Skip to main content

Posts

Terjebak ulah sendiri

Dari awal kurang menarik. Terlalu dangkal dalam kisahnya. 6 pemuda-pemudi menemukan sebuah lokasi penelitian yang tidak ada dalam peta. Entah kemana arah cerita film ini dibangun. Suasana mencekam hanya bermain pada pola lokasi yang minim lampu dengan misi mencari jalan keluar terbaik. Ada "tawanan" dalam ruang akuarium. Dialog dilontarkan akting para pendukungnya yang terasa kaku. Akhirnya film ini jatuh ke dalam pemaksaan diri untuk dilabeli horor lengkap dengan bumbu kejutan serangan dan histeria. Incubus (2006) - 4/10

Penghuni baru dalam kisah rumah lama

Pang Brothers goes Hollywood yang mau tidak mau mengingatkan pada gaya The Eye . Dari konsep horornya, film ini memakai gaya umum saja. Rumah terpencil dan memiliki histori kejadian supranatural. Yang kemudian mewariskan kengerian pada penghuni barunya. Untuk penambah rasa film disisipkan selingan konflik rumah tangga dan sedikit romantika cinta remaja. Penulis suka dengan kesan horor yang dibangun melalui media mata sang balita, Ben. Masih cukup berasa dan kena. Namun, pengembangan horor dengan animasi atau dengan gaya penampakan merayap dinding sekaligus make-up mengerikan, penulis rasa terlalu klise. Mungkin kekentalan efek horor ala The Eye terlalu diadaptasi di sini. Jadi, terasa seperti terlalu biasa, sedikit kaku, dan tidak ada yang baru. The Messenger (2007) - 6/10

Perang tidak menyelesaikan masalah

Penulis hanya tahu di IMDB , rating film ini cukup bagus. Tapi pemain pendukungnya kurang familiar. Bukan masalah. Penulis lagi menyukai tema-tema perang dan militerism. Kesan pertama, cukup bagus. Semakin ke dalam, cukup menarik. Visualisasi suasana perang berhasil diangkat apik. Penulis ikut merasakan atmosfer emosional film ini. Film ini juga cukup adil memberikan porsi cerita baik dari sisi warga sipil, gerilyawan, maupun militer. Penulis merasakan ada dilema tersendiri melihat cerita film ini. Tidak ada yang patut dipersalahkan. Ada yang menyerang ada yang menjadi korban. Ada yang merasa nasionalisme ada yang merasa terluka dan membabi buta. Penulis mencoba merangkum pesan dari film ini, warga sipil menjadi korban, gerilyawan maupun prajurit tidak akan menyelesaikan masalah selama sejata masih berpeluru. Battle For Haditha (2007) - 7/10

Pencuri yang tercuri

Ada karakter penjahat ada juga karakter polisi. Sama-sama profesional namun juga sama memiliki kehidupan pribadi yang tak lepas dari masalah. Film ini menampilkan sisi aksi pencuri kelas atas yang mengincar curian bernilai mega. Pelengkapnya adalah sisi drama dari masing pihak. Sayangnya, justru yang berkembang baik adalah sisi konflik drama daripada aksi laga. Konteks cerita akhirnya terkurung seputar hubungan ayah-anak yang kurang harmonis, mencuri barang bukti, atau juga memiliki adik yang bergelut dengan rehabilitasi. Dari sisi aksi terasa biasa saja. Kaitan link cerita yang menjadi penghubung antara polisi-penjahat sudah cukup rapi, namun mentah karena termakan oleh isu tema yang lain yang dalam semakin kompleks dan ironi. Akting para pendukung juga masih biasa saja. Aksi baku tembak yang seharusnya bisa dibikin apik malah dibuat dramatisir dan melow dengan slow-mo . Takers (2010) - 6/10