Skip to main content

Posts

Mengetahui dan membiarkan kejahatan adalah kejahatan

Alasan utama mengambil film ini adalah Jodie Foster. Penasaran ingin melihat gaya akting Jodie ketika masih belia. Hasilnya, menarik. Berbeda sekali dengan gaya Jodie di Flightplan atau Panic Room . Di sini, Jodie tampil "meledak-ledak" dan sedikit "berani". Alur ceritanya simple saja. Hanya konfliknya yang dibuat sedikit rumit dan panjang. Mengangkat tema seputar kasus perkosaan yang dialami karakter Sarah. Namun oleh karena penampilan seksi Sarah, baik kasus maupun hukum yang berlaku tersebut menjadi "layu". Tema seperti ini juga dipakai seperti di No One Killed Jessica meski beda konflik kasus. Susah sekali mendapatkan hukum yang adil. Hanya saja, konflik sulitnya hukum berlaku adil disini tidak memakai jurus anak politikus atau anak orang kaya seperti di No One Killed Jessica, melainkan karena faktor penampilan serta gaya karakter korban Sarah Tobias sendiri. Di dalam cerita film ini juga tidak menyimpan karakter jahatnya. Namun, ko

Legenda Hercules

Apa yang membuat film ini begitu "memikat" dan menarik rasa penasaran dalam buat penulis tak lain adalah pengaruh Dwayne Johnson. Nama besarnya serta beberapa filmnya terdahulu memiliki rasa tersendiri. Kini, Dwayne menjadi new Kevin Sorbo dengan karakter Hercules putra Zeus. Separuh manusia separuh dewa. Dan memburu film ini bukan hal mudah. Sayangnya, konflik dalam film ini terasa biasa saja. Payah. Kurang greget. Beberapa momen penulis harapkan menyimpan hook ternyata datar saja. Hercules yang kuat berpihak pada yang lemah namun ternyata "salah". Konflik tersebut terasa biasa saja. Momen pertempuran pertama, penulis berharap akan ada kejutan bala bantuan atau koloni baru, ternyata tak ada. Dalam pertempuran pertama, kemenangan Hercules terasa janggal apabila melihat tidak imbangnya jumlah kekuatan pasukan, namun ternyata menang. Samar-samar penampilan manusia setengah kuda dimunculkan, memberi harapan akan muncul karakter kejutan, namun lagi-lag

Get your freak on

Film ini sebenarnya menghibur. Santai. Renyah. Cerah. Ringan. Fresh. Tapi unsur komedinya tidak dapat membuat tertawa lepas, selain tidak konyol sekali juga penulis sebenarnya berada di posisi Andy bahkan lebih parah. Jadi, akan bodoh sekali menertawakan karakter Andy disini karena sama saja menertawakan diri sendiri. Posisi Andy disini lebih beruntung. Diapit oleh keberadaan dua wanita hot, ada Trish dan Beth. Well , penulis lebih memilih Beth tapi ternyata seperti kata Andy, Beth terlalu "menakutkan". Gaya kalem sendu suram Steve Carell disini cukup meyakinkan dan sangat menjiwai. Meski tidak sekocak ala Ben Stiller namun tetap menghibur. Adegan paling konyol disini adalah cukur bulu dada yang ternyata tak bisa sempurna. The 40 Years Old Virgin (2005) - 7/10

Black, a key with no lock

Film ini mengingatkan pada gaya Nicole Kidman dalam Rabbit Hole . Mengalami masa-masa kehilangan orang yang sangat dicintai. Disini yang menjadi sentral adalah karakter bocah Oskar Schell yang kehilangan ayahnya secara tragis dalam peritiwa 9/11 silam. Setelah setahun, Oskar menemukan sebuah kunci dari barang-barang peninggalan sang ayah dengan sebuah petunjuk Black. Paling menonjol dalam film ini adalah Thomas Horn yang berperan sebagai Oskar. Penampilannya memang sangat bagus memerankan seorang bocah yang terlena dalam emosional kesedihan duka yang mendalam. Menjadi trauma dan terluka. Menariknya lagi, menurut sumber bahwa Thomas Horn adalah seorang bintang baru. Alur ceritanya memang berkaitan dengan selera masing-masing. Tentu saja film ini akan cocok bagi pecinta drama yang mengalun lembut namun emosional. Bagi penulis sendiri, ikut larut dan ikut masuk merasakan efek antusiasme Oskar ketika berkomitmen dalam melakukan perjalanan mencari jawaban atas sebuah kunci.