Skip to main content

Posts

Berlibur versi Bean

Bila dibandingkan dengan seri pertamanya, cerita Bean disini masih kalah menarik. Di seri pertama , kisah Bean lebih natural atau lebih masuk akal untuk dikomedikan ala Bean. Sisi dramatisnya bagus, dan kocak. Disini konflik berjalan dengan lompatan cerita yang cepat dan kurang natural. Entah konflik mana yang mau dijadikan tema utama, liburan, atau pencarian ayah, atau konflik sutradara Carson Clay. Komedi Bean masih tetap gayanya, hanya saja semakin ke dalam sisi usil Bean terasa biasa-biasa saja. Selain itu juga seperti berjalan sendiri di luar cerita. Kurang bisa berbaur dalam alur cerita seperti di seri sebelumnya. Mr.Bean's Holiday (2007) - 6/10

Kisah kasus di sekolah

Dulu, dulu sekali, film ini keren sekali. Apalagi ketika menonton di sebuah bioskop yang pas jaman itu sudah mewah di kota Sidoarjo. Keren karena waktu itu masih di Sekolah Dasar. Masih gemar meniru menjadi jagoan di sekolah meski tak mirip Stephen Chow disini. Puluhan tahun berlalu, keberadaan film ini terasa sulit dideteksi setidaknya buat penulis. Setelah ke sana dan sana tidak ada keping VCD film ini. Setelah lama menyerah mencari, akhirnya penulis beruntung dapat menemukan film ini juga. Meski harus dengan kualitas yang cukup memprihatinkan, namun setidaknya masih bisa ditonton dan teks terbaca. Gaya Stephen Chow memang unik. Gaya serius-nya mengundang tawa. Apalagi pas adegan "balapan nyontek" masih saja membuat terbahak lepas. Film lawas yang masih menghibur dan mahal untuk dilupakan. Fight Back To School (1991) - 7/10

Memburu duri dalam daging

Kalau sudah melihat versi originalnya mungkin akan lebih "mudah" menikmati karya Martin Scorsese ini. Memang tidak 100% mengadaptasi Infernal Affair . Ada beberapa bagian yang dibedakan, tapi secara garis besar hampir senada. Meski disini dikatakan berdasarkan karakter nyata. Banyak bintang hadir disini, Leonardo Di Caprio, Matt Damon, Mark Wahlberg, Martin Sheen, Jack Nicholson, Vera Farmiga, dan Alec Baldwin. Beberapa fragmen yang berbeda antara lain gaya mata-mata dalam kepolisian yaitu Collin "kehilangan" ciri khas yang dilakukan Andy Lau yaitu kebiasaan kecil menepuk-nepuk paha. Lainnya, keberadaan karakter Sersan Dignam yang tidak ada di Infernal Affair. Chemistry antara Leonardo dengan Jack Nicholson juga terasa beda dengan Tony Leung yang bergaya kalem di hadapan Eric Tsang. Persamaannya antara lain, pemakaian gips. Tony Leung sebagai mata-mata kepolisian dalam mafia juga memakai gips sebagai media penyampaian informasi kepada atasan, tapi

Berusaha

Seusai menyaksikan kisah Liz Gilbert, ada satu yang tertinggal dan masih terngiang. Secuplik penggalan dialog atau tepatnya narasi oleh Liz sendiri. Narasi itu terletak di bagian cerita karakter Liz ketika tiba di Italy. Diceritakan ada sebuah joke yang bermakna dalam untuk direnungkan. Penulis mencoba menguraikan dengan versi bebas. Alkisah suatu hari yang cerah, seorang lelaki datang menemui sebuah patung saint (penulis lupa persis nama patungnya), kemudian berlutut,: Ucap lelaki itu,"oh dewa, tolonglah hambamu ini, hamba mu ini ingin kaya (memenangkan lotere)" Mungkin, frekuensi doa lelaki tersebut terlampau sering, hingga suatu malam patung saint tersebut benar-benar mendatangi lelaki tersebut lewat mimpinya Ucap sang dewa,"oh lelaki, tolonglah dewamu ini, belilah tiket lotere..."