Skip to main content

Posts

Balas dendam keluarga penculik

Dari judulnya tentu sudah bisa menebak bagaimana template juga gaya cerita film ini. Yang menjadi pertanyaan pertama tentu saja apakah kualitas kisahnya lebih baik, atau lebih jelek, atau sama saja dengan gaya diculik untuk pertama kalinya. Bagi penulis, film ini terasa lamban jika dibandingkan dengan seri pertama. Penulis masih lebih menyukai gaya langsung aksi tanpa basa-basi seperti di penculikan pertama kali. Liam Neeson disini tentu saja terlihat semakin tua. Untuk film aksi memasang aktor gaek sekelas Liam tentu saja memiliki alasan tersendiri. Dari fisik, Liam disini terbungkus pakaian lengan panjang sepanjang film. Masih terlihat gagah namun tidak bisa menyembunyikan ke-tua-annya. Mungkin salah satu faktor alasan memasang Liam adalah kemampuannya dalam bela diri dan suara berat-nya yang berwibawa. Soal gaya tarung, penampilan Liam masih cukup bagus. Penulis suka dan memang yang ditunggu-tunggu adalah momen aksi tarung praktis ala Liam Neeson. Hanya menggunakan

Terjebak iklan berujung teror

Sajian film yang sangat minimalis. Hanya ada 2 karakter yang bermain disini, yaitu Aaron dan Josef. Aaron diperankan oleh Patrick Brice dan Josef oleh Mark Duplass. Disutradarai oleh Patrick Brice. Ceritanya dari Patrick Brice dan Mark Duplass. Dan di produseri oleh Mark Duplass dan Jason Blum. Di bawah naungan Blumhouse Production yang memiliki produk fenomenal Paranormal Activity. Kesan film ini berusaha menampilkan gaya Paranormal Activity yang sangat laris ditiru dan digabung dengan horor. Yang membedakan adalah horor yang disajikan bukan horor layaknya di Paranormal tetapi lebih ke sisi psikologis thriller. Karena faktor cerita bergaya dokumenter dengan handy camera, kesan horor yang ditampilkan, sudah umum. Sosok creepy wierd yang ditampilkan lewat sosok Josef, terlalu dipaksakan dan dibuat-buat. Hanya mengandalkan gaya horor "muncul dengan tiba-tiba". Yang menarik dari film ini adalah rumah peristirahatan Josef. Penulis suka sekali dengan gaya ru

CPH4

Yang menonjol dari film besutan Luc Besson ini adalah teknologi komputerisasi-nya. Halus dan menarik. Aksi laganya tentu saja ada rasa khas Luc Besson yang melekat. Yang menarik perhatian dari film ini tentu saja jajaran cast-nya, ada si cantik Scarlett Johansson dan Morgan Freeman. Tapi sepertinya mereka sudah biasa tampil di kancah dunia perfilman, yang khusus menarik perhatian penulis adalah Choi Min Sik. Keren. Penulis "baru" mengenal nama dan penampilan Choi Min Sik dari film fenomenal horor psikologis, I Saw The Devil . Luar biasa penampilan watak aktor Korea satu ini. Tentu saja membanggakan daratan Asia, setelah nama Chow Yun Fat yang berhasil menembus Hollywood dengan aksi laga, lalu ada Jet Li dan juga Jackie Chan yang berhasil membawa bela diri khas Asia ke kancah Hollywood. Kini, ada Choi Min Sik yang berhasil dipilih berpasangan dengan aktor sekelas Morgan Freeman dan aktris level Scarlett Johansson. "Senjata" Choi Min Sik bukanlah pad

Ketika kungfu tidak hanya untuk bela diri

Sejenak melupakan penat, film ini sangat direkomendasikan sebagai obat. Luar biasa. Powerfull. Komplit. Stephen Chow, totally awesome . Tidak hanya sebagai bintang utama tapi juga duduk sebagai sutradara. Dan, yang membuat penulis kagumi juga, gaya film ini meskipun terbit tahun 2001 tapi sudah memiliki citarasa era iphone (sedangkan di film ini masih menggunakan ponsel lawas layar biru Nokia). Konfliknya, sederhana saja. Tidak ada yang serius. Tentu saja nilai jual film ini adalah komedi. Kocak luar biasa. Tapi, yang membuat citarasa komedi ini menjadi berbeda dan powerfull adalah penggabungan dari beberapa unsur. Unsur sepakbola pastinya. Bruce Lee (aktor-nya mirip sekali). Unsur Matrix. Unsur 3D. Paling menarik perhatian adalah penggunaan banyak spesial efek, dan hebatnya berkualitas tinggi. Sangat halus dan tidak terlihat kasar seperti sinetron lokal-an. Tentu saja, penggunaan teknologi komputer dicampur dengan aksi laga dan komputer efek disini tidak kalah dengan ku

Persaudaraan berlapis baja

Sajian yang keren dan berkualitas kembali dipersembahkan oleh aktor Brad Pitt. Film yang mengingatkan pada game PC lawas, yaitu Call Of Duty yang akan selalu menjadi kenangan. Konsep ceritanya sederhana. Tidak rumit. Tentang persaudaraan yang terjalin "sempit" di sebuah mesin besi. Dilengkapi dengan petualangan dari satu misi ke misi berikutnya. Drama persaudaraan-nya, bagus. Kualitas akting para pemainnya tak perlu diragukan lagi untuk membentuk cerita yang "dekat" dan dapat dirasakan dengan baik oleh penonton. Gaya perang yang ditampilkan, bagus juga. Seru. Ditata apik dan ditempatkan seimbang saling mendukung dengan bobot dramanya. Ada quote yang menarik buat penulis adalah "ideologi itu damai, tapi sejarah (khususnya sejarah peperangan) yang kejam". Penulis mengartikan secara mandiri dan universal, bahwa sejarah-lah (apa yang diwariskan oleh jaman dulu) yang melahirkan ideologi perbedaan antara manusia. Fury (2014) - 7/10

Cinta karena terbiasa

Sajian cerita romantis-tragis dari Negeri Sakura atau Jepang. Konfliknya kompleks. Dan boleh dikatakan menarik. Ada 4 karakter utama disini. Sudut pandang yang dipakai adalah kisah masa lalu, masa indah waktu sekolah dari kacamata karakter Noburu Aihara. Noburu Aihara bukanlah seorang pelajar favorit dan terkesan culun kurang pergaulan. Tapi, fokus konfliknya ada pada karakter Momose. Seorang pelajar gadis yang cantik. Baik Noburu dan Momose memiliki persamaan nasib yaitu berkorban perasaan untuk pelajar laki-laki yang populer di sekolah, Miyazaki. Disini ada hal yang ingin disampaikan tentang cinta tak berbalas dan cinta yang disia-siakan. Tentu saja, kisah di film ini cocok untuk mereka yang galau karena memiliki nasib sama seperti Noburu, nasib "mencintai" gadis impian namun tak pernah dilirik. Atau juga memiliki nasib seperti Momose, yang tragis menjadi pacar pelajar tampan dan banyak penggemar. Kalau diperhatikan, antara Noburu dan Momose, karakter N

Mia Tuk

Saat menyimak film yang merupakan produksi Walt Disney ini, penulis teringat versi modern yang hampir satu tema sama yaitu Eight Below dengan Paul Walker. Film ini mengangkat tentang persahabatan manusia dan seekor wolfdog atau anjing setengah serigala. Karena penulis suka anjing, film ini tentu menjadi memiliki nilai menarik tersendiri. Karakter White Fang disini memang keren, ekspresi kemarahan-nya luar biasa seram dengan taring-taringnya. Gagah dan lincah. Dari segi alur cerita dan konflik, seperti film Walt Disney pada umumnya, ramah. Ringan. Berbeda dengan gaya Eight Below, porsi bertemunya persahabatan dalam film ini terasa agak lamban dan terlalu berlama-lama pada kisah perjalanan karakter Jack Conroy. Sedangkan perjalanan White Fang sendiri diberi porsi tak banyak. Begitu pula dengan porsi momen kebersamaan antara Jack dan Fang, tidak begitu besar. Keseluruhan, film ini cukup menghibur. White Fang (1991) - 6/10