Skip to main content

Posts

Misteri dibalik salah satu keajaiban karya manusia di dunia

Ada dua nama aktor yang membuat Movielitas menaruh ekspektasi lebih dari film kolaborasi Hollywood dan Cina. Yaitu Matt Damon dan Andy Lau. Ada lagi nama Willem Dafoe, tapi untuk Movielitas entah kenapa   di film ini peran Willem Dafoe seperti kurang penting, ada atau tidak adanya karakter Dafoe, sepertinya tidak bakal pengaruh banyak. Film megah yang jauh dari ekspektasi Movielitas. Bayangan awal Movielitas melihat judulnya, The Great Wall, film ini akan menampilkan kisah di balik Tembok Besar yang ada di Cina. Dan, memang cerita dalam film ini ada hubungannya tentang Tembok Besar Cina tersebut namun bukan tetang pembangunan atau sejarah berdirinya, melainkan sejarah yang mungkin “jarang” diketahui orang. Untuk ukuran Movielitas, tidak menarik. Background cerita, alur cerita, CGI spesial efek, ataupun konfliknya, kurang tepat menurut Movielitas. Ternyata dalam sejarah Tembok Besar Cina, ada “campur tangan” kisah monster. Bisa jadi. Tapi, penggambaran monster di film ini yang dib

Antara polisi menyamar menjadi penjahat dan penjahat menyamar menjadi polisi

Kalau di dunia musik, bagi yang paham atau setidaknya mengerti cara bermusik, pasti mengenal dengan istilah progresi chord. Misal, secara umum ada progresi chord simple, C-F-Am-G atau dengan variasi C-G-Am-F dan seterusnya. Begitu juga dengan film kali ini. Sangat simple dan aliran mainstream. Film aksi laga, tapi bila boleh langsung jujur, koreografi laga tarung-nya kurang cantik. Konflik cerita-nya tidak rumit. Alur cerita-nya mungkin bisa ditebak melalui judul Sleepless alias tidak tidur. Cerita utamanya ada di semalam suntuk. Bad Cops Good Cops . Berpusat pada karakter Vincent Downs yang diperankan oleh Jamie Foxx. Dilema Vincent Downs menjadi seorang polisi, menyamar menjadi penjahat, lalu oleh polisi lain menjadi terlihat seperti dirty cops, di satu sisi anaknya disandera penjahat. Overall, film ini sebenarnya ingin memberi twist tentang “ who’s the guy ?” Tapi bagi Movielitas, jatuhnya hambar saja. Tidak menarik. Mungkin seperti disebutkan di atas, pola cerita nya terlalu ma

Cara mengubah dunia

Bisa dibilang film ini merupakan karya kedua seputar The Almighty dari sutradara Tom Shadyac setelah sebelumnya menggarap Bruce Almighty (yang ini Movielitas belum menonton). Dan Steve Carell disini juga menyambung kesuksesan film 40 years Old Virgin . Berkisah tentang seorang anchor yang beralih ke dunia politik. Setelah sukses terpilih Baxter kemudian memanjatkan sebuah doa yang sederhana tentang keinginannya untuk mengubah dunia. Dimulai dari doa dan clue angka 6-1-4, petualangan “doa yang dijawab Tuhan” dimulai. Film komedi bernuansa cerah ini memakai gaya alur cerita yang cepat dan rapat langsung ke sasaran. Konflik yang dibangun tidak rumit untuk diikuti. Penyelesaian konflik demi konflik berlangsung singkat padat dan rapat. Dari sisi komedi, tidak sampai atau masih jauh jika dibandingkan dengan gaya komedi Ben Stiller. Mungkin yang heboh dari film ini adalah penggunaan CGI spesial efek yang tidak main-main. Selain spesial efek, hal lain yang mencuri perhatian adalah soun

Carut Marut The Institute

Pertama, ternyata ada nama besar di belakang film ini. James Franco. Tidak tanggung, James disini berdiri sebagai aktor, produser dan sekaligus menyutradarai. Ditambah tag based on true events . Lengkap. Movielitas pun penasaran. After taste , harus diakui kelas James Franco lebih pas menjadi aktor berbakat.   Melihat alur cerita film ini, terasa seperti melihat akting pertunjukkan ala di panggung. Beberapa scene, akting para pemainnya terasa kaku lucu. Alur cerita hambar. Mau horror tidak dapat, drama juga tidak pas. Konflik cerita-nya ikut menjadi kurang menarik lagi. Yang menarik, ada nude scene nya. Pemanis. Dan.....ternyata ada Pamela Anderson. Hanya sayangnya, karena background cerita mengambil setting tahun pra 1900an, akhirnya penampilan Pamela Anderson kurang "menonjol" dibandingkan di Baywatch. Overall, next film please… The Institute (2017) - 4/10