Skip to main content

Posts

Ventris

Sepertinya ada kekeliruan. Yang penulis harapkan adalah Hidden yang ratingnya bagus, malah mendapatkan Hidden versi 3D ini. Konfliknya seputar sekelompok orang yang ingin melihat sebuah gedung biara tua, namun akhirnya mereka terjebak oleh labirin misteri. Yang kemudian, diolah dengan horor jatuhnya satu per satu karakter dengan berbagai macam kejadian horor. Alur ceritanya, standard. Sudah banyak film yang memakai gaya alur yang serupa. Sekelompok orang dengan beberapa gaya-nya kemudian bersama-sama terjebak horor dan dimatikan satu per satu. Horornya, kurang menarik salah satunya karena beberapa spot akting justru terasa "lucu". Gaya horornya sendiri hanya mengandalkan sekelebat bayangan, kaget-mengkaget,komputerisasi, dan make up menyeramkan. Bisa ditebak arah dan gaya horornya. Hidden 3D (2011) - 5/10

Rebutan uang yang tak pernah ada

Entah apa yang ingin disajikan film ini. Film ini layaknya nasi putih. Tidak ada rasa apa-apa. Hambar. Perlu ada lauk sebagai pelengkap, minimal kecap. Alur ceritanya membuat bingung. Maju- flashback , sekarang-mundur. Dan bertele-tele, bahkan saling menodongkan pistol, bisa dari tengah film hingga akhir film, saling menodongkan pistol. Konfliknya terlalu berputar-putar. Kontribusi Bruce Willis dan Forest Whitaker, kurang berfungsi banyak. Tetap saja alur konflik film ini kurang menarik. Yang bisa penulis simpulkan, intinya segala akar masalah dimulai dari ingin uang. Catch.44 (2011) - 4/10

Valentine Blues

Mungkin lagi-lagi ada yang salah dengan mood ini atau memang kurang konsentrasi. Film ini seperti bermain cerita maju-mundur, kini-masa lalu. Penulis sendiri kesulitan menangkap cerita karena penampilan karakter Cindy seperti berhubungan dengan 2 pria sekaligus, karena penampilan akting Ryan Gosling berbeda. Buat penulis, kesulitan membedakan antara jalan cerita masa lalu dan kini. Tumpang tindih. Mungkin perlu dua tiga kali menyimak agar lebih dapat meresapi jalan ceritanya. Blue Valentine (2010) - 6/10

Neraka di pedalaman

Kali ini pilihan film jatuh pada sebuah film klasik. Klasik karena bila dilihat dari tahun rilisnya adalah 1980. Yang membuat penasaran dari film ini adalah kontroversialnya. Tak lebih. Kontroversialnya adalah vulgar yang menurut penulis ada pada sisi kekerasan dan seksualitas-nya. Sedangkan dari sisi bobot cerita, penulis rasa kurang diimbangi oleh akting yang kuat. Vulgar memang, namun di beberapa spot terlihat kurang maksimal, kesan natural-nya hilang. Namun, di spot yang lain, justru terlihat sangat natural. Seperti salah satunya di bagian pembunuhan kera dengan dipenggal. Konfliknya seputar penelusuran rekaman sebuah kelompok pria-wanita yang menjelajahi sebuah pedalaman hutan dan berbuat onar di daerah pemukiman suku primitif. Hasilnya, mereka ditemukan tewas. Yang sedikit "aneh" mungkin pemasangan lagu theme -nya yang terlalu soft pada film bertema "keras". Cannibal Holocaust (1980) - 6/10

Berpacu dengan shelby

Nama Ethan Hawke menjadi alasan pertama memutar film ini. Konsep plot ceritanya sebenarnya merupakan favorit penulis. Plot konflik ceritanya bersetting sehari semalam saja. Ringan. Tak bertele-tele. Tiba-tiba diculik. Dan demi menyelamatkan yang diculik ini, ada seorang pria yang terpaksa membabi-buta memacu mobil sport di tengah keramaian kota. Lalu, muncullah seorang wanita muda sebagai partner. Di titik inilah, penulis kurang begitu nyaman dengan plot cerita. Chemistry cerita yang dimunculkan semakin aneh. Kehadiran Selena Gomez sebagai wanita bersenjata yang kemudian diketahui memiliki intelektual canggih di bidang IT yang kemudian juga secara sukarela ikut campur ikut repot, kurang menarik. Terlalu "cepat" dan aneh. Aksi laganya, memang lumayan padat merapat. Hanya jeda sebentar lalu beraksi, jeda sebentar beraksi lagi. Namun, bila dibandingkan dengan aksi mobil ala Fast Furious , penulis rasa kehebohan aksi laga disini masih kalah dibawah Torneto cs. Te

Pulau indah penuh siksaan

Film Korea satu ini cukup "keras" dan emosional. Beberapa "pemandangan" di dalamnya ada yang vulgar dan perih untuk dilihat. Terutama untuk hal yang dialami oleh karakter Bok Nam yang diperankan secara maksimal oleh aktris Seo Young Hee. Kisah karakter Bok Nam ini cukup tragis dan "mengerikan". Apa yang dialami mengerikan, begitu pula ketika Bok Nam memberontak juga mengerikan. Lawan main karakter Bok Nam, adalah wanita cantik yang dari Seoul. Modern dan eksotis. Namun, sayangnya karakter eksotis ini seperti lemot bahwa dirinya sebenarnya "dilindungi". Lalu dimana sisi " devil "-nya? Menurut penulis, sisi " devil "-nya disini ada pada karakter Bok Nam yang secara brutal "tersakiti". Lalu, film Korea kembali bermain pada area abu-abu memainkan psikologis, ketika yang tersakiti memberontak - dapat dibenarkan atau justru salah? Disitulah letak kekuatan drama Korea umumnya. Akting maksimal dilengkapi

Menggambar masa lalu

Kali ini ada horor dari Korea. Menurut penulis horor Korea kali ini kurang begitu maksimal. Yang menjadi andalan dari horor ini adalah momen kaget-mengkagetkan semata. Cukup banyak "jebakan" horor dengan bermain ala "sekonyong-konyong". Andalan lainnya adalah di make-up yang menyeramkan. Kalau dari sisi drama konfliknya, penulis terbentur pada nama ala Korea serta rantai cerita yang sempat membuat bingung. Tak ada yang istimewa ditawarkan oleh film ini. Masih biasa saja. Konfliknya terlalu luas, banyak kisah flashback dari banyak karakter, yang punya latar belakang horor sendiri-sendiri, dimunculkan pelan-pelan membuat sedikit berat diikuti. Sebenarnya, film ini juga menawarkan double twist, hanya saja kurang mantab. Killer Toon (2013) - 6/10