Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2014

The Orchid Warrior

Setelah Angelina Jolie lalu ke Saoirse Ronan sekarang dengan Zoe Zaldana yang digandeng Luc Besson dengan Colombiana. Seorang gadis kecil berusia 9 tahun menyaksikan keluarganya dibantai oleh gembong penjahat, Don Luis. Dengan bekal password memori card, gadis cilik itu transmigrasi ke Amerika dan dilatih untuk menjadi beautiful killer . Gaya Luc Besson yang terlihat menonjol disini hanya aksi laganya. Aksi laga yang diolah cukup keren hanya penempatan laga dalam alur cerita terasa renggang tidak padat rapat membuat kesan film laga menjadi kabur. Sedangkan jalan cerita sendiri berlangsung seperti berjalan dengan gigi satu. Lambat. Membuat jenuh. Terlalu kental dengan unsur drama. Akting para karakter juga terasa biasa saja tidak dapat menciptakan feel yang kuat. Banyaknya target yang diburu menjadi film ini kurang fokus padahal inti perjalanan Cataleya adalah hanya menuju Don Luis. Setelah marathon dalam koleksi pribadi 3 aksi film tentang wanita terampil tangkas ful

Kacau di angkasa

Sehabis kerja menonton film ini ada lajur kemungkinan. Membunuh amnesia atau semakin membakar suntuk. Mereka remaja berlima melakukan travelling menggunakan pesawat pribadi. Di tengah ketinggian mendadak cuaca buruk mengepung dan turbulence. Ceritanya membunuh mood. Tapi pilot cantik. Unik menyegarkan mata. Tapi kebanyakan ambil gambar secara kaku. Suasana berada di kapal terbang tidak terasa. Yang terasa adalah seperti di dalam mobil tanpa tujuan. Banyak titik yang membunuh mood. Bencana kurang terlihat natural. Kesan yang ingin dibangun seperti thriller dengan gaya falling one by one . Namun dicampur dengan horor misteri siapa yang mengeram di luar sana. Campur aduk. Konflik dibangun juga dengan campuran antara ingin selamat juga konflik remaja dengan emosi meledak-ledak seputar beda pendapat. Lainnya, the comic? Semua telah tertulis di buku komik? Gurita? Sembari menjadi pilot masih sempat menangis meninggalkan ruang pilot. Dan mengusir awan dengan kiss ala Rome

Little town with big shocking secrets

Seekor lumba-lumba berenang mendekat. Berhasil melalui jaring yang dipasang. Berenang dengan susah payah. Sedangkan darah terus mengalir di belakangnya. Dokumenter yang telah menyabet penghargaan bergengsi di arena bergengsi pula. Sebuah dokumenter fakta yang sangat kuat menyobek rahasia yang mungkin belum banyak diketahui dunia (setidaknya penulis juga baru mengetahui) Adalah Ric O'Barry yang juga mantan punggawa serial Flipper juga seorang pecinta lumba-lumba berusaha mengabarkan kepada dunia bahwa ada sebuah rahasia besar yang terjadi di sebuah teluk kecil di kota yang kecil di Jepang, kota itu Taiji. Penulis terpukau pada banyak kenyataan yang dipaparkan di dokumenter ini. Sangat berani dalam memberitakan fakta berdarah. Dengan diawali perkenalan siapa Ric dan kontroversinya sebagai aktivis pecinta lumba-lumba, film ini kemudian berbelok menusuk dengan fakta konflik yang dihadapi oleh para pembuat film ini. Perlawanan keras dilakukan oleh pemerintah daerah, po

Eden Lake yang tak seindah Eden

Sepasang kekasih melakukan liburan di daerah Eden Lake yang jauh dari keramaian kota. Sayangnya, daerah yang mereka kunjungi bukanlah daerah yang ramah. Sederhana saja. Dengan 3 kunci film ini dimainkan dengan alur cerita tidak lamban. Diawali dengan nuansa kemesraan ini....lalu terjadi gesekan konflik dan escape and try to survive . Cukup keras dalam visual kekerasannya. Menonjok dan sakit. Yang membuat film ini menonjok adalah karakter villain-nya yang masih seumuran remaja belia. Tentu saja penulis harus mengagumi akting para teenagers yang cukup natural karena mereka yang membakar cerita dalam film ini. Terutama karakter Brett. Dari sisi konflik ditata dengan tingkatan yang menanjak mulai konflik sepele hingga melebar kriminal. Alhasil, ketegangan yang ditampilkan dapat terasa feel -nya. Eden Lake (2008) 7/10

7 dosa yang dimatikan

Film ini akan selalu menjadi kenangan. Perjuangannya mendapatkan film ini sangat luar biasa. Bergerilya dari satu rental ke rental lainnya dari satu warnet ke warnet lain. Hasilnya? Setimpal. Benar-benar dua jempol untuk film David Fincher ini. Luar biasa. Berkisah tentang misteri pembunuhan yang memakai simbol berantai. Kasus ini ditangani oleh pasangan detektif senior-junior. Sommerset sebagai detektif senior yang mendekati pensiun dan David Mills sebagai calon penggantinya. Kasus pembunuh "7 dosa" ini tak hanya menunda pensiun Sommerset tapi juga menunda kebahagiaan Mills. Yang penulis rasakan ketika menyimak film ini adalah kedalaman cerita misterinya mampu menggiring emosi. 1 korban, 2 korban, terisyaratkan bakal ada 7 pembunuhan. Ketika terfokus pada petualangan teka-teki dari perpindahan satu TKP ke TKP berikutnya, ternyata sang pembunuh pernah dekat. Tak berhenti disitu, lagi-lagi " twist " cerita juga terjadi di 2 mayat sebagai pelengkap 7 dosa

The Godfocker

Entah apa dimaksudkan dengan Little Fockers disini. Anak-anak Focker atau keluarga kecil Focker. Semua tidak. Masih tentang kesalahpahaman antara Jack dan Greg. Disini malah terlihat seperti drama biasa tentang salah memahami dan mencurigai. Kerangka cerita terlihat biasa. Komedinya tidak sekuat Meet The Parents ataupun The Fockers bahkan beberapa scene terasa dipaksakan. Sayang, di seri ketiga kurang begitu berkesan lagi. Little Fockers (2010) - 6/10

Kisah dalam sebuah peradaban yang pernah ada

Apa yang berkesan dari film ini? Mel Gibson. Karyanya kali ini luar biasa. Rudy Youngblood (yang sekilas mirip Ronaldinho) aktingnya cukup menawan. Detail. Ini adalah poin yang paling menonjol. Dunia primitif ditampilkan dengan detail yang rapi dan sangat halus. Tidak asal-asalan. Tampak film ini dikerjakan oleh tenaga profesional secara profesional. Mulai dari akting para primitif yang terkesan natural, bahasa, kostum dan pernak-pernik hiasan wajah tubuh hingga lokasi. Pengambilan gambar juga ditampilkan dalam frame per frame yang sangat menawan. Harmonisasi detail serta irama pergerakan kamera ditampilkan dengan dinamis tidak kasar. Penulis mengambil contoh pada opening scene . Slow-mo pada sesi jebakan memang sangat berkelas dan lebih dalam lagi ketika menjadi titik balik di bagian ending . Semua kekuatan pendukung film akhirnya masuk menjadi kekuatan plot cerita yang bila diperhatikan lebih mendalam sebenarnya sangat sederhana tentang perperangan dalam satu rum

Mimpi,tekad,nekad,dan skill dalam misi In Search Of Diego

Meski sudah berkali-kali menyimak, penulis masih menikmati sisi ambigu film ini. Susah sekali membedakan antara film atau dokumentasi. Penulis lebih suka menyebutnya dengan film - dokumenter. Mereka berlima. Woody-Mike-Danny-Sammy-Jeremy. Mereka dari daratan Inggris. Memiliki skill yang sama yaitu bermain sepakbola genre freestyler . Mereka memiliki idola yang sama. Dan dipersatukan lebih erat dalam misi ciptaan mereka yaitu In Search Of Diego . Diego who? Absolutely Diego Maradona . Dari Inggris mereka "berjalan" ke Argentina sebagai tim sepakbola. Tiang gawang yang dituju adalah bertemu pujaan sang idola, Diego Maradona. Mustahil? Sisi dokumentasi film ini mampu menepiskan atau menipiskan garis beda film atau hanya rangkaian rekaman pribadi. Tanpa akting. Plot storynya benar-benar seperti terlunta dalam perjalanan panjang serta "mengamen" mencari uang untuk tiket pesawat ke Argentina. ***Salah satunya adalah ketika tampil di tengah hadapan pendukung

Kehebohan di panggung belakang panggung

Penulis pertama kali mengenal nama Jay-Z justru dari Linkin Park ( big fans ). Mereka pernah membuat album duet yang sangar dan berkualitas emas. Itulah alasan utama menyimak dokumenter ini - Jay Z. Film ini memang seputar perjalanan konser A Hard Knock Life hampir 2 bulan lebih nonstop yang dilakukan oleh para hip-hop rapper dari label Roc A Fella. Dari sekian banyak sesi artis yang ditampilkan hanya beberapa yang akrab bagi penulis. Jay Z ( rhyme rap nya memang menonjol) dan DMX (sering main film). Sayang, bagian Jay Z kurang maksimal. Tidak ada sesi interview khusus buat Jay Z disini padahal yang lain diberi kesempatan bicara banyak. Satu lagi, (mungkin) bagi fans atau yang memang sudah familiar dengan Ja Rule, Amil, Method Man, Memphis Bleek, dokumenter ini akan lebih mudah dicerna dan wajib dikoleksi. Backstage (2000) - 6/10

Full house inside elevator

Pertama kali (dulu) menyimak film ini, spontan langsung teringat gaya film Blackout . Dua film itu sama-sama memakai satu tempat untuk mengeksplorasi situasi mencekam dalam kesempitan yaitu lift. Lalu apa yang beda? Tentu saja tema film. Bila di blackout berisi kisah 3 orang dengan background berbeda, disini memakai "serangkai kartu full house". 3 pria, 2 wanita. Dari segi horor, tampilan Devil jauh lebih baik. Tidak datar. Memakai pola cekam-tenang-cekam-tenang dan seterusnya hingga twist. Lebih menonjol dalam kedalaman cerita. Tidak dangkal dan tidak terperangkap pada lift tapi jauh lebih dalam membungkus teka-teki yang lumayan apik. Ada double twist . Setidaknya itu yang penulis tangkap. Twist pertama, sangat dramatis. History link yang dipakai sudah cukup mengena. Sayang, twist yang kedua kurang terasa dan akhirnya membuat tensi film jadi turun. Tanpa twist kedua sebenarnya film ini sudah menarik. Ada missing story yang penulis alami meski harus sampai le

Honor and respect

Kesan yang tertangkap setelah menyimak film HBO Films ini adalah sunyi. Kedalaman cerita lebih banyak disampaikan melalui gaya. Style yang cukup menyentuh dengan pengambilan sudut demi sudut yang sangat apik. Penulis juga sangat menyukai Kevin Bacon disini. Gaya Kevin mewakili sosok perwira nyata Mike Strobl yang mengajukan diri sebagai relawan dalam tugas escort duty untuk Chance Phelps. Rapi, tegas, dan berwibawa menjunjung tugas dan militer. Salah satu adegan yang penulis suka adalah ketika menolak tegas melepaskan jas militer di bandara dan secara tanggung jawab mengawal Chance Phelps pulang meski dalam kondisi seadanya. Ada beberapa segmen yang mau tidak mau menyentuh perasaan haru sekaligus kagum. Segmen bandara menyimpan keharuan duka sekaligus kebanggaan. Penggambaran di segmen bandara ini berhasil menciptakan nuansa haru yang mendalam. Segmen lainnya adalah ketika Mike Strobl melakukan escort duty nya melalui jalur darat. Tanpa dikomando, sekumpulan mobil pribadi

Karang

Setelah Open Water dan Adrift, ini adalah film "saudara" ketiga bagi penulis seputar petaka liburan di atas lautan samudera. Penulis menyukai gaya film sejenis ini karena tidak terlalu kompleks dalam mengikuti alur. Kunci film ini adalah kekuatan visualnya, penulis katakan berhasil apabila film mampu memindahkan imajinasi atau ikut merasakan saat menonton ke dalam posisi survival karakter yang ada di jalan cerita. Tentang perjalanan berlibur yang berubah menjadi petaka. Formula cerita masih sederhana dan sama dengan baik Open Water maupun Adrift. Intro lalu konflik. Kedalaman cerita tidak rumit. Sisi konflik dan ketegangan di atas laut yang ditampilkan sudah cukup realistis dan natural hanya terasa kurang rapat terlalu banyak bagian " wait and attacked " *Film ini dan mungkin sejenisnya kadang sudah memberi clue di sesi awal. Tampak disini karakter mana yang lebih disorot pada bagian intro drama percintaan, maka biasanya menjadi the last one * **D

Berjuang ke atas Godspeed

Merupakan sekuel dari Open Water . Temanya masih sama terjebak di samudera. Hanya saja disini dipoles dengan kedalaman cerita. Konflik juga lebih lebar. Bagi penulis cerita disini cukup bagus dan terasa sisi ironisnya. Penyebab konflik akibat kekonyolan yang akhirnya menyebabkan drama seteru antar rekan memberi warna berbeda dengan konflik di Open Water. Hanya di bagian ending terasa "lemah" dalam maksud. Open Water 2 : Adrift (2006) - 6/10

Fatal salah hitung

Daniel dan Susan pergi berlibur dengan acara scuba-diving . Namun, sayangnya mereka terkena sial dan tertinggal. Penulis suka tema film ini. Unik simple dan based on true event. Cukup realistis dan terasa feel nya ketika proses salah hitung terjadi. Frustasi. Bingung. Tak percaya tapi terjadi. Adegan konflik dengan predator laut juga terasa halus dan natural. Tidak rapat dengan jejalan adegan mengerikan tapi sedikit-demi-sedikit untuk rasa ketegangan. Meski durasinya terbilang cukup pendek namun cukup berkesan. Memorable scene bagi penulis adalah di sesi twist perut ikan. Memilukan. Open Water (2003) - 7/10

Pelajaran 127 jam

Yang membuat penasaran dari film ini adalah ada 2 nama besar dibaliknya. Danny Boyle dan A.R. Rahman. 2 nama ini penulis kenali dari karya megah fenomenal kontroversial Slumdog . Hal lainnya yang memancing penasaran adalah, based on true story dan James Franco. Jalan ceritanya hampir senada dengan gaya Buried . Hanya saja, disini bukan karena diteror atau dipaksa hingga terjepit, tapi memang terjepit. Sama-sama menggunakan tipikal one man show dan jauh dari mana-mana. Penulis mengambil banyak pelajaran dari film ini, sebut saja yang paling spontan, bahwa hidup itu berharga. Apalagi di saat merasakan himpitan tak berdaya di ujung batas hidup-mati. 127 jam tentu bukan waktu yang sebentar, tapi masih ada yang "memberi air" dan udara bila diterjemahkan secara religi, masih selalu ada kesempatan untuk berusaha. Lalu, dalam hidup, kadang memang ditemukan pilihan sulit. Tinggal bagaimana menjalani. Dan kisah Aron Ralston ini cukup menginspirasi, tergantung sisi mana ki

Wo shi shui

Jauh sebelum karakter Bourne dimunculkan ke media film, sudah ada tema sejenis yang lebih dulu muncul pada tahun 1998 dan merupakan film Asia, Who Am I dengan pemeran utama sang legendaris, Jackie Chan. Penulis bersyukur akhirnya masih bisa mengkoleksi film klasik laga ini. Penulis juga tidak lupa bagaimana perjuangan mendapatkan film yang mulai "langka" ini. Menunggu berjam-jam downloading dengan speed ala kadarnya sampai tenggorokan kering dan asbak yang semakin penuh. VCD film ini mungkin masih bisa didapatkan namun kembali ke masalah fisik yang kadang tidak berkompromi dengan media player versi tua. Temanya seputar amnesia. Tentang seorang secret agent yang mencari jati diri. Ceritanya mudah saja diikuti sekaligus segar ala komedi aksi Jackie. Laga? Tentu saja hal ini juga menjadi daya pikat kuat. Di film ini Jackie masih terlihat powerfull. Aksi laga yang ditampilkan tertata rapi cepat taktis tangkas dan megah. Memorable scene film ini cukup beragam, penulis

What we want is in that room

Garapan David Fincher ini berkisah tentang sepasang ibu dan putrinya yang sedang memulai "hidup baru" setelah perceraian. Mereka membeli sebuah rumah di daerah Manhattan dan acara pindah rumah mereka ikut dirayakan oleh tiga orang tamu. Sebuah racikan film yang sangat manis. Tema film sebenarnya biasa. Simple. One night story . Alur cerita juga memakai formula yang umum. Masuk dengan kondisi cerah lalu bertransisi ke nuansa gelap malam plus ketegangan. Hanya saja yang terasa kuat disini adalah masing-masing karakter peran memberi rasa berbeda pada jalan cerita. Ketegangan di film ini muncul akibat ulah tiga tamu Burnham, Raoul, dan Junior. Cerita kemudian dikembangkan dengan gaya mereka masing-masing. Suasana teror menyeramkan ditebar oleh Raoul yang tak segan-segan melakukan kekerasan. Di sela-sela ketegangan diselipkan komedi-komedi kecil melalui karakter Junior. Dan kualitas akting melawan takut Jodie Foster dan si tomboy Kristen Stewart semakin melengkapi fil

Not another prom movie

Tidak perlu serius karena tidak ada kedalaman cerita yang berarti di film ini. Jalan ceritanya biasa, tentang gadis yang bukan favorit di kampus menjadi bahan taruhan oleh mahasiswa favorit pujaan banyak mahasiswi. Yang menonjol di area komedi-parodi yang menertawakan fisik serta keseksian tubuh para aktrisnya. Hampir setiap frame cerita dijejali dengan komedi yang lebih banyak bermain pada area komedi fisik para karakternya, seperti gadis berkacamata terlihat culun menjadi bulan-bulanan kekonyolan. Komedi dari tampilan-tampilan kontras seperti pemain Football Amerika tapi berkacamata tebal atau telanjang di kampus. Komedi parodi film-film tenar pada jamannya. Kadang terjerumus ke komedi berasa kasar berlebihan. Not Another Teen Movie (2001) - 5/10

Terjebak dalam Deja Vu

Sampai di sesi Aeolus, cerita berjalan baik dan menarik. Kembali lagi dan lagi dan lagi. Unik. Beda. Hanya saja memang, harus ada penggalan paksa agar Sally-Sally berikutnya tidak menumpuk. *Penggalan paksa inilah yang akhirnya menjadi penentuan. Bila ada banyak mayat Sally, lalu harusnya banyak juga mayat Jess di jalan, harusnya banyak juga bangkai mobil terbalik di jalan, dan harusnya juga banyak mayat karakter Tommy tergeletak di jalan.* Triangle (2009) - 6/10

Cinta terbungkus aib

Penulis lupa alasan dulu memilih film ini. Entah karena Will Smith atau cantik Krusiec. Tapi, yang jelas film ini cukup bagus dan menarik. Sang ibu berusia 48 tahun mengakui telah hamil di luar nikah tanpa mau memberi identitas siapa ayah bayi dalam kandungan dan diusir dari keluarga besarnya. Tinggal bersama puterinya yang berprofesi sebagai dokter bedah berbakat dan memiliki kekasih seorang penari balet cantik. Tema dilema cinta dan aib yang bagus dan segar dengan alur cerita ringan untuk diikuti. Komedi dikeluarkan lewat sisi kekakuan dalam menyimpan serta menjalani aib. Joan Chen dan Krusiec bermain apik dan masing-masing bermain dalam porsi pas. Bagian paling menarik bagi penulis adalah chemistry antara karakter Wilhemina dengan Vivian. Saving Face (2004) - 7/10

Cinta di antara pemutih

Film yang lumayan bagus. Tidak terlalu rumit mengikuti jalan ceritanya. Tentang perampok yang bertemu dengan cinta. Konflik yang dihadirkan biasa. Umum. Ada 2 sisi kontras yaitu sang perampok yang sejatinya berhati baja harus bertemu dan akhirnya jatuh cinta kepada wanita yang merupakan bekas korban perampokannya sendiri akhirnya menjadi dilema sulit tersendiri. Konflik umum tersebut diolah dengan gaya arahan Ben Affleck sendiri, dengan bumbu aksi laga, keraguan kegundahan karakter Doug untuk tobat, dan konflik internal perampok. Porsi partial cerita diatur secara pas membuat menarik disimak hingga akhir. Penulis justru (lagi-lagi) menyukai style Jeremy Renner. Di Hurt Locker, gaya akting bengal Jeremy memang sangat kuat berada di posisi antagonis profesional. Benar-benar bandel dan sangat menghidupkan cerita. * Memorable scene film ini adalah ketika Doug dan rekan baru saja merampok dan masih memakai segala atribut topeng bertemu dengan sebuah unit mobil polisi lengka

No dream is too big

Dulu penulis hidup di era jaya kaset album Michael Jackson yang bertajuk HIStory . Hampir semua lagu di album tersebut baik album HIStory, penulis menyukainya. Di salah satu lagunya, This Time Around , Michael menampilkan guest star rapper bernama The Notoriuos B.I.G. Meski tak mengenal sosok ataupun lagu-lagu dari rapper yang bernama asli Christopher Wallace itu, nama The Notorious B.I.G. tetap teringat. Film ini merupakan sepenggal kisah hidup dari rapper The Notoriuos B.I.G . Dikenal sebagai rapper kondang bergelimang harta namun dibalik kehidupan ekslusifnya latar belakangnya menyimpan banyak masalah. Selain kurang familiar dengan lagu karya The Notoriuos B.I.G. yang penulis tangkap adalah alur ceritanya terasa kaku. Kurang luwes. Lompatan kisah dari satu masa ke masa berikutnya berjalan dalam porsi kecil-kecil dan cepat. Alur cerita juga seperti klise. Kurang terasa feel kerja keras, perjuangan, serta titik balik yang kuat. Yang ditangkap dalam film ini adalah

Ketika pembunuh profesional berumah tangga

Mereka menikah dengan menyembunyikan jati diri yang asli. 5 atau 6 tahun kemudian mereka beradu ketrampilan untuk berusaha saling membunuh. Pasangan ini cukup apik menampilkan aksi laga dengan rasa komedi. Dengan 3 jurus yaitu romantis dilanjut dengan konflik dan akhirnya menjadi satu, film berjalan tidak berat dan menghibur. Konfliknya meski tidak dalam namun lucu karena status mereka adalah suami-istri. Aksi laganya bagus. Komedinya segar dan tidak garing. Mr.&Mrs.Smith (2005) - 7/10

Hikmah tamu luar angkasa

Film ini dulunya sempat heboh. Tentu saja trademark film ini adalah simbol di ladang. Kalau di media umum, kehadiran mereka ditandai dengan piring terbang, atau juga memakai gaya pesawat bulat besar yang mengambang di udara, lalu berkilau, dan memancarkan cahaya untuk menyedot. Itu umumnya. Disini M. Night Shyamalan memberi warna lain. Wujudnya hampir sama. Tapi cara memunculkannya yang menjadi daya pikat. Tidak mentah langsung berwujud muka segitiga, mata lonjong, badan melekuk. Tapi dibuat dengan kejutan juga dilengkapi dengan pengambilan gambar yang berbeda misal dengan menyorot bentuk jari yang berbeda dari manusia tanpa harus penampakan full body . Jalan ceritanya tidak rumit, hanya dialog terasa sering penuh makna dalam. Serius. Alur cerita seperti mengendap-endap. Pelan. Disini di film ini ada 4 tokoh utama, Graham, adiknya Merril, anak Graham - Morgan dan Bo, hampir memakai gaya akting yang senada. Kalem. Sendu. Menerawang. Freeze the scene . Dialog juga kadang t

Labirin cinta

Begitu terbuka... I want a divorce! ... Meninju. Berkisah tentang cinta yang kandas. Dimulai dari Cal yang terluka akibat pengakuan serta permintaan sang istri. Di tempat lain juga ada yang terluka, Robbie yang ditolak cintanya oleh pengasuhnya sendiri, Jessica. Dan Hanna yang harus malu karena cintanya tak terbalas oleh Richard. Awalnya memang terlihat menonjok. Mimik lemas Steve Carrel seperti memberi ekspektasi bahwa selanjutnya bakal menjadi komedi yang segar. Namun, flat . Gagal. Ekspektasi jatuh ke bawah. Feel -nya tidak bisa penulis dapatkan. Munculnya Ryan Gosling dengan blink blink story sekali wink langsung make loving malah mendogma bahwa cinta itu materi dan materi itu cinta. Like Robbie say..Love sucks! Chemistry antara Ryan dan Steve juga terasa terlalu dipercepat. Seorang asing memanggil dengan jentik jari lalu berceramah tentang gampangnya bercinta dan menjadi mentor dewa cinta bagi Steve. Seperti dialog yang di- repeat "Let's get out of here .

Mewah nyaman tidak aman

Temanya biasa. Jalan ceritanya juga biasa. Rumahnya....luar biasa!! Berkisah tentang pengalaman Jill menjadi pengasuh anak semalam di sebuah rumah mewah. Dan pengalaman yang didapati Jill adalah teror dari orang tak dikenal. Alurnya ringan. Memang untuk mulai masuk ke dalam konflik membutuhkan waktu loading sedikit lama. Pengenalan kisah dimulai dari konflik asamara dan pengenalan lokasi rumah mewah. Dari sisi ketegangan, film ini cukup lumayan. Hal ini disebabkan oleh luasnya lokasi sehingga secara logika cerita memungkinkan bagi karakter penjahat bergerak leluasa membuat kejutan sekaligus teror yang mengejutkan. Paling berkesan dari film remake ini adalah rumahnya yang besar mewah dan memiliki view danau. #dream When A Stranger Calls (2006) - 6/10  

Jangan sampai lampu labu itu mati

Sampai di intronya, sudah cukup bikin penasaran. Lalu jalan cerita dipecahkan menjadi 2. Mereka masih berjalan sendiri-sendiri. Seputar para mudi belia yang mengandalkan tonjolan bermain-main di area vampirelisasi. Yang lain, sekumpulan para remaja yang bermain di area mitos kecelakaan sebuah bus sekolah yang konon meninggalkan arwah di dasar jurang. Banyak cerita berusaha dikaitkan. Jalan cerita yang terpecah-pecah ini sebenarnya bagus bila ada kejelasan. Disini justru entah kemana. Seorang bocah gemuk memakan permen beracun, putus. Sepasang kekasih dibantai, putus. Sekelompok wanita muda mendadak ganas, putus. Tampilan horor juga terlalu sedikit memaksakan agar menjadi malam horor. Praktis hanya mengandalkan kegelapan malam, yang diam yang jahat, teriakan super histeris, semburan darah merah pertanda sadis kejam bengis. Trick 'r Treat (2007) - 5/10

Mencari sandera yang bersandiwara

Kesan dari film ini cukup bagus. Unik. Sebuah bank sedang dirampok dan dengan cerdas para perampok membuat sandiwara yang menyulitkan penyelidikan polisi. Paling menonjol dalam film ini adalah tema perampokan lengkap dengan drama penyanderaan. Semakin menarik dengan sesi penyelidikan yang dibumbui dengan sedikit humor. Sedikit "tertipu" karena mau tidak mau harus ikut mencari kira-kira siapa pelakunya, siapa saja yang ikut berulah, dan menunggu dimana titik balik misteri perampokan akan pecah. Alhasil, tema lain dalam cerita ini sedikit ditepikan. Tema Arthur Case, Holocaust, Nazi, dan lainnya termasuk Jodie Foster, menjadi kurang terasa. Selain karena "berat" juga meski tanpa tema rahasia masa lalu pemilik bank, drama perampokan serta penyelidikannya sudah cukup mengena dan cerdas. ***Yang menarik lainnya dari film ini adalah lagu pengiringnya.*** Inside Man (2006) - 7/10

Tyrannosaur paddock

Penulis lupa kapan dulu persis nya menonton film ini di bioskop. Film yang dulunya sempat menjadi fenomenal. Membuat trademark tersendiri. Film ini terasa seperti sebuah proyek ambisius yang di dalamnya juga menceritakan tentang proyek ambisius menghidupkan kembali apa yang punah. Dinosaurus. Hasilnya? Harus diakui, two thumbs up . Dan, pesan film ini tidak semua kehidupan bisa disandingkan dengan manusia. Alur ceritanya tidak begitu rumit. Terlihat menonjol lebih menjual sisi animasi dan ketegangan. Sisi animasinya ditata sedemikian rupa dengan detail yang menakjubkan mata. Luar biasa sambil membayangkan betapa mahalnya membuat film fantasi berteknologi seperti ini. Cerita kemegahan taman dino kemudian dikembangkan dengan cerita ringan soal ketakjuban para ilmuwan purbakala atau kecanggihan pulau taman safari. Dan setelah puas "bermain-main" di area dramatisasi film ini berbelok ke inti cerita. Film ini digiring masuk ke area cerita thriller yang cukup menegang

Terjebak di "kandang" singa

Temanya mirip Cujo . Hanya beda di pihak villain -nya. Bila di Cujo digambarkan seekor anjing yang terkena gigitan kelelawar dan kemudian menjadi predator, disini justru memang asli binatang predator yaitu singa. Tema cerita dibubuhi dengan sedikit konflik tambahan seputar keluarga. Hanya saja tidak selebar di Cujo. Disini lebih simple. Alur cerita dijalankan cepat masuk ke inti. Dari sisi ketegangan cukup lumayan. Setidaknya penggambaran attack scene -nya terlihat "halus" dan cukup natural hingga kesannya tidak kaku. Prey (2007) - 7/10  

4.15.71

Setelah selesai dengan Identity dan Supremacy, sekarang giliran Ultimatum. Penulis merasa trilogy Bourne ini termasuk trilogy yang terbaik. Tidak terkena beban dua sekuel sebelumnya. Karena meski hampir sejenis baik dari cerita dan tema, tapi tidak mati gaya. Secara cerdas justru sedikit "merobek" cerita di Supremacy dan membuka lembar cerita pelebaran sendiri. Tetap menarik disimak. Masih tetap dengan memakai gaya harmoni frame yang dinamis, cepat, dan tetap masih dalam pencarian jati diri. Pengalihan isu dari Treadstone ke Blackbriar tidak berpengaruh apa-apa. Tetap memburu dan diburu. Matt Damon. Tetap menawan gayanya. Highly trained dan full skill . Tetap memukau dengan ketenangannya dan aksi laganya yang didukung gerak cepat kamera. Setidaknya belum bosan menikmatinya. Sebenarnya ada satu lagi seri, Legacy. Hanya saja penulis sudah antipati karena faktor cast utamanya. Di samping itu juga belum masuk koleksi. The Bourne Ultimatum (2007) - 7/10

Setelah meninggalkan lokasi kecelakaan...

Dua nama itu menarik perhatian penulis yaitu Samuel L.Jackson dan Ben Affleck. Mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Pada hari itu, mereka berdua dikejar oleh deadline. Sebuah deadline yang sangat menentukan bagi masing-masing. Namun, sebuah kecelakaan kecil di jalan raya mempertemukan mereka dalam perseteruan panjang. Drama yang sangat bagus. Sederhana namun sangat kompleks dalam konflik. One day story . Akting Samuel diadu dengan akting Ben memang sangat berkelas dan menyajikan sebuah suguhan drama yang menyentuh. Mereka berdua mewakili karakter yang sebenarnya adalah karakter orang baik-baik yang terbakar emosi untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin mereka lakukan. Gesekan konflik dalam film ini menjadi best part buat penulis. Benar-benar tajam dan menarik. Changing Lanes (2002) - 7/10

Tersandera suara

Unik kreatif. Tema besar film ini, jangan tinggalkan kotak telepon atau....bang!! You'll die One day story .  Simple.  Konflik yang dimunculkan juga sederhana saja tentang karakter Stu yang dipaksa untuk mengaku dengan cara yang tak biasa.  Hebatnya dalam film ini adalah mampu mengolah tema sederhana menjadi tontonan dan cerita berkualitas. Phone Booth (2002) - 8/10

The Perfect Soldier Project

Sehabis dari Salt lompat ke Hanna. Sama-sama melibatkan agen CIA. Sama-sama wanita dengan fully highly trained . Seorang gadis belia yang selama ini dibesarkan dan dilatih oleh ayahnya di sebuah hutan terpencil, kini telah siap untuk menekan tombol. Tanda bahwa perburuan dimulai. Yang menarik di Hanna dibandingkan Salt adalah usia dan penampilan. Usia Hanna disini tergolong belia. Wajahnya jauh sekali dari kesan terampil. Bahkan terlihat kusam dengan urai rambutnya. Sisi kedalaman cerita. Di Hanna jauh lebih baik dan tidak muluk melibatkan pejabat atau presiden. Karena sejak awal film berlari dengan fokus target Marissa Weigler. Berburu dan diburu. Dan di tengah perburuan ada beberapa tempelan segar sedikit saja komedi antara lain melalui keluarga Sophie. Aksi laga yang ditampilkan Hanna masih terlihat natural. Sangat berkesan ketika harus melawan 2 pria di sela-sela kontainer pelabuhan. Jika dibandingkan Salt, ketrampilan laga serta kedalaman cerita Hanna lebih

New York 22 Mei

Penulis lupa film apa dulu yang penulis pinjam, yang pasti ada trailer dari rekaman film ini. And finally, I've found this footage. Rekaman di sini dibuat oleh Hud yang merekam jejak pesta ulang tahun kawannya, Rob. Selama semalam kamera terus merekam apa yang terjadi di kota Manhattan pada tanggal 22 Mei tersebut. Baterainya kuat tidak habis-habis. Tahan banting. Matt Reeves dan pendukung lainnya memang sangat kreatif dalam memberi arahan. Beda. Baru. Unik. Hebatnya film ini meski harus berjalan seolah dengan model kamera tangan yang selalu bergerak, tapi tidak kehilangan daya tarik. Penulis masih dapat feel survival dan rangkaian tensi ketegangan sepanjang film. Jalan cerita yang simple. Just one night story . Tanpa harus berpikir atau mencari tahu penyebab atau asal muasal sang villain , film ini menghadirkan gaya unik dengan tidak terlalu mengumbar bentuk villain dalam film, tapi lebih fokus kepada cerita survive para tokoh dan sedikit dramatisnya. *memorable

Chenkov

Berkisah tentang seorang agen CIA yang diburu karena ke-absurd-an latar belakangnya. Film ini mencoba dibikin menarik karena agen CIA yang ditampilkan adalah seorang agen yang cantik jelita dan dinamakan Salt, Evelyn Salt. Aksi? Tentunya. Adegan aksi dipasang sangat rapat dengan bumbu cerita kabur siapa sebenarnya Salt ini. Aksi laga Angelina Jolie disini lumayan. **Hanya sedikit bertanya-tanya ketika adegan escape di jendela apartemen-nya. Bagaimana bisa lolos? Kedalaman cerita biasa saja. Yang membuat biasa adalah tema targetnya. Orang Rusia berada di Amerika untuk membunuh Presiden Rusia yang lalu dilanjutkan dengan target berikutnya yaitu Potus. Mungkin target nya yang terlalu "tinggi" seperti hal yang sangat mudah. Twist "siapa yang sebenarnya" yang dimunculkan masih terasa biasa. Tidak dapat feel -nya. Memorable scene disini justru di awal-awal cerita yaitu adegan lompat dari satu truk ke truk yang lain. Salt (2010) - 6/10

Go up 18 still alive

Tidak ada alasan lain menyimak film ini karena berdasarkan kisah nyata. Alkisah sebuah tim rugby bertandang ke Chile untuk sebuah pertandingan. Celakanya, di tengah penerbangan pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan hebat tepat di pegunungan Andes yang bersalju. Jalan ceritanya tidak berbelit dengan basa-basi intro. Hanya saja penulis kurang sreg dengan chemistry penggambaran survival -nya. Akting para pemainnya kurang terlihat baru terkena musibah. Beberapa scene terlihat seperti malah seperti sedang berlibur. Entah memang seperti itu kondisi aslinya atau hanya sekedar dramatisasi film. Dan di beberapa scene yang lain, para survivor terlihat segar meski di tengah pegunungan bersalju. Jadi kurang terasa atmosfer aftershock accident -nya. Penulis melihat bahwa poin penting di film ini adalah how to survive nya. Bukan sisi long way to survive . Konflik klimaks terbesar di film ini ada pada bagian dilematis ketika persediaan makanan menipis dan tidak ada jala

Be(a)ncana sang jenius tak tertandingi

Penulis memang menyukai sekali serialnya. Dan bedanya dengan film ini dengan serial aslinya adalah lokasi dan tema cerita. Bila di dalam serial televisi kebanyakan mengambil lokasi cerita di studio dan dipecah menjadi beberapa episode kecil, tapi disini disuguhkan berbeda dengan satu tema utama. Royal National Gallery di Inggris mengirim utusan terbaiknya ke Grierson Art Galery Amerika untuk menyambut lukisan bersejarah yang dijuduli Ibu Whistler. Film berjalan dalam 3 kunci besar yaitu intro-konflik-pemecahan konflik. Kedalaman ceritanya cukup bagus. Gaya klasik Bean juga masih saja menghibur. Unik usil kocak tak berdosa dan masih minim dialog. Mimik, tingkah pola ataupun keluguannya juga masih memancing tawa segar. Bahkan pada saat keusilan Bean menjadi bencana bagi David Langley. Memorable scene dari film Rowan kali ini adalah ketika menyamar secara terpaksa menjadi dokter bedah dan harus menangani polisi yang tertembak. Menyapa pengendara Harley.... #Film ini termasu

Cinta dan perang sang domba tersesat yang (sangat) terlatih

Sepertinya memang Tony Scott adalah pasangan serasi Denzel Washinton dalam melahirkan karya berkualitas tinggi. Meksiko. Disini bercerita tentang seorang bodyguard yang bertugas menjaga seorang putri kaya raya dari incaran tangan penculik. Lupita Ramos diceritakan meski terlahir dalam kondisi keluarga kaya raya namun miskin perhatian orang tua. Kontras inilah yang kemudian diisi oleh karakter Creasy, sang bodyguard. Chemistry akting berkualitas ditunjukkan oleh Denzel Washington dan Dakota Fanning. Meski singkat namun sudah sangat terasa kasih sayang layaknya ayah dan anak. Dan ini yang menjadi kekuatan sentral film ini yang lalu dipoles dengan one man war action . Gaya opening scene dan beberapa lagi di dalamnya sepertinya memang ciri khas film Tony Scott. Penulis juga teringat gaya Unstoppable juga Taking Pelham . Ada suara klakson kereta samar-samar. Dilengkapi dengan gaya visual yang juga khas, rapat-beku dan slow-mo . Scoring nya yang indah juga digunakan pas d

Jejak Karya Michael

Dulunya sebelum ada internet, penulis mencoba mengkoleksi kaset Michael Jackson. Big fans . Namun gagal. Sulit menemukan album sebelum Thriller. Moonwalker ini boleh penulis katakan sebagai media pelengkap dari materi album Bad pada tahun 1988. Menikmati "film" ini mudah saja karena penulis telah memiliki kasetnya dahulu dan "film" musikal ini justru penulis baru dapatkan setelah kabar duka sang superstar. Berisi serangkaian video klip lagu yang terdapat di album Bad . Meski dalam beberapa sesi seperti mencoba dimasukkan dengan konsep cerita namun masih terasa kaku. Cerita yang berusaha dipasangkan dengan tema lagu terkesan seperti fantasi dunia anak. Paling berkesan bagi penulis dari Moonwalker ini adalah lagu Man In The Mirror yang easy listening namun memiliki pesan damai yang dalam melaui lirik. Lagu itu mengajak untuk melakukan perubahan dari diri sendiri sebelum merubah dunia menjadi lebih baik. Satu lagi yang berkesan adalah video klip dari lagu