Skip to main content

Posts

Berawal dari Digoxin ...

Dokumenter kali ini memang cukup "gila". Secara kemasan film dokumenter, bagus dan menarik untuk diikuti meski tidak ada unsur misteri yang panjang tersimpan, karena di bagian awal-awal penonton sudah mengetahui siapa pelaku utama, hanya untuk mencapai titik akhir petualangan pembunuh berantai mencari korban, luar biasa. Secara isi, kisah nyata yang mengangkat tragedi pembunuhan berantai di dalam instansi rumah sakit, sangat mengejutkan khususnya bagi Movielitas sendiri. "Bagaimana bisa?" itu mungkin kesan pertama usai menonton dokumenter ini. Bagaimana bisa seorang perawat Rumah Sakit yang seharusnya merawat pasien, malah melakukan tindakan kejam. Bagaimana bisa seorang perawat melakukan tindak kejahatan di dalam area Rumah Sakit tanpa "diketahui" dan bebas berkeliaran di sembilan Rumah Sakit dan satu panti jompo selama berkarir. Bukan karena bagaimana drama kejahatan dalam dunia Rumah Sakit bisa terungkap, tapi jauh lebih ke dalam, yaitu alasan di balik

We are a shark. We don't stop!!

Alasan Movielitas memilih film ini adalah nama Jake Gyllenhaal dan Michael Bay. Kira-kira seperti apa film Michael Bay kali ini. Sengaja tidak membaca sinopsis singkatnya, langsung tonton. Hasilnya lumayan. Meriah. *Diadaptasi dari film Denmark dengan judul yang sama. Berkisah tentang seorang Will Sharp yang sedang membutuhkan dana kesehatan untuk sang istri. Menyadari bahwa mengabdi sebagai anggota marinir sekalipun bukan berarti negara akan bertanggung jawab pada kebutuhan finansialnya. Will Sharp pun galau. Will akhirnya memilih untuk menemui dan menerima ajakan saudara tiri nya, Daniel Sharp yang akrab dipanggil Danny. Danny Sharp justru berprofesi terbalik dengan Will. Danny justru menjadi public enemy atau penjahat yang terkenal dengan aktifitas kriminalitas nya. Kali ini yang menjadi sasaran Danny adalah sebuah bank dan berencana merampok 32 juta US dollar. Dan, Danny sepertinya membutuhkan tenaga handal seorang Will Sharp. Alur cerita film ini berjalan ringan dan cepat langsung

Ketindihan versi Thailand

Sajian kali ini berasal dari negara Thailand. Horor. Kalau dari preview singkatnya sepertinya cukup menarik. Ternyata, dan lagi, ekspektasi terlalu tinggi. Berkisah tentang sebuah keluarga kecil, seorang ayah dan kedua putri-nya, melakukan aktivitas pindah rumah. Mereka bertiga menempati rumah "baru" yang cukup aneh. Tampak kusam berdebu dan kuno. Dan, dilanjutkan dengan beberapa macam "gangguan". Alur ceritanya kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah di bagian opening sudah dimunculkan adegan horor standard. Konflik ceritanya juga kurang menarik, dan Movielitas sendiri kurang begitu paham dengan apa yang ingin diangkat dari konflik nya.  Overall, horor di film ini hanya bermain di suasana rumah kuno, penampakan dengan permainan komputerisasi, serta adegan jumpscare. Untuk kedalaman cerita, minus. The Ancestral (2022) - 5/10

Ladybug

Arti Bullet Train sendiri mengacu pada kereta cepat yang berbentuk dan berkecepatan seperti layaknya peluru atau sederhananya "kereta cepat". Memang ada unsur sedikit memamerkan "kenyamanan" dalam kereta cepat dalam hal ini di negara Jepang, tapi film ini bukan film tentang kereta itu sendiri. Tidak ada alasan lain yaitu Brad Pitt yang memang menjadi daya tarik utama bagi Movielitas memilih menonton film ini. Digarap oleh sutradara David Leitch, film ini bergenre aksi-komedi. Dan, unsur lain yang Movielitas suka adalah film ini memakai gaya cerita sehari-semalam, dan sembilan puluh persen hanya berlokasi di satu area, di dalam kereta api. Berkisah utama yaitu tentang sebuah koper yang menjadi incaran beberapa pihak. Koper ini awalnya dikawal oleh dua orang yang konon katanya saudara kembar.  Dari sebuah koper inilah akhirnya konflik demi konflik bercabang dan saling berkaitan. Plot cerita film ini bagi Movielitas, berat. Konfliknya sangat "banyak" bercaban

Misi penyamaran tersukses di kelasnya

Kali ini cukup beruntung mendapatkan sajian film yang cukup berkualitas lagi dari Korea. Sebuah genre aksi-komedi yang menghibur sejak awal film bergulir. Berkisah tentang sebuah tim kepolisian yang dipimpin oleh Chief Go dengan empat orang anak buah. Tim ini cukup unik karena personel nya juga unik-unik. Karena ke-"unik"annya, memang tim ini seperti tim pecundang yang selalu gagal dalam menyelesaikan sebuah misi dan berakhir pada pengintaian saja tanpa penyelesaian. Hingga satu kasus mampir ke tangan Chief Go. Sebuah kasus narkoba. Cara tim Chief Go menyelesaikan kasus besarnya inilah yang menjadi inti konflik film garapan sutradara Lee Byeong-Heon. Alur ceritanya ringan. Aksi laga nya tidak terlalu banyak. Hanya sisi komedinya yang cukup menarik dan cerdas menghibur dengan bumbu akting kocak dari para pemain. Overall, Movielitas merekomendasikan film ini sebagai komedi segar bagi para penggemar film Korea di saat bersantai. Keren dan fun. Extreme Job (2019) - 7/10

Drama penculikan yang sulit ditolak oleh korban

Karena muncul di beranda dengan poster yang aduhai, mau tak mau Movielitas bertanggungjawab untuk menontonnya. Kalau menurut laporan wikipedia, termasuk golongan drama erotis romantis. Favorit. Berkisah tentang Massimo seorang pengusaha kaya raya tajir melintir yang tanpa sengaja bertemu seorang wanita cantik asal Polandia, Laura, dan jatuh hati padanya. Karena bermodalkan harta dan tahta, tanpa kesulitan Massimo berhasil menculik Laura. Tujuan Massimo menculik Laura sangat sederhana sekali, yaitu membuat Laura jatuh cinta kepada dirinya selama 365 hari. Awalnya, Laura pun menolak. Harga diri Laura tercabik-cabik diculik dan dipaksa jatuh cinta kepada pria tak dikenal tapi kaya raya. Mungkin karena masih belum adaptasi dengan kemewahan, Tapi hanya perlu dua hari, sudah ada tanda-tanda Laura malu-malu mau. Semakin lama, mau bagaimana lagi. Secara alur dan konflik, film ini tidak ada yang istimewa. Biasa saja. Lewat akting peran tokoh Laura bisa menunjukkan tidak selamanya drama penculik

Warisan budaya pasung impian sang anak

Kali ini berkesempatan menikmati sajian horor yang review nya sempat mondar-mandiri di timeline twitter. Setidaknya timeline twitter Movielitas, bukan di akun orang lain. Banyak yang bilang film ini cukup menarik. Apakah benar? Yang menjadi pusat perhatian adalah penampilan Sandra Oh sebagai peran utama. Dan, Movielitas mengetahui aktris Sandra Oh ini di beberapa film yang lupa judulnya, hanya saja peran yang dimainkan Sandra Oh bukan peran utama. Bagi Movielitas, penampilan Sandra Oh disini cukup lumayan. Selain tampilan wajah (tanpa kerutan kantong mata sedikitpun) , juga aktingnya sudah cocok membawakan karakter seorang ibu yang tinggal bersama anak semata wayangnya di sebuah rumah terpencil jauh dari keramaian kota. Dari sisi tampilan horor, tidak memaksa untuk horor di setiap adegan. Meski gaya yang dipakai sangat umum yaitu mengandalkan jumpscare. Dari sisi plot cerita, lumayan berliku dan masih biasa saja. Bagi Movielitas, dengan memunculkan simbol budaya kremasi (dalam cerita i