Skip to main content

Posts

If we are in love, then...

Kisah The Classic produksi Korea tahun 2003 ini boleh dibilang sangat luar biasa untuk selera Movielitas. Kisah di dalam film ini sangat apik dengan great plot , bloody romance , dan punya twist ending yang benar-benar tragis. Hebatnya dari film ini, menurut Movielitas, adalah soundtrack atau film score yang dipadukan pada adegan-adegan nya. Sangat pas. Dan, beberapa dari soundtrack yang dimunculkan ada, setidaknya tiga, yang berkesan bagi Movielitas. Soundtrack yang ditampilkan tidak butuh waktu lama untuk langsung melekat alias sangat sangat easy listening . 1. Lagu Canon D Lagu ini adalah lagu klasik yang sebagian besar penonton ataupun pelaku musik sudah pasti sangat tahu. Out of topic, Movielitas justru mengetahui lagu Canon ini dari lagu rap milik Coolio dimana Canon menjadi background dari single I C U When U Get There . 2. Lagu Me To You, You To Me Judul aslinya adalah Neo Ege nan na ege neon . Ribet. Pokoknya lagu ini disandingkan dengan pas saat ade

Kenangan bersama Soundtrack American Pie

Siapa yang tahu film American Pie ? Mungkin banyak yang tahu pastinya. Tapi jika pertanyaannya siapa yang menonton American Pie di tahun produksinya 1999, maka dapat dipastikan usianya sudah sangat amat dewasa saat ini. Film ini cukup fenomenal pada jaman itu. Selain cerita seputar komedi seks yang konyol ala anak sekolahan Amerika, hal lain yang membuat film ini masuk kategori memorable untuk Movielitas adalah deretan soundtrack-nya. Setidaknya ada tiga lagu yang sangat melekat hingga saat ini. 1. Mutt - Blink 182 Jaman itu, band Blink 182 sedang berjaya. Lagu-lagunya cukup mengena dengan selera musikalitas ala Movielitas. Dan, lagu ini diputar dengan pas di film ini. Tempo lagunya? Jangan ditanya soal tempo lagu-lagu Blink 182. 2. Sway - Bic Runga Lagu ini mungkin tidak "seragam" dengan deretan lagu soundtrack American Pie lainnya yang rata-rata beraliran alternative rock - pop punk. Lagu ini terkesan mellow dan sangat enak didengar dengan gaya akustik

Dampak mendengar gempuran berita negatif

Entah kenapa film ini punya kesan tersendiri untuk Movielitas. Sayang, Movielitas mendapatkan film ini sudah dengan kondisi yang "kurang sempurna", bagian endingnya terpotong karena scratch . Film ini berkisah tentang seorang pria, Terry Allen, yang terkena musibah pemecatan dari tempat kerjanya. Di sela-sela menunggu pekerjaan baru, Allen digempur oleh berita-berita media massa tentang terorisme. Konflik dalam film ini menurut Movielitas sangat simple dan enak dinikmati. Tidak terlalu banyak karakter yang bermain dalam lingkaran cerita. Alur cerita pun tidak sulit untuk dicerna. Sangat simple namun kuat dengan irama seperti grafik yang semakin lama semakin menanjak. Overall, sebuah hiburan kisah drama yang sangat sederhana dan menarik. Pesan moral dalam film ini versi Movielitas adalah jangan terlalu lama membiarkan diri tidak produktif (menganggur), jangan bergantung pada panggilan kerja. Saat ini, saatnya era digital internet, siapapun punya kesempatan unt

Gagalnya Misi Patah Hati

Hari libur seperti ini memang paling cocok bila dihibur dengan tontonan komedi romantis original (bukan jiplakan film lain) yang berkualitas. Salah satunya adalah film yang diisi dengan duet romantis Kate Hudson dan Matthew McConaughey ini. Kocak, menghibur dan pastinya seksi romantis. Konfliknya menarik dan lucu. Sang wanita mendapat tugas untuk "mematahkan" hati pria dalam waktu 10 hari dan sebaliknya sang pria mendapat tugas untuk menggaet wanita dalam 10 hari. Overall, film drama romantis dengan nuansa komedi yang menarik dan menghibur. Alur cerita ringan dengan konflik kocak dan manis. How To Lose a Guy In 10 Days (2003) - 7/10

Konspirasi panjang menuju tahta presiden

Kalau film sudah berbicara soal politik, kesannya berat. Seperti film ini, alur cerita nya rapi hanya konflik-nya berliku panjang. Diceritakan bahwa ambisi seorang wanita yang ingin menjadikan anaknya sebagai presiden Amerika, harus berliku mengatur skenario untuk anaknya dari medan perang Iraq hingga masa kampanye pemilihan presiden. Agak tidak masuk akal, tapi bisa jadi di dunia panggung politik. Hingga bila perlu, diadakan program cuci dan bor otak untuk meluluskan jalan menuju tahta presiden. Dan, Movielitas adalah fans Denzel Washington, yang pasti soal akting drama-nya tidak perlu diragukan lagi. Overall, jika dibandingkan dengan film Denzel yang lain, film ini tergolong sebagai film yang cukup "berat" pada konfliknya. Dan, dari sudut konflik sebenarnya menarik, hanya saja terlampau "jauh" bila hanya untuk ber-politik saja diperlukan program cuci otak. The Manchurian Candidate (2004) - 6/10

Manusia adalah binatang yang paling berbahaya

Sepertinya Movielitas harus setuju dengan penilaian di IMDB tentang film ini. (Saat ini), skor film dengan sutradara David Fincher ini adalah poin 7. Lumayan. Setidaknya bagi Movielitas, kualitas film dengan skor 7 di IMDB, rata-rata, memang bagus dan berkualitas meski tidak selalu demikian. Tapi, jujur saja, film ini ada rekor tersendiri. Entah berapa lama Movielitas harus memutar ulang, ulang, dan ulang untuk benar-benar bisa mengikuti alur cerita film ini. Berat. Ada satu titik jalan cerita yang terasa missing story-link . Movielitas selalu kehilangan konsentrasi saat menikmati film ini, khususnya di bagian Paul Avery yang katanya menemukan jejak Zodiac dan saat Dave Toschi bersama partner-nya melayani masyarakat yang mengaku-ngaku sebagai dan tahu tentang siapa Zodiac itu. Susah sekali mencerna jalan ceritanya. Uniknya, Movielitas hampir tidak pernah bosan mengulang sejauh ini. Memang, seperti tidak ada jenuhnya meskipun konfliknya berat, selain banyak karakter yang di

Inspirasi Garis Keras 8 Mile Soundtrack

Sebuah alasan klasik tentang blog ini, terlalu lama dibiarkan "jalan sendiri" alias jarang diupdate. Iya, benar. Selain karena kesibukan, frustasi, stres, dan yang utama adalah mulai kehabisan "amunisi". Stok film yang bisa dijadikan bahan tulisan, mulai menipis. Demi, terus menghidupkan blog ini, Movielitas mengambil cara untuk menambah-nambahkan label baru sebagai pengalihan atas kehabisan ide dan bahan tulisan. Label baru yang akan ditambahkan adalah Soundtrack film. Setidaknya masih berbicara seputar film. Sama dengan bahasan film, Movielitas "menilai" selalu dari sudut pandang selera awam . Bila pada sinema, acuan yang dipakai adalah easy watching , maka untuk label Soundtrack ini menjadi easy listening . Dan, semua tulisan tentang Soundtrack ini murni berdasarkan apa yang Movielitas suka. Bisa jadi, bagi yang lain terasa biasa saja. Sebaliknya, bagi yang lain ada soundtrack yang "istimewa" tapi menurut Movielitas, biasa saja. Wel