama yang muncul selesai menyimak film ini adalah teduh dan kalem. Pembawaan kualitas akting Robin Williams benar-benar mempengaruhi suasana film. Bersih, rapi, minimalis, tenang. Di jaman serba digital saat ini, film ini tak hilang menariknya. Meski film ini mengangkat kisah yang berkaitan dengan cetak foto analog, namun ditampilkan dalam sebuah gambar yang menarik dan bersih. Rasanya senang sekali melihat supermarket dan tempat cuci cetak foto kuno seperti dalam film ini. Konflik film ini seperti yang ditulis di atas, kalem dan teduh. Tak ada konflik berapi-api. Grafik konflik cerita digulirkan dengan kisah sederhana kemudian menanjak hingga konflik tertinggi kemudian diturunkan perlahan pelan-pelan tenang kembali. Menarik alur ceritanya, menarik visual lokasi ceritanya. One Hour Photo (2002) - 7/10

Katrina yang cantik pada waktunya

Sebuah badai yang dinamai cantik Katrina, meluluhlantakkan sebuah New Orleans di Amerika pada tahun 2005 silam. Di antara reruntuhan dan keterpurukan ada yang berjuang bangkit, diantara mereka adalah sebuah tim basket pelajar John Ehret Patriots. Dari segi film, konsepnya biasa. Konfliknya tentu saja seputar kebangkitan dari keterpurukan. Hanya saja, penampilan Forest Whitaker. Forest bermain lumayan. Tidak terlalu buruk. Namun, penulis bila memilih, lebih menyukai gaya Dwayne di Gridiron Gang . Postur Dwayne seolah memang mendukung atau terlihat seperti atlet football Amerika. Atau juga mungkin tidak harus Forest, tapi Wesley Snipes yang memang "berpengalaman" di dunia basket di White Man Can't Jump . Apalagi, postur dan otot-otot Snipes sepertinya mendukung sebagai karakter pelatih basket yang pernah bermain basket. Atau juga akan lebih "kuat" bila memasang Jamie Foxx sebagai pelatih dengan karakter yang berapi-api di Jarhead atau karakter le

Pertunjukan dari Skull Island

Ini adalah film yang masih saudara dari film Mighty Joe Young . Hanya bila dari segi nilai film ini masih lebih baik menurut penulis. Lebih kuat dan lebih menarik meski durasinya sungguh melelahkan. Panjangnya durasi ternyata tidak jatuh dalam konteks negatif, meski harus bersabar terlebih dulu menikmati inti cerita. Inti cerita dipendam cukup dalam hingga acara ritual persembahan. Poin lebih film ini ada pada gabungan rasa di dalamnya. Tak hany sebatas ketakjuban manusia melihat ukuran gorilla, melainkan ada drama kehidupan, drama percintaan, drama ambisi, dipadu dengan citarasa kehalusan animasi yang luar biasa. Dibandingkan dengan Joe Young, durasi film ini lebih panjang tentunya. Tidak perlu nama untuk gorilla-nya. Kualitas drama chemistry antara karakter wanita dan gorilla lebih manis lebih luwe lebih natural disini. Gaya gorilla-nya lebih natural disini, karena tidak ber-dramatisasi. Campuran dramanya disini lebih bervariasi, sutradara berambisi demi karir, penuli

Teka-teki Hannibal Lecter memburu serial killer

Seri pertama dari kisah Hannibal The Cannibal Lecter. Bila disimak, yang menarik disini adalah gaya dingin Anthony Hopkins. Sedangkan lawan mainnya, Jodie Foster, biasa saja. Kalau dari segi plot cerita, buat penulis, terasa berat mengurai setiap dialog yang diberikan lewat karakter Hannibal. Seolah membaca teka-teki, terutama yang diberikan kepada Starling (Jodie F). Konfliknya sendiri, juga terasa terlalu berliku. Kurang simple. Sulit untuk dicerna tanpa konsentrasi tinggi memetakan karakter-karakter dan peranannya dalam memburu serial killer Buffalo Bill. Yang paling menarik adalah momen ketika Hannibal beraksi melarikan diri. Momen ini berhasil menipu. Kejutannya bagus. The Silence Of The Lambs (1991) - 6/10

Melainkan kita yang harus belajar dari Radio

Bicara soal film, paling menonjol memang kualitas akting Cuba Gooding Jr. Dari aktingnya mungkin kita yang belum mengenal sosok Radio akan bisa meraba bagaimana sosok nyata Radio. Chemistry antara Ed Harris sebagai pelatih tim football, Harold Jones, dan Cuba terbangun dengan apik. Namun, untuk alur ceritanya, terasa terlalu cepat. Rangkaian momen satu ke momen yang lain kurang begitu kuat. Bagaimana atau apa perjuangan Radio, kurang begitu bisa ditampilkan sebagus akting Cuba. Semua berjalan "tiba-tiba" Radio sudah berada di tim, tidak ada cerita diskriminasi yang "kuat", tidak ada cerita perjuangan yang hebat. Bicara soal pesan inspirasi tentu saja film ini menyimpan pesan yang dalam untuk direnungkan, bila bisa. Karena bukan Radio yang harus belajar melainkan dari sosok Radio, kita akan dibelajarkan pada sebuah sosok yang tulus apa adanya. Mencintai sesama manusia tanpa memandang siapa atau mengapa. Film ini menyindir, mengajak kita merenungkan denga

The final goal of revolution isn't death but to change fate

Film ini seperti mendengarkan lagu yang tidak dalam kapasitas easy listening namun bagus. Hanya perlu lebih dari dua kali untuk "mendapatkan" inti-nya. Dalam film sejarah kali ini ada dua sisi yang timbul, yaitu berat dan ringan. Karena menikmati film yang berdasarkan sejarah kejadian nyata, sepertinya akan lebih mudah mencerna bila meresapi sisi sejarahnya terlebih dahulu. Selain itu yang memberatkan di film ini adalah banyak sekali karakter yang dimunculkan hingga seperti yang awam ini agak kesulitan "mengejar" jalan cerita. Disini penulis mengambil sudut yang mudah yang sebisanya penulis tangkap. Film ini menggambarkan suasana revolusi rakyat China atas sistem kerajaan selama ini. Dan pada saat revolusi terjadi, kerajaan saat itu adalah dinasti Qing. Dari pihak revolusioner ada dua karakter yang cukup berpengaruh namun memiliki fungsi yang berbeda dalam upaya melawan kolonialisme kerajaan Qing, yaitu Sun Yat Sen dan Keqiang. Sun Yat Sen, berjuang

Ide menghilangkan kotoran

Lho, nilainya ternyata rendah di imdb. Wajar saja sepertinya dan penulis sependapat kali ini karena memang film ini gagal menonjok dari segi komedinya. Biarpun memasang nama Ben Stiller dan duet dengan Jack Black, namun masih kurang powerfull . Alur ceritanya pun kurang kuat. Apalagi tema yang diangkat seputar penemuan di bisnis kotoran hewan (beruntung masih hewan, bukan manusia). Konfliknya biasa saja. Namun, meski film berjalan dengan biasa, ada pesan yang tersembunyi bila dipandang dengan sudut lain yaitu tentang kewirausahaan. Dimana, film ini mencoba memberi pesan bahwa kadang sekilat ide bila diolah dengan baik bisa menjadi bisnis jutaan uang. Dan ide bisnis itu bisa darimana saja tanpa kita sadari. Kita hanya perlu melihat dan merealisasikan. Jangan meremehkan ide yang mungkin terlihat remeh atau gila sekalipun. Bila sudah jatuh gagal bangkrut, mari coba lagi. Paling suka dari film ini adalah ide bisnis Flan Saku. Makanan (jelly) dikemas dalam packing layaknya

Ada yang mengerikan di dalam tubuh Regan Teresa MacNeil

Sebuah film horor yang sangat lawas, bahkan saat film ini tercipta, penulis belum terlahir. Hebatnya, meski beberapa kali sudah menyimaknya, sekali lagi malam ini kembali menyimak, masih saja bulu kaki tangan leher beberapa kali berdiri kemudian bergerak seperti terhembus angin dingin. Paling terkesan dengan akting Linda Blair. Kualitas make-up nya tak mampu menutupi gaya Linda, karena bagaimanapun juga bagusnya atau sempurnanya make-up horor tanpa dibantu kualitas akting mumpuni juga akan percuma, contohnya film di lokal-an sini saja banyak. Sebenarnya konfliknya biasa mungkin juga sepele, ada yang tak beres sehabis bermain papan Ouija. Kemudian dikembangkan dengan horor yang kuat. Tak banyak aksi karena fokus di dalam satu ruangan dan satu tubuh yaitu Regan. Mungkin masalah fokus itulah yang membuat karakter horor film ini cukup kuat. Kualitas horor. Horornya sebenarnya biasa. Masih mengandalkan kekuatan make-up. Minim pemakaian teknologi, paling terasa pemakaian tek

Irama hidup yang berbeda di Afrika

Yang membuat penasaran adalah kata-kata based true story . Berdasarkan kisah nyata yang merupakan jenis genre film favorit. Namun sayangnya, alur cerita terasa seperti dipaksa memasukkan cerita hidup Kuki yang panjang berliku ke dalam durasi film yang terbatas. Pergantian momen cerita juga terasa cepat dan "tiba-tiba". Kaku. Alhasil, ruang konflik yang ditampilkan hanya berjalan cepat dan memiliki cabang kemana-mana. Mulai dari konflik personal, konflik rumah tangga, konflik perburuan liar. Semua tertampilkan namun tak membangun minat lebih dalam lagi. I Dreamed of Africa (2000) - 5/10

Polisi kota selebritis

Setelah menyimak Starsky And Hutch tempo hari, sekarang ada film dengan gaya sepasang detektif yang temanya fun. Tidak terlalu serius. Disini yang menjadi daya tarik adalah nama besar Harrison Ford sebagai detektif senior Gavilan dan Josh Harnett sebagai detektif junior Calden. Mereka ber-partner. Penampilan Ford dan Harnett disini dihiasi komedi ringan. Sebagai polisi mereka disibukkan oleh kepentingan konflik personal masing-masing alias menyambi. Gavilan sebagai detetif menyambi pekerjaan sebagai broker real estate , sebalinya Calden menyambi sebagai aktor teater dan pengajar senam seks. Konfliknya biasa. Sedikit rumit berbelit-belit. Komedinya cukup. Lumayan. Ford dan Harnett cukup kompak. Overall menghibur. Gaya film santai. Hollywood Homicide (2003) - 6/10

Kehilangan kepercayaan

Andalan film ini adalah alur ceritanya yang telikung-menelikung. Konsepnya lumayan rumit seperti halnya program komputer. Jalan cerita fokus ke A ternyata salah melainkan ke B, beralih ke B ternyata tak jadi ke C, berjalan lagi ternyata jadi D. Dan sepanjang film berjalan dengan konflik seperti itu untuk memainkan emosi penonton. Cukup bagus sebenarnya. Apalagi ada Al Pacino duet dengan Colin Farrell yang tak perlu diragukan lagi kualitas akting mereka. Sayang, ending-nya kurang mantab. Meski diusahakan sebagai kejutan, namun kurang memukul mantab ke dalam emosi. Terasa biasa saja "pengakhiran"-nya. The Recruit (2003) - 6/10

Tugas dan dilema malaikat pencabut nyawa

Sebuah drama fantasi psikologi. Temanya bernuansa supranatural tentang malaikat pencabut nyawa hanya saja diolah dengan rasa yang tidak horor melainkan cerah juga ada sedikit humor. Tugas malaikat pun memakai PDA yang diposting melalui teks bahkan email. Psikologi. Konfliknya dibuat menjadi dilema tersendiri karena malaikat pencabut nyawa ini juga "tampil" sebagai manusia punya kehidupan serta perasaan manusia biasa. Para malaikat ini juga alumni manusia yang dulunya punya keluarga yang amsih hidup dan tentunya masih mengalami masalah manusia hidup. Konfliknya biasa. Tidak bagus juga tidak terlalu menjenuhkan. Fantasinya tentang malaikat yang menarik bagi penulis. Mengajak merenung. Dead Like Me (2009) - 6/10

Ketika upaya penjajahan datang dari planet robot

Dibandingkan dengan pertama dan kedua , di seri ini terasa grafik memikatnya menurun. Alur dan isi ceritanya lebih berat dan konflik yang jauh lebih rumit. Terlalu berbelit kurang sederhana dibandingkan dengan yang pertama. Permainan memikat disini masih mengandalkan teknik visual animasi yang megah gagah. Tampilan kota yang seperti dibuat "mainan" dibuat porak poranda dilibas para robot dari luar planet ini. Penampilan LeBouf pun sedikit bergeser tidak lagi no-no-no-no melainkan teriakan histeris. The hottie Megan Fox juga sudah tidak ada. Keseluruhan hanya menikmati kehebatan dan kemegahan animasinya. Transformer 3 : Dark Of The Moon (2011) - 6/10

Persaudaraan dalam kolam renang

Film Korea kali ini sempat mengecoh penulis awalnya. Karena dari judulnya seperti berkesan bakal ada kisah cerita misteri atau thriller . Namun, ternyata keliru. Drama. Tepatnya drama olah raga. Dan, olahraga yang diangkat adalah kolam renang. Konflik dalam film ini berkonsep sederhana saja. Umum. Di bagian beranda muncul warna cerah, perkenalan antar karakter, lalu dihancurkan pelan kemudian berganti dengan dramatisasi yang dimanipulsi memainkan emosi penoton dengan momen mengharu biru. Konflik dalam film ini juga terasa dibuat panjang. Bertele-tele. Tak hanya soal kolam namun juga ditambah dengan persaingan, solidaritas, dan percintaan pastinya. Belum lagi alur ceritanya juga ditambah dengan musikal sayang lagunya kurang easy listening . Yang kurang berkesan dari drama Korea akhir-akhir belakangan ini adalah beraroma dunia anak boyband. No Breathing (2013) - 6/10

Male Modelling

Kali ini mencoba menyimak film Ben Stiller dimana Ben sendiri yang duduk di kursi director film ini. Lumayan, cukup menghibur. Komedi tentang model fashion laki-laki. Komedinya menggunakan gaya kekonyolan atraksi gaya berlebihan meniru model catwalk , fashion warna-warni, dan kadang memakai konsep komedi kedangkalan karakter seperti momen protes miniatur. Alur ceritanya sederhana tidak berat dengan iringan lagu-lagu yang cukup easy listening , beberapa merupakan lagu lawas yang sudah membumi. Sekali lagi di film ini juga merupakan kerjasama antara Owen Wilson-Ben Stiller sama seperti di Starsky dan Hutch , disini karakter Owen duet dengan karakter Ben melawan kejahatan Mugatu. Selain lagu, disini hiasan para guest star juga cukup menonjol, Cuba Gooding, lenny Kravits, Will Ferrell, Milla Jovovich, Donald Trump, Victoria Beckham, David Bowie, hingga Fred Dust. Terakhir, seperti di ending film ini, sebuah dialog Melayu diucapkan oleh Ben Stiller, "sama-sama,

Nakalnya remaja di jaman milenia

Film ini sederhana saja. Konfliknya "mudah" dan ringan dicerna karena tidak terlalu rumit karena tidak ada rahasia yang disimpan. Pembalasan dendam. Meski semua kartu dibuka namun masih enak diikuti, setidaknya bisa cukup menimbulkan ketegangan tersendiri sembari menunggu kapan bertemunya kedua tersangka utama. Pesan moral dari film ini mungkin ingin mengingatkan bahwa di jaman modern seperti sekarang ini berbeda dengan lagu When The Children Cry milik White Lion. Karena bila melirik dari film ini sepertinya para orang tua yang harus membereskan apa yang telah "dibangun" oleh anak-anak. Seperti disini, orang tua bekerja demi anak, anak mereka justru terlena dunia internet dengan cara membuat video dewasa yang tak profesional. Broken (2014) - 6/10

Polisi korup di Chinatown

Selain dua favorit penulis aktor dari daratan Asia yang berhasil menembus Hollywood, Jackie Chan dan Jet Li, ada satu lagi yang sebelumnya bahkan menembus Hollywood yaitu Chow Yun Fat. Penulis kurang begitu merekam jejak Chow selama di Hongkong kecuali film God Of Gamblers yang dulu pernah sukses. Lainnya, kurang begitu paham. Dan, sekali lagi, aktor Asia mempunyai ciri khas tersendiri dalam membentuk karakternya. Bila Jackie dan Li memilih untuk berkarir di bidang ahli adu kungfu wushu, maka Chow sejauh yang penulis tahu lebih ke aksi laga tembak-menembak. Atau boleh dikatakan lebih pas dengan karakter fisiknya yang tinggi besar. Dan, salah satu ciri khas Chow adalah babyface killer -nya yaitu bermain di area laga dengan wajah yang "tak laga". Salah satu ciri yang sering penulis temui saat Hollywood memajang bintang Asia sebagai aktor utama adalah konsep ceritanya yang "memaksa" aroma chinese. Disini fokus cerita ada pada geng Chinatown di New York.