Skip to main content

Posts

Horor masa kecil yang masih mengintip di balik pintu

Habis menyimak serta bernostalgia dengan horor lawas. Standard. Gaya horornya khas gaya horor Hollywood yang menonjolkan sisi lighting remang gelap, make-up menakutkan dan alur cerita yang juga standard atau umum. Alur cerita film ini tidak terlalu istimewa. Trauma masa kecil yang terbawa hingga dewasa. Lalu ketika telah dewasa, horor masa kecil itu berulang kembali. Begitu saja. Boogeyman (2005) - 6/10

Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati

Film drama religi yang berangkat dari terjemahan sebuah ayat iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Memakai gaya multi cerita yang disebar lalu saling dikoneksikan. Ada 12 jiwa dengan berbagai latar belakang masalah dan pencarian arti kehidupan. Sebagian, ada yang sedang diuji keimanannya, yang lain sedang mempraktekkan keimanannya. Paling menarik bagian klimaks saat semua karakter beserta latar belakang cerita dikaitkan dan ditemukan dalam kecelakaan beruntun. Meski film ini berbahasa dengan sebuah kepercayaan tertentu, tapi bila dipandang dari sudut pandang luas, sebenarnya memiliki inti yang sama dengan kepercayaan lain. Apapun itu kepercayaannya pasti mengajarkan untuk percaya dan selalu menebar perbuatan baik sekecil apapun. Do You Believe? (2015) - 6/10

Balas dendam terselubung misi pemerintah

Bicara soal film memang paling besar pengaruhnya adalah soal selera. Seperti film garapan sutradara Denis Villeneuve ini, yang mendapatkan rating bagus juga box office, tapi justru "berat" buat penulis. Posisi saat menonton film ini kurang lebih seperti posisi yang dialami karakter Kate saat direkrut secara sukarela masuk ke dalam tim yang dikomandoi oleh Matt Graver dan Alejandro. Bingung. Seperti ada "kegelapan" yang menutupi maksud misi Matt dan Alejandro. Sejauh yang bisa penulis tangkap, ternyata peran Kate dalam misi memburu Manuel Diaz, gembong narkoba asal Meksiko, hanyalah persyaratan belaka untuk melancarkan aksi balas dendam pribadi Alejandro. Alur ceritanya berat. Minim aksi laga. Tikungan ceritanya tidak terlalu mengejutkan karena memang dari awal karakter Kate dan Matt-Alejandro sudah nampak "berseberangan". Jadi, tidak terlalu mengejutkan (bukan menjadi twist cantik) juga ketika latar belakang pemburuan Manuel Diaz ini terbu

Ancaman menjijikan untuk petugas malam

Tentu saja, hal utama yang menarik dari film ini adalah nama besar Stephen King. Dan, memang ada beberapa karya Stephen King yang penulis sukai bahkan meskipun "telat" menyaksikannya. Contohnya, Cujo , sebuah horor klasik dengan alur cerita dan gaya horor yang "ketinggalan jaman" untuk saat ini, namun masih memikat - setidaknya untuk selera penulis-. Kali ini, masih berhubungan dengan urusan horor binatang. Tapi, setelah usai menyantap habis sajian horor yang terbit tahun 1990 ini, terasa jauh berbeda dengan horor ala Cujo atau Pet Sematary . Begitu pula dengan kualitas alur ceritanya yang tidak bisa menembus masa layaknya drama Misery. Disini benar-benar terasa kaku ala horor klasik secara umum. Bisa ditebak arah horornya. Bahkan penampilan "lakon jahat"-nya meskipun berusaha ditampilkan dengan teknologi canggih saat itu, tentu saja terasa "boneka" jika dibandingkan dengan teknologi jaman sekarang. Horor di film kali ini, bukan