Skip to main content

Posts

Menjaga martabat bangsa melalui seni bela diri

Akhirnya, komplit. Dibilang komplit selama memang benar sesuai judul " finale ". Entah kalau satu saat ada produser atau sutradara iseng yang punya ide menerbitkan karya " aftermath finale ". Kali ini adalah seri keempat dari petualangan Ip Man. Di seri kali ini, dikisahkan Ip Man memberanikan diri ke Amerika atas undangan sang murid, Bruce Lee. Sekaligus juga membawa misi mencari sekolah di Amerika untuk sang putra semata wayangnya. Sesampainya di Amerika, Ip Man menemui jalan terjal untuk menyekolahkan anaknya di Amerika dikarenakan persyaratan administrasi yang sulit bisa dipenuhi. Kesan yang Movielitas dapat selama menikmati cerita Ip Man, cukup beragam. Dari awal permulaan, pada kesan lokasi, terasa kurang relaistis untuk menggambarkan masa era tahun 1960-70an. Jujur, terlalu rapi ala studio. Meskipun secara pewarnaan memang sudah dibuat maksimal untuk menggambarkan jaman dulu. Dari sisi plot cerita, kesan yang didapat selama mengikuti alur cerita Ip Man disini

Cerita satu malam menjadi supir sang pembunuh bayaran

Kali ini berkesempatan menikmati sajian lawas, produksi tahun 2004 silam. karya sutradara Michael Mann. Diisi dengan berbagai tampilan bintang besar antara lain Tom Cruise, Jamie Foxx,Jada Pinkett,Mark Ruffalo, dan spesial guest yang tampil cuma beberapa detik saja Jason Statham. Berkisah tentang perjalanan satu malam oleh seorang supir taxi yang harus menerima penumpang seorang pembunuh bayaran dengan target lima orang. Tema singkat tersebut kemudian dibuat dalam cerita drama yang sangat apik. Permainan alur cerita kisah satu malam dipadu dengan perang akting Tom Cruise dan Jamie Foxx. Bagi Movielitas kualitas film ini luar biasa. Menarik diikuti dari awal hingga akhir. Gaya akting dingin ala Tom Cruise cukup bagus sebagai pembunuh bayaran yang serba taktis, terlatih, dan rapi. Konflik sederhana mencari lima target dalam satu malam disajikan dengan dialog yang dalam dan berkesinambungan dengan alur cerita, sedikit aksi laga yang menarik, sinematografi yang berkualitas, dan perputaran

Menggambar cerita horor dari apartemen Gwang Lim

Sebuah sajian dari Korea kali ini kembali bertema horor. Berkisah tentang seorang kartunis yang mencoba menggali cerita dari sebuah gedung apartemen Gwang-Lim. Kisah horor apartemen tersebut dipecah menjadi beberapa bagian seperti layaknya bab dalam buku. Ada kisah dari penulis buku, penjual barang, apoteker, dan siswa. Secara garis besar, horor yang disajikan dalam film ini masih tergolong sangat standard saja. Tidak ada yang istimewa. Dari alur cerita pun, tidak seperti umumnya kisah cerita film Korea yang kadang penuh dramatisasi. Senjata horor yang digunakan sangat umum yaitu gebrakan adegan jumpscare. Overall, bagi Movielitas, tidak ada yang istimewa. Serba biasa saja. Mencari data film ini agak susah, bahkan judul aslinya pun banyak versi. The Night Shift? The Grostoque Mansion? Ghost Mansion? Mungkin bagi pecinta horor Korea, bisa cocok dinikmati atau bagi yang mengenal salah satu pemeran dan merupakan penggemar berat-nya bisa juga sebagai bahan koleksi tontonan. Ghost Mansion (

Uji nyali karena tergiur sponsor live streaming

Dulu, ulasan serta kesan film ini pernah mondar-mandir di timeline dan cukup membuat Movielitas penasaran sejauh mana nuansa horor yang dibawa oleh film garapan sutradara Jung Bum Shik ini. Dan baru kali ini setelah sekian tahun sejak kemunculan nya Movielitas baru bisa menonton. Film ini menggunakan gaya cerita seperti Grave Encounter atau The Blair Witch Project . Film ini memakai pendekatan era milenial yaitu mengadakan live streaming selama menelusuri bangunan bekas rumah sakit jiwa Gonjiam di Korea sana. Dan utnuk keberadaan Rumah Sakit Gonjiam ini sepertinya memang benar (pernah) ada di dunia nyata, tapi untuk saat ini apakah masih ada atau sudah tidak, Movielitas kurang tahu. Bagi Movielitas, film ini juga mengadopsi gaya "akibat mengundang horor" alias horor yang dibuat karena ulah sendiri. Secara konflik, nuansa horor yang dibangun dari awal cukup mengena. Meski senjata utama yang dipakai juga sudah sangat umum yaitu mengandalkan kegelapan dan aneka jumpscare. Untu

Menghidupkan kembali kisah Simba penguasa rimba

25 tahun berlalu begitu cepat. Karya yang dulu dengan teknologi canggih saat itu kini dicoba untuk di daur ulang. Di ceritakan kembali dengan teknologi saat ini. Sebuah kisah yang pada jamannya menjadi hits box office meskipun jika dipandang pada saat kini, karya kisah tersebut masih dua dimensi atau lazim disebut kartun. Jon Favreau, adalah orang yang kemudian dipercaya untuk mendaur ulang kisah raja rimba, Simba. Tidak bisa dipungkiri, Jon Favreau adalah orang dibalik kesuksesan daur ulang karya Jungle Book , yang menurut Movielitas juga sangat luar biasa epic. Keren. Di kisah Simba ini, lewat tangan Jon Favreau lagi-lagi menjadi sutradara berdarah dingin yang mampu "menghidupkan" kisah Simba. Dari segi cerita, menurut Movielitas hampir sama dengan karya di tahun 1994 . Tapi yang benar-benar harus diapresiasi disini adalah detail teknologi-nya yang luar biasa "hidup".Movielitas harus akui, kagum. Luar biasa memang teknologi serta kisah yang dimiliki Disney ini. Fi

Tugas polisi jujur yang dihadang polisi korup

Lagi, tambahan koleksi film-film dibintangi Jackie Chan. Boleh dibilang sebelum film Shinjuku , ini adalah film "serius" yang dibintangi Jackie Chan, setidaknya bagi pengalaman Movielitas menikmati karya Jackie Chan. Tidak ada komedi sama sekali di dalamnya. Kalau dilirik dari ending film serta sumber wikipedia, film ini seperti terinspirasi dari kejadian nyata. Untuk kebenarannya, Movielitas tidak perlu membahas lebih jauh. Bercerita tentang seorang polisi yang ditugaskan untuk mengawal seorang konglomerat. Namun, sayangnya tugas pengawalan tersebut harus berakhir kacau hingga melibatkan kepolisian lintas negara. Secara keseluruhan, film ini kurang menggigit. Akting serius Jackie Chan disini sudah lumayan. Hanya saja secara kedalaman cerita, kurang menggigit. Masih terasa film kriminal biasa. Bisa jadi karena faktor "usia" film yang pada jaman itu teknologi belum secanggih saat ini. Tidak ada plot twist. Tidak perlu berlama-lama penonton akan tahu siapa yang jahat

Police Story 2

Akhirnya setelah sekian lama, Movielitas bisa melengkapi seri Police Story. Sebuah film legend milik aktor yang legend juga, Jackie Chan. Sebelumnya, terasa sangat susah sekali menonton film ini, pernah sekali waktu mendapatkan tapi kurang pas dengan subtitle -nya yang mengakibatkan malas untuk ditonton. Masih seputar tentang tokoh polisi yang dinilai "kontroversial" dalam menangkap penjahat, Ka-Kui. Kali ini Ka Kui mendapat perlawanan dari segerombolan penjahat yang mengancam akan melakukan peledakan bom. Dari segi konflik, biasa saja. Dari gaya aksi laga masih tetap bagi Movielitas adalah Die Hard versi Asia. Cukup menghibur dengan bumbu komedi. Keseluruhan, masih menghibur. Movielitas masih betah menonton dari durasi awal hingga durasi khas akhir film Jackie Chan yang selalu menampilkan sedikit behind the scene . Keren. Police Story 2 (1988) - 6/10