Skip to main content

Posts

Bean vs Bee

Setelah sekian lama menjadi legenda, kini Rowan "Mr.Bean" Atkinson kembali menyapa para penggemar-nya. Lewat sebuah hiburan ringan yang berkisah tentang petualangan penjaga rumah (housesitting) mengawal rumah mewah yang ditinggal pemilik-nya untuk liburan. Sederhana sekali tema nya. Konfliknya sederhana juga. Gaya Rowan disini kembali menggunakan gaya ala Mr.Bean namun kali ini ber-dialog berbeda dengan kesuksesan Rowan mengadaptasi gaya James Bond di Johnny English . Dan, "film" ini ini dibuat ala serial bukan film satu kesatuan utuh. Menurut Movielitas, tidak ada yang baru di sini. Gaya Rowan murni mengadaptasi kekonyolan ala Bean . Bahkan di salah satu dialog-nya, menyebutkan kunci kesuksesan Mr.Bean yaitu terlalu ter-obsesi pada hal sepele. Jika dipikir-pikir memang demikian adanya, Movielitas baru menyadari bahwa konflik utama kesuksesan Mr.Bean adalah pada masalah yang sepele dan secara jenius mampu diolah menjadi tontonan yang menyegarkan mood penonton. Namun

Misi menuntaskan ambisi negara yang tersisa sebelum lonceng perdamaian

Sebenarnya alasan utama memilih menonton film ini adalah berita dan aneka review yang Movielitas lihat sekilas di timeline. Banyak dan sering menemukan bahasan seputar film ini. Pastinya akan menarik bila menonton tanpa membaca review orang lain terlebih dahulu. Juga, film ini masuk dalam beberapa nominasi penghargaan bergengsi. Berkisah tentang karakter Paul Baumer, seorang remaja sipil yang menjadi salah satu remaja yang direkrut negara Jerman untuk maju ke medan perang. Rekrutan angkatan Paul Baumer ini nantinya akan dikirim ke negara Perancis. Bersama ketiga rekannya, Paul dengan penuh semangat terbakar dengan pidato nasionalisme dari pihak sekolah dan negaranya, berangkat ke medan perang melawan serdadu Perancis. Film dari negara Jerman bertemakan Perang Dunia garapan sutradara Edward Berger, menurut Movielitas, memang kembali ke selera masing-masing. Bagi Movielitas yang awam dan bukan kritikus ataupun pengamat juga bukan praktisi dunia perfilman merasa biasa saja menikmati film

Dante's Peak

Sebuah sajian klasik era 90an. Sebuah film dengan genre yang "mudah" versi Movielitas. Mengapa mudah, karena tidak ada istilah antagonis disini. "Musuh" lakon utama di film ini adalah alam semesta. Genre yang serupa dengan Armageddon dan sejenis-nya. Kali ini berbicara soal gunung berapi yang aktif. Melihat trailer nya saja, penonton pasti sudah paham konflik cerita akan dibawa kemana. Tinggal bagaimana "menjebak" prediksi penonton dengan alur cerita-nya.  Sebagai penikmat perdana, Movielitas menilai alur cerita film ini cukup bagus. Lumayan susah ditebak arah alur ceritanya. Menebak siapa yang bakal survive pun masih ada salah-salahnya. Overall, bagi Movielitas, film garapan sutradara Roger Donaldson ini cukup enak dinikmati. Dasar penilaian Movielitas setidaknya mampu menjaga rasa penasaran penonton untuk terus menunggu adegan apa yang bakal terjadi selanjutnya. Klasik masih tetap asyik. Dante's Peak (1997) - 6/10

Kembali menjadi ibu untuk menyelamatkan sang cucu

Hal yang membuat Movielitas penasaran awalnya adalah judul. Sangat simple. Lou. Dalam prediksi Movielitas, film ini bakal menyuguhkan cerita se-simple judulnya. Kemudian melirik sedikit premis singkatnya. Kurang lebih menceritakan seorang wanita yang mulai menginjak usia tua, hidup sendirian ditemani seekor anjing... Itu saja.  Wanita tua itu bernama Lou. Hidup menyendiri di sebuah pulau Orcas namanya. Di samping memiliki uang tabungan yang berlimpah, Lou juga memiliki sebuah rumah untuk disewakan. Meski sekilas hidup Lou terasa "tenang", namun tidak demikian adanya. Konflik mulai meletup saat sang penyewa rumah milik Lou meminta pertolongan karena sang anak diculik orang... Dari sisi jalan cerita, bagi Movielitas kurang menarik. Kesannya konflik yang dibangun dan dihadirkan dengan " too easy ". Sangat mudah sekali. Menurut Movielitas, film ini mungkin bisa saja dibandingkan dengan Hanna. Judul mengarah ke sebuah karakter. Di film Hanna, karakter judul ditampilkan d

Semakin aneh semakin bagus untuk melompat?

Banyaknya review yang wara-wiri di timeline akun Movielitas, mau tak mau membuat rasa penasaran timbul. Sekilas dari poster juga terlihat rasa film ini sepertinya "ramai". Tanpa membaca sinopsis singkat atau review berlebihan, akhirnya ada kesempatan menikmati film garapan sutradara Daniel Kwan dan Daniel Scheinert ini. Berkisah tentang seorang imigran Chinese-American, Evelyn, dan suaminya Waymond yang juga imigran Chinese-American. Mereka bertahan hidup di Amerika dengan membuka bisnis laundry dan hidup bersama anak perempuan semata wayang Joy. Di tengah pergolakan konflik keluarga, bisnis Laundry Evelyn juga sedang dalam tahap audit pajak yang sepertinya "kurang sehat". Kesan pertama yang muncul dalam menikmati film ini adalah bukan genre favorit Movielitas. Dan, ada nama A24 di belakang film ini, yang memang beberapa karyanya pernah Movielitas nikmati. Dan, rata-rata film dari A24 ini memang agak anti-mainstream. Alur cerita dan konfliknya kebanyakan seperti  me

Rumput liar tersayang di halaman cinta sang pangeran muda

Spesial kali ini rewatch serial yang pernah hits fenomenal di era awal 2000an. Yaitu Meteor Garden. Dilihat dari tahun tayangnya, Movielitas waktu itu masih kuliah. Serial ini sangat booming sekali, semua pasti mengenal F4 meskipun pada jaman tersebut belum ada internet semasif saat ini. Ketika rewatch , ada beberapa part yang memang sangat lupa sekali entah saat itu terpotong tugas praktek kuliah yang harus merantau atau memang lupa saja. Yang menarik dari serial klasik ini adalah termasuk salah satu serial yang memiliki afterwatch (kalau di bidang kuliner lazim disebut after taste ) cukup kuat. Dan, meskipun sudah hampir 20 tahun berlalu, serial ini masih sangat menarik disimak dan tidak terasa sisi klasiknya meskipun penggunaan teknologi nya masih terlihat jadul, tapi tidak mengganggu keseluruhan cerita romantisnya. Berkisah tentang seorang wanita Sanchai yang kuliah di kampus Ying De. Dimana di kampus tersebut ada sekelompok pemuda yang terkenal dengan julukan F4 (Dao Ming Se, M

Olimpiade berdarah

Kali ini berkesempatan menikmati film lawas produksi tahun 2005. Ber-tagline based on true event .  Seputar tragedi berdarah yang melibatkan pergelaran olahraga dunia Olimpiade tahun 1972 yang diselenggarakan di Jerman saat itu. Sejumlah peserta yang berasal dari negara Israel disandera dan menjadi korban dalam tragedi Munich. Film garapan sutradara besar Steven Spielberg ini berkisah pasca kejadian Munich tersebut. Israel kemudian mengirimkan tim agen terbaik nya untuk ber-"dialog" balasan lewat jalur underground. Sederet nama yang dianggap menjadi dalang serta bertanggung jawab atas tragedi Munich harus dihukum. Awalnya melihat premis film ini, Movielitas mengira film ini akan membahas seputar tragedi di timeline pagelaran Olimpiade 1972, tapi ternyata keliru. Film ini memiliki genre favorit Movielitas yaitu based on true event, tapi tidak favorit untuk topik bahasan dalam film. Berhubung Movielitas kurang begitu paham serta kurang begitu mengikuti sejarah awalnya dengan ko