Skip to main content

Posts

Everyone is kungfu fighter

That's nice.... Film ketiga dari seri KungFu Panda. Untuk seri ketiga ini, pendapat Movielitas masih tetap keren. Tapi, Movielitas lebih prioritas tentang teknologi dan pesan moral di dalam film ini. Karena dari sisi alur cerita, Movielitas lebih memilih Kungfu Panda seri original atau perdana-nya. Disini terasa lebih kompleks dan lebih imajinatif dengan penambahan karakter Kai, Li (ayah kandung Po), dan banyak lagi dari kampoeng Panda. Inti masalah dari petualangan Po sebagai Dragon Warrior disini kurang lebih juga "kembali" ke selera asal (seri pertama). Ada kemunculan Oogway sang guru besar yang bijak. Lagi-lagi, Po mengalami krisis gagal paham dan krisis percaya diri ketika didapuk untuk mengajarkan kungfu. Dari kualitas humor, lumayan menghibur dengan tingkah pola sosok panda yang menggemaskan kemudian ditambah bumbu humor lainnya dari sekampung panda yang senada seperti Po. Soal teknologi. Speechless . Awesome . Luar biasa. Halus. Teduh.

Mitos reinkarnasi cinta

Film ini adalah film milik Jackie Chan yang masuk dalam kategori berat dari segi cerita. Jarang terjadi, umumnya gaya film Jackie rasanya ringan gampang dicerna. Ada lebih dari dua kali mencoba menyimak film ini, jatuh-jatuhnya memang berat. Mungkin karena faktor ada dua kisah yang dijalankan secara bergantian dalam satu film. Disini Jackie berperan sebagai Jack seorang arkeolog yang mempunyai misi mencari barang kuno yang dipercaya memiliki "kekuatan" untuk dieksploitasi di jaman modern. Di sela-sela fungsinya sebagai arkeolog, Jack mengalami penglihatan mimpi seputar jati dirinya pada masa lalu sebagai Jenderal Meng Yi. Akhirnya film berjalan dinamis dengan gaya ganti-ganti setting waktu. Jaman kerajaan berpindah ke jaman modern, berpindah lagi ke jaman kerajaan, lalu balik lagi ke modern. Yang paling berat untuk Movielitas adalah apa yang dipermasalahkan dalam kisah seputar kehidupan sang Jenderal Meng Yi, karena rasanya sulit mengenali karakter dengan paka

Penilaian yang keliru ke tetangga

Film yang kurang lebih se-lini dengan gaya Disturbia . Akibat terlalu ingin tahu urusan tetangga, akhirnya jadi runyam sendiri. Bedanya, pihak "lakon" disini tidak sepenuhnya karakter baik. Namun, rasa penasarannya terhadap perilaku tetangga rumah, berakibat fatal. Keseluruhan, film yang menampilkan drama kriminal dengan gaya standard saja. Tidak terlalu rumit dalam menyajikan konflik. The Neighbor (2016) - 6/10

Prank Gone Wrong

Film yang berat tapi menarik. Based on true events . Ini menarik-nya. Menceritakan tentang eksperimen nyata, yang berbuntut keliru. Yang memberatkan adalah sulitnya menemukan maksud dan tujuan eksperimen yang dilakukan oleh seorang profesor di kampus Stanford ini. ***Setidaknya kesulitan ini untuk Movielitas. Versi Movielitas, eksperimen yang dilakukan ini memang di luar zona umum. Melemparkan "lowongan kerja" bermain simulasi penjara dengan upah 15 Dollar per hari sebagai tahanan dan sipir. Bila diruntun akhirnya ditemukan sederhana akar masalahnya, yaitu mengapa ada orang yang bersedia dijadikan kelinci percobaan untuk dipenjara tanpa sebuah kasus hukum dan tanpa didampingi pengacara. Jawabannya adalah uang. Demi uang, rela melakukan apapun dan menjadi apapun. Tapi, tetap ada hal yang bisa dijadikan pelajaran dari kisah eksperimen oleh Prof.Philip Zimbardo ini yaitu tentang jenis-jenis psikologi manusia. Ada jenis superior, ketika diberi kewenangan berla

Tak akan lari melawan sekawanan tamu liar

Film genre ini paling ringan ditonton. Tidak terlalu rumit. Simple. Dari awal, sudah "diberitahu", pihak mana yang berdiri sebagai lakon, dan mana yang berdiri sebagai musuh. Dan seperti terlihat di poster pun, juga sudah dapat ditebak siapa musuhnya. Alhasil, hanya menunggu kapan dan seperti apa gaya horor survival yang menampilkan keluarga kecil hidup di tengah hutan dan mendapatkan sekawanan "tamu" liar. Dan, tidak ada kejutan twist . Bisa ditebak, arah sekaligus endingnya. Yang menarik perhatian buat penulis adalah alam pemandangannya . Australia. Keren . Membayangkan hidup seperti keluarga kecil di film ini, di satu sisi memang "menyiksa", apabila tanpa jaringan sinyal komunikasi, listrik, air, parahnya lagi tidak ada toko kelontong yang menjual rokok. Seramnya, apabila ada "tamu" liar seperti di dalam cerita. Di sisi lain, pasti mengagumkan. Menyegarkan mata dan pikiran. Bebas polusi dan hiruk pikuk suara bising knalpot

Look Who's Back

Film dari negara Jerman yang beraliran komedi. Komedi yang diangkat adalah seputar tokoh yang dulu pernah berkuasa dan ditakuti, Adolf Hitler, tiba-tiba terbangun di sebuah taman pada tahun 2014. Film ini memiliki rating menarik, hanya saja bukan selera penulis. Terutama pada alur ceritanya. Sesi awal, saat pertama kehadiran dan kebingungan Hitler berada di era 2014, memang terasa kocak. Tapi, semakin ke dalam semakin datar. Mungkin karena faktor topik bahasannya adalah seputar pemikiran politik Hitler. Hitler disini digambarkan menjadi viral setelah salah seorang jurnalis meng-upload video ke website "ala" Youtube dan ditonton jutaan pemirsa. Lalu, sosok Hitler disini berubah menjadi artis televisi. Konflik Hitler Modern yang diangkat menjadi tercampur dengan konflik jurnalis. Keseluruhan, menarik di awal saja . Er Ist Wieder Da (2015) - 6/10

Menjemput impian menggapai awan

Banyak yang menarik dari kisah dalam film garapan sutradara Robert Zemeckis ini. Yang utama, kisah yang diangkat adalah kisah nyata akrobatik yang terjadi pada tahun 1974, tepatnya di pembangunan menara World Trade Center, Philippe Petit melancarkan aksi "kudeta" dengan berjalan dari menara 1 WTC ke menara 2. Dan Philippe melakukan aksinya di atas kawat di puncak menara. Gaya ceritanya unik. Santai dengan teknologi visual berkelas. Gaya pergerakan kamera dan pengambilan gambarnya juga bagus sekali. Keren. Sekilas musik score-nya seperti Ocean Eleven ... Disini berlaku hukum alam, journey is everything not destination . Berakrobatik di antara 2 gedung tinggi, entah dengan ijin resmi ataupun tidak, tentu sudah pasti menegangkan. Namun, justru poin yang menonjol atau porsi cerita terbesar di film ini adalah perjalanan Philipe menuju "kudeta"-nya. Dan, akrobatik ala Philippe Petit ini dilakukan tanpa ijin resmi atau ilegal. Banyak hal yang ingin disampa