Skip to main content

Perubahan dalam hidup yang sulit diterima


Speechless

Paling tidak ada dua kali titik cerita dalam film ini yang menusuk. Pertama, Danny Danny dan Danny. Nama ini disebut-sebut di bagian awal tanpa penjelasan banyak siapa. Namun, dengan kekuatan akting Nicole Kidman, tergambar jelas bahwa karakter Becca yang dibawakannya adalah karakter seorang ibu yang sedang berduka dalam dan belum dapat menerima kenyataan.

Danny pula lah, yang akhirnya membuat konflik dalam film ini sangat tajam. Lagi-lagi semua karena kualitas akting. Tidak hanya Nicole yang bermain apik, chemistry antara Nicole - Diane West sebagai ibunya juga terjalin baik. Konflik yang mereka munculkan sangat kental dan kualitas akting bijak soft Diane sangat memikat. Nicole - Aaron Eckhart juga terasa maksimal memunculkan "keretakan" yang sangat dalam sebagai pasangan suami-istri muda yang masih belum bisa menerima perubahan karena Danny.

Poin kedua yang sangat memikat dari film ini adalah muncul karakter baru, Jason. Diperankan oleh Miles Teller yang justru penulis tahu dari film Project X. Awalnya, chemistry Becca - Jason terasa mengambang. Meraba dan menebak apa atau cerita apa yang dimunculkan melalui karakter Jason ini. Dan sebuah kalimat dialog Jason , "Dan.....Anjingnya tiba-tiba muncul dengan cepat..." Terasa emosional sekali.

Lingkaran cerita di film ini memang unik. Bila bukan karena akting mungkin sisi emosional kisah Danny atau Jason tidak akan termunculkan dengan baik. Justru disini ditampilkan dengan cerdas, dimana tema kehilangan tidak harus dimunculkan gamblang dengan adegan dramatis berdarah atau teriakan histeris. Tapi dengan melalui kisah "setelah tragedi" dan alur cerita serta akting para pendukungnya yang sangat rapi berkualitas tinggi membawa kisah Rabbit Hole menjadi sangat menarik. Love it.

Rabbit Hole (2010) - 8/10

Popular posts from this blog

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Dewa Judi

Salah satu film klasik Hongkong yang paling berkesan. Bagaimana tidak berkesan, karena film ini pertama kali penulis tonton saat masih Sekolah Dasar. Dan, langsung terpikat sekaligus tak lupa meniru gaya cool Dewa Judi. Salah duanya, bermain kartu ala poker meski tak tahu aturan resminya, pokoknya 2 kartu tertutup lalu dibuka pelan pelan pelan sekali. Tak lupa gaya makan coklatnya, yang alhasil langsung batuk-batuk akibat kebanyakan coklat. Rambut? Sayang tak bisa menirunya. Apa saja yang berkesan dari film lawas ini? Segudang momen berkesan dari sini. Mulai Chow Yun Fat, pasti. Karena karakter Chun Dewa Judi ini melekat pada diri Chow Yun Fat, bahkan saat Chow bermain untuk Hollywood bersama Mark Wahlberg, masih sempat menyelipkan karakter Dewa Judi. Cool, calm, confident , selalu tersenyum, menghabiskan banyak minyak rambut. Andy Lau. Ya, film ini juga dibintangi Andy Lau yang bermain dengan gaya kocak. Dan memang konflik film ini lebih mengarah ke komedi aksi.

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

Jangan pernah mencuri

Wow....this is cool movie . Dan, Movielitas pun terkecoh. Awalnya mengira akan ada sajian horor (dunia lain) standard namun ternyata di luar dugaan. Tidak heran ketika menyaksikan hingga detik tamat cerita, ada nama Sam Riami di balik layar. Film ini "hanya" menampilkan kisah pencurian oleh dua pria dan satu wanita. Keputusan untuk merampok rumah sasaran adalah karena tidak ada "kehidupan" di sekitar rumah target dan sang pemilik rumah adalah "hanya" seorang lelaki tua dan buta yang tinggal bersama anjingnya. Yang terjadi berikutnya adalah ketegangan demi ketegangan. Dan disitulah poin menariknya. Film ini ternyata bernada seperti horor-thriller standard Hollywood yang umunya bermain simple. Karakter lelaki tua yang harusnya menjadi korban pencurian malah secara mengejutkan berubah menjadi poros teror. Keseluruhan, film ini berbeda. Meski alur ceritanya bisa dibilang sangat sangat sederhana sekali namun punya kesegaran dalam menampilkan

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang

Gairah hidup Lucia

Mungkin memang dasarnya sedang false on mood dan diperparah dengan keberadaan subtitle serta bahasa yang dipakai, penulis kurang bisa menikmati drama eksotis ini. Yang bisa penulis resapi adalah film ini berkisah tentang seorang wanita cantik yang jatuh hati kepada seorang penulis. Sejak itu, cerita menjadi rangkaian pecahan demi pecahan yang tersebar dan harus dipungut kemudian dipasangkan. Sulit. Penulis mulai "ketinggalan" laju cerita, antara kisah cinta Lucia dan Lorenzo, kemudian berlanjut ke drama Lucia yang ditinggal pergi. Flashback ke masa-masa erotis Lucia bersama Lorenzo, semakin sulit diikuti terlebih lagi memasuki babak drama depresi Lorenzo yang membangun kisah roman dalam tulisannya. Kalau dari sisi erotisnya, cukup membakar gairah dan bukan untuk kalangan bocah. Namun kalau dari sisi dramanya meski direspon positif oleh banyak pihak, bagi penulis masih kurang bisa dinikmati secara ringan. Perlu ekstra mengikuti serta meresapi. Tinggal pilih

Demi uang dan demi nyawa

Formula ceritanya sederhana saja. Durasi kurang lebih 90 menitan dibagi dua babak besar. Babak separuh durasi total dibuat untuk memanjakan visual erotis eksotis prostitusi seksi ala Australia, separuhnya lagi dibuat campuran crime story tapi tetap memasang bumbu seksi. Dari sisi vulgarnya memang cukup berani namun masih dalam taraf soft . Tetap beberapa tampilannya bukan untuk konsumsi di bawah umur atau masih berjiwa labil. Ketika sedang menjual cinta murni sejati abadi, Shay dan Holly menjadi saksi pembunuhan. Dikejar. Tema ceritanya sendiri juga biasa. Tidak istimewa atau berbeda. Standard. Erotic crime story. Hanya saja Shay disini memang manis dan imut. X (2011) - 6/10

Jagoan gangster insaf

Ini merupakan salah satu film keren masa kuliah dulu. Maklum, jaman darah masih muda. Dan, penampilan Ekin Cheng kala itu juga terbilang keren. Memang, laga di sini tak memakai gaya kungfu atau komputerisasi melainkan gaya tarung gang jalanan, tapi justru disitu letak ke-keren-annya. Paling berkesan dari film ini selain gaya cool Ekin Cheng, juga momen solidaritas gangster. Salah satunya ketika karakter A Long (Ekin) menghajar dua pemuda, tak lama berselang muncul serangan balasan dari gangster sebelah. Tak perlu dikomando, puluhan orang bersenjata tongkat muncul di belakang A Long. Goodbye Mr.Cool (2001) - 6/10  

Agen pencari kekasih yang hilang

Film laga yang memakai nama besar Ekin Cheng, Louis Koo, dan si cantik Shu Qi. Namun, fokus utama lebih ke konflik Shu Qi yang disini memainkan 3 karakter berbeda sekaligus. Film ini berjalan ringan meski konfliknya terpecah-pecah. Tentang sebuah agen swasta Bad Boys yang ahli mencari kekasih orang hilang namun para anggotanya sendiri sedang berkonflik dalam urusan cinta masing-masing. Hingga sebuah misi membawa mereka kepada target yang memiliki kloning-an sana-sini. Alur cerita film ini tak terlalu serius. Biasa saja. Ada drama, ada laga, ada sedikit komedi. Ekin kebagian porsi lebih ke komedi. Louis lebih ke porsi lebih serius dalam hubungan cintanya. Porsi pembuktian akting lebih besar diserahkan pada Shu Qi yang bermain sebagai wanita dewasa, wanita hasil kloning-an (berjiwa robot), dan wanita muda kelas biasa. Meski beberapa moment laga dan drama terasa kaku, tapi lumayan menghibur karena hadirnya si cantik Shu Qi yang menggemaskan. For Bad Boys Only (2000) - 6