Skip to main content

Posts

Ternyata museum di London juga memiliki kehidupan malam

Seri Satpam Malam di Museum bertambah satu lagi. Bila direkapitulasi, sebenarnya masih memakai gaya yang sama saja. Andalan utamanya adalah komedi yang dipadu dengan konflik ringan serta kecanggihan spesial efek dalam menghidupkan "isi" museum. Untuk memberi warna lain, kali ini warga Museum Natural History Amerika berkesempatan mengunjungi Museum British di Inggris tentunya. Ada sedikit kekecewaan pada bagian cerita di Inggris ini, harapan penulis akan ada banyak guest star kenamaan yang menjadi anggota Museum British. Tapi, ternyata tak terlalu banyak kejutan selain penampilan Rebel Wilson yang cukup kocak menghibur. Lainnya, tetap sama antara gaya malam hari antara museum di Inggris maupun Amerika. Sekalipun gaya Night At Museum masih tetap sama di sekuel ketiga ini, keseluruhan masih tetap menghibur, ramai, kocak, dan megah dalam spesial efeknya. Night at the Museum: Secret of the Tomb (2014) - 6/10

Hujan menjadi saksi pembunuhan

Sebuah sajian cerita dari Negeri Jepang yang mengisahkan tentang misteri pembunuhan berantai terhadap pentolan gang seperti Yakuza dan sejenisnya. Jujur saja, penulis kurang bisa begitu mencerna alur ceritanya. Terutama karena faktor nama para karakternya dan "jabatan" di plot cerita, yang membingungkan. Intinya, mencari siapa pelakunya. Sejauh yang bisa penulis tangkap kisah dari film ini adalah ada konflik perebutan kekuasaan gang yang dilakukan dengan memperalat seorang anak muda dengan latar belakang keluarga yang kelam. *Kalau dibuat dengan alur dan jumlah karakter minimalis, mungkin akan lebih menarik... Strawberry Night (2013) - 6/10

Tetap menjaga bumi meski dimusuhi manusia

Setelah sekian lama berlalu, seri Transformer kembali diangkat dengan kemasan yang berbeda. Tidak ada lagi aksi kocak Shia LaBeouf, melainkan Mark Wahlberg yang bermain lebih dewasa karena berlaku sebagai seorang ayah bukan bujangan ala Witwicky. Penggantian ikon karakter utama, bagi penulis, tidak begitu berpengaruh. Mark Wahlberg di plot sebagai penemu Optimus Prime dalam keadaan terluka setelah pertempuran di Chicago sebelumnya. Jadi, masih masuk akal plot ceritanya. Masih sama dengan seri-seri sebelumnya, andalan film ini dipastikan bermain di area animasi, dan nama Michael Bay merupakan jaminan sajian animasi yang megah. Hasilnya, bagi penulis, memang lebih megah dari seri sebelumnya. Tidak hanya berkutat di Amerika, kali ini petualangan Optimus Prime dan anak buahnya melebar hingga ke Hong Kong. Bagaimanapun juga akhirnya menyisakan ketakjuban tersendiri dengan animasi sajian Michael Bay yang memang luar biasa megah. Seisi kota dibuat hancur-hancuran akibat ulah

Terus memukul demi hari esok

Film olahraga yang diangkat dari komik manga Jepang. Tentang seorang Yabuki Joe yang memiliki bakat di dunia tinju. Plot ceritanya tidak berat. Bisa diikuti meski tidak mengenal animenya. Contohnya penulis yang buta soal komik manga. Tapi, masih bisa mengikuti jalannya cerita Yabuka Joe yang mengembangkan diri lewat tinju. Akan tetapi, bagi yang pernah mengenal atau membaca apalagi menyukai komik manga-nya, pasti akan lebih mudah masuk ke dalam plot cerita. Fokus film ada pada dua karakter utama yaitu Yabuka Joe dan Rikiishi Tooru. Ada beberapa hal yang menarik perhatian penulis sepanjang film ini, yaitu akting dari Tomohisa Yamashita. Dari akting cemerlang Tomohisa ini paling tidak penulis bisa meraba karakter Joe di versi komik. Dan, memang penampilan akting Tomohisa sukses terlihat sangat cuek dan menyebalkan dengan gaya jagoannya. Hanya saja ada sisi minus dari penampilan Tomohisa disini, masih "kurang" terlihat sebagai petinju. Fisiknya kurang be