Skip to main content

Posts

Setiap kita punya rahasia

Film Korea yang lagi-lagi menarik. Dramanya unik, lucu, dan dewasa. Sederhana saja, tiga wanita jatuh hati pada seorang pria. Masalahnya adalah ketiga wanita tersebut adalah kakak-beradik. Kemudian, konflik tersebut diolah apik dengan rasa komedi ringan. Tentu saja menjadi sebuah konflik cerita yang cerdas sekaligus menarik karena tanpa disadari background cerita berkaitan dalam satu moment hanya dipecah menjadi 3 sudut pandang wanita yang terkait kasus "cinta rahasia". Konflik affair yang terjadi digambarkan dengan suasana cerah ceria cerdas dan lucu. Ada 3 karakter wanita yang dihadirkan di film ini. Pertama adalah Mi Young, seorang penyanyi di sebuah cafe. Cantik. Sayangnya karakter Mi Young ditampilkan seperti layaknya wanita jaman sekarang. Cinta adalah seperti permainan monopoli. Semakin banyak cash yang masuk akan semakin dicintai. Kedua, adalah Seon Young. Karakter wanita ini ditampilkan dalam bentuk karakter kutu buku. Berkacamata. Baru pertama kali

Sepanjang jalan menuju Dublin

Sebuah film yang umum dan biasa. Umum karena konflik-nya sudah umum. Alur cerita sekaligus beserta konflik cinta yang dihadirkan tidak ada istimewanya. Tentang seorang wanita. Cantik. Berkelas. High Class . Eksekutif. Tas nya bernama Louis Vuitton . Bertunangan dengan pria yang super kaya raya. Karena mendapat pasangan yang kaya dan raya, wanita ini memiliki impian untuk memberi kejutan sang pria kekasihnya yang kaya raya itu. Dari Amerika "rela" melewati ribuan mil ke Irlandia. Namun, sayangnya kondisi cuaca membuat wanita berkelas ini terdampar di sebuah desa terpencil Dingle. Nah, konflik pun dimulai. Di desa tersebut hiduplah seorang pria yang sangat sederhana dan jauh dari kaya raya. " They will kill each other ", gaya cerita pun masih memakai gaya saling salah kepahaman, tidak cocok satu sama lain, beda pendapat, pokoknya dibuat se-beda mungkin untuk memancing komedi. Akhirnya? Bisa ditebak. Sisi komedinya, kurang berarti. Kurang mantab. B

Tell them that Los Angeles belongs to Mickey Cohen

Menariknya adalah berdasarkan kisah nyata dan bertabur bintang disini. Sebut saja ada Sean Penn, Josh Brolin, Ryan Gosling, Emma Stone, Nick Nolte, Anthony Mackie, Giovanni Ribisi, Michael Pena. Hanya saja, sayangnya film ini meleset dari ekspektasi. Terasa sudah umum gaya ceritanya. Dan bisa ditebak. Ada pemimpin gangster Cohen. Kejamnya tak diragukan. Lalu, polisi membentuk skuad tersendiri menyamar menjadi gangster saingan yang menghancurkan kekuasaan Cohen di Los Angeles. Konflik ceritanya sudah umum layaknya film superhero biasa. Pertama, sukses. Senang. Lalu "terluka", beberapa karakter lakon dimatikan untuk menciptakan dilema cerita. Lalu, bangkit. Tidak ada twist khusus. Biasa saja. Tidak ada yang istimewa lagi. Background cerita film ini mengingatkan penulis pada gaya game Sega lawas, Dick Tracy. Gangster Squad (2013) - 6/10

Mencari jawaban masa lalu dari apartemen nomor 143

Salah satu film Horor yang terkena demam semi-dokumenter atau mungkin mockumenter . Bergaya dokumenter namun hanya akting. Ada sesi wawancara dilengkapi dengan sesi penampakan. Tentang sebuah keluarga kecil yang tinggal di sebuah apartemen. Keberadaan mereka diusik oleh sebuah kekuatan dari yang telah mati. Sebenarnya bagi penulis, misteri "gangguan" dari dunia lain, begitu saja sudah cukup horor. Namun, kalau sudah dipolesi dengan bumbu-bumbu cerita lain seperti masa lalu yang kelam, rasanya jadi biasa saja. Disini horornya biasa karena sudah umum dan bisa ditebak. Hanya "bermain" pada detik-detik kejutan dan tebakan akan muncul seperti apa. Dari segi alur cerita mudah saja. Selain karena juga tidak ada lokasi syuting lain selain di apartemen nomor 143. Apartment 143 (2012) - 6/10

Chakushin Ari versi layar Hollywood

Judulnya sama dengan Jepang-nya. Kurang begitu menarik. Menonton film ini berasa seperti menyimak Final Destination. Konsepnya tak jauh beda, cerita-kejadian-cerita-kejadian. Tak ada yang istimewa. One Missed Call (2008) - 5/10

Bila saja mereka bertiga yang masuk ke dalam mobil itu

Perfect . Sebuah karya drama yang luar biasa menarik.   Drama menarik ini dipengaruhi kualitas 3 cerita yang dibawakan apik oleh 3 aktor dengan olahan sutradara kelas dunia. Ada dilema besar yang menusuk kanan kiri dalam kisah cerita disini.    Sean Penn. Aktor gaek ini memang berkelas. Membawakan karakter godfather yang disegani. Kisah karakter Jimmy Markum disini membawa dilema tersendiri dan tertampilkan dengan baik. 2x Jimmy Markum membunuh, 2x Jimmy harus membuang mayat di Sungai Mistik, 2x Jimmy harus membayarnya dengan 500 dolar sebulan, karena Jimmy adalah raja. Namun, apakah orang yang dibunuh Jimmy adalah orang yang pantas dibunuh? Pada titik itulah kisah film ini menusuk .   Kevin Bacon. Tenang. Kalem. Dingin. Hampir sepanjang film, karakter yang dibawakan Kevin merupakan karakter penyejuk. Kisah detektif Sean baru terasa emosional ketika mengucapkan maaf pada sang istri yang sedari awal menelepon tanpa berbicara apa-apa sampai akhirnya Sean meminta maaf.  

Legenda anak kesepuluh yang terperangkap dalam bingkai lukisan

Jujur saja, horor Korea yang satu ini kurang menarik untuk penulis. Konfliknya terlalu padat, berliku, dan disuguhkan dengan alur yang kurang simple. Ceritanya tentang legenda horor wanita Vietnam yang menderita akibat cinta kemudian coba digali oleh penulis buku dari Korea. Tentu saja kegiatan menggali legenda tersebut akhirnya menjadi "membangunkan" kuasa gelap dendam yang tertidur. Horornya juga terlalu umum. Mengandalkan adegan kaget, make-up menyeramkan, dan bukan mengandalkan kekuatan cerita. Muoi : The Legend of A Portrait (2007) - 5/10