Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Review

Pertumbuhan fisik yang menjadi bencana

Alasan utama memilih film garapan sutradara Brad Peyton untuk dijadikan tontonan malam ini adalah karena nama Dwayne Johnson. Movielitas menyukai gaya akting Dwayne Johnson yang sebelumnya dikenal dengan nama The Rock ini. Kali ini Dwayne Johnson berperan sebagai Davis Okoye seorang pemerhati sekaligus pengasuh primata gorila albino yang dinamai George. Dikarenakan sebuah penelitian yang berakhir fatal mengakibatkan sebuah "bencana" di kawasan tempat habitat binatang liar berkumpul. Bencana yang terjadi sebuat saja bencana genetika dimana para tiga binatang liar yang terkenal buas menjadi bertumbuh tak terkendalikan. Jujur saja, menonton film ini jatuhnya sangat jauh di bawah ekspektasi. Konflik besarnya sangat sederhana tapi dengan alur cerita dan penempatan akting yang sangat kurang menarik bagi Movielitas. Penampilan Dwayne disini sendiri sebenarnya sudah sangat umum sekali sama dengan di film-film Dwayne lainnya, tapi sering terasa kurang pas dengan adegan yang ditampilka

Dipertemukan di hutan yang terbakar

Sebuah sajian yang berkonsep piramida terbalik. Di awal film dilempar beberapa konflik yang nanti kemudian dipertemukan menuju satu titik. Seorang petugas pemadam kebakaran yang sibuk menyesali dan menyalahkan diri sendiri, seorang akuntan yang ketakutan, polisi yang menunggu kelahiran putri, dan dua orang tokoh jahat berdarah dingin dengan kemampuan taktis. Alur ceritanya mungkin akan membuat kewalahan dan membingungkan di awal. Tapi ketika semua bertemu di hutan, pelan-pelan menjadi jelas konflik utamanya. Bagi Movielitas, konsepnya bagus. Hanya konfliknya yang kurang menarik. Konsep ke-tidak sengaja-an yang akhirnya bertemu di satu poin cerita, kurang masuk. Yang "menonjol" di luar nalar adalah tokoh yang diperankan oleh aktris senior Angelina Jolie yaitu Hannah. Kalau diperhatikan, karakter Hannah ini tergolong karakter yang sangat kuat alias super woman. Terjatuh dari menara, hampir tersambar petir (sebuah adegan yang kurang paham maksud dan tujuannya), hingga dipukuli b

Wajib militer yang memang sudah wajib

Sebuah sajian film dari negara Singapura. Kalau dilihat dari posternya sudah bisa diterka bahwa film ini mengangkat genre komedi. Dan film ini berkisah seputar pengalaman tokoh utamanya, Ken Chow, yang harus mau tidak mau mengkuti Wajib Militer yang diwajibkan pemerintah Singapura. Bagi Movielitas, film ini kurang menarik. Dari akting pemain-pemain di dalamnya, alur ceritanya, serta komedinya terasa kaku. Tidak berkesan apa-apa. Penampilan fisik sebagai tentara kurang cocok. Yang menarik perhatian hanya di bagian awal saja, film ini terasa seperti unjuk gigi kecanggihan spesial efek suasana perang ala sineas Singapura. Dan untuk tampilan suasana chaos gegara perang, cukup bagus dan megah. Tidak kalah dengan Hollywood. Overall, kurang menarik.  Ah Boys To Men (2012) - 5/10

Menjadi anak nakal selamanya

Kali ini film ketiga dari film aksi laga campur komedi yang dibintangi oleh duet Will Smith dan Martin Lawrence, Bad Boys . Kisah utamanya adalah petualangan sepasang detektif kompak dan kocak dalam menangkap penjahat. Di seri ketiga ini, sesuai dengan usia, pasangan detektif ini harus mau bekerja sama dengan pasukan yang lebih segar atau muda. Dari segi plot cerita, lumayan ada sisi dramatis nya. Dari sisi alur cerita, sedikit kakau di beberapa bagian.  Soal humor yang diangkat, lumayan sedikit menghibur meski tidak sekonyol duet detektif di The Other Guys . Pusat komedi masih tetap pada gaya kalem Martin Lawrence yang bertolak belakang dengan gaya koboi gila-gilaan Will Smith. Dari sisi aksi laga, entah karena memang faktor usia atau memang gaya laga Hollywood yang mengandalkan aksi laga mewah ledak-ledakan, kurang begitu maksimal. Di beberapa bagian masih bagus, tapi sebagian besar aksi laga yang ditampilkan kurang menarik bagi Movielitas. Overall, yang pasti film ini cocok untuk pe

Pelanggaran yang belum terbayarkan

Film dari Taiwan garapan sutradara Kevin Ko ini diklaim berdasarkan kisah nyata. Namun sejauh ini Movielitas belum menemukan validasi nya. Dan, kali ini berkesempatan untuk menontonnya. Bergenre horor, yang menurut Movielitas, gaya horor yang dipakai sudah bukan gaya baru. Bergaya vlog pribadi lengkap dengan kamera shaking -nya. Juga dengan gaya ala dokumenter dengan dialog ala-ala daily vlog. Berkisah tentang seorang wanita bernama Ronan yang merasa sedang hidup dalam sebuah kutukan akibat pelanggaran yang dilakukannya enam tahun sebelumnya.Secara sederhana, inti konfliknya adalah siapapun yang berinteraksi dekat dengan Ronan akan mengalami kemalangan. Dan kemalangan itu dipercaya sebagai buah akibat dari pelanggaran enam tahun silam. Konsep jalan cerita yang diusung disini memakai gaya timeline maju-mundur dari jaman sekarang ke masa lalu, kemudian kembali lagi ke jaman sekarang dan seterusnya. Pengisian nuansa horor nya pun hampir sembilan puluh persen dari keseluruhan cerita. Hampi

Norwegia 22 Juli 2011

Sebuah film yang terlihat seperti non Hollywood tapi digarap oleh sutradara Hollywood. Awalnya Movielitas tidak mengetahui, tapi setelah masuk ke dalam cerita, baru tahu ternyata film ini digarap oleh sutradara Paul Greengrass. Dan, film garapan Paul Greengrass bila berbicara based on true story sudah ada beberapa sebelumnya dan memang cukup bagus karya beliau. Film ini berkisah seputar tragedi yang terjadi di Norwegia tahun 2011 silam pada tanggal sesuai dengan judul film. Tapi, film ini tidak berkisah seputar detik-detik atau seputra tragedi tersebut, mungkin lebih tepanya seputar dampak-nya.  Alur cerita di film yang ber tagline based on true story, tinggal menilai sejauh mana film tersebut mampu membangun atau menggambarkan suasana kejadian dan bisa tersampaikan dengan baik atau tidak. Disini, dengan tangan dingin Paul Greengrass, menurut Movielitas film ini cukup bagus. Bahkan tidak tanggung-tanggung, meskipun alur cerita terasa sepotong-potong dan berjalan dinamis cepat, mengangk

Tanggung jawab besar yang tertinggal dari perbatasan negara

Sebuah sajian film drama dengan aktor gaek Liam Nesson. Berkisah tentang seorang mantan marinir, Jim, yang tanpa disengaja berjumpa dengan 2 orang imigran gelap dari Meksiko di daerah perbatasan Arizona, Amerika. Pertemuan antara Jim dengan ibu-anak ini ternyata berbuntut panjang. Kelompok kartel dari Meksiko rupanya juga sedang mengejar ibu-anak tersebut. Plot cerita nya sebenarnya sederhana saja. Tidak sulit untuk mengikuti alur cerita film garapan sutradara Robert Lavenz ini. Bagi Movielitas standar saja plot sisi drama-nya. Tidak istimewa. Hanya saja kalau dibandingkan dengan Taken, tentu saja masih kalah jauh. Disini sisi aksi laga tidak terlalu memiliki porsi besar.  Overall, sebuah tampilan drama kriminal yang standar saja.  The Marksman (2021) - 6/10

Rasa penasaran yang tidak dipercaya

Kalau versi film ini, Movielitas terjebak oleh trailer. Sekilas sepertinya versi trailer, film ini akan menjadi tontonan yang bakal menarik. Ternyata masih salah ekspektasi lagi. Berkisah tentang seorang psikolog Ana Fox yang tinggal di sendirian di rumahnya yang cukup besar. Suami dan anak dikabarkan telah berpisah dengannya. Ana Fox sendiri mengalami penyakit agrophobia yang mengharuskan dia lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah. Tetangga baru di depan rumah Ana Fox membawa pengalaman baru sekaligus membingungkan untuk Ana Fox. Sebenarnya di bagian awal misteri yang diangkat cukup menarik bagi Movielitas. Meskipun misteri standard, tiba-tiba pembunuhan-lenyap-tidak ada yang percaya. Konsepnya seperti itu sudah cukup. Entah kenapa semakin masuk ke dalam, jalan cerita dan konflik di dalamnya menjadi kurang menarik.  Overall, standard. Kurang menarik. The Woman In The Window (2021) - 5/10

It Ain't Over 'till It's Over

Kali ini sajian dari negara Korea. Berkisah tentang kasus sebuah penculikan berakhir dengan pembunuhan seorang anak kecil yang belum terpecahkan kemudian kasus tersebut dijadikan sebuah film. Salah satu penonton film kasus penculikan dan pembunuhan tersebut adalah Da Eun yang tidak lama lagi akan menjadi seorang wartawati. Dalam salah satu adegan film tersebut menampilkan pembicaraan telepon asli dari sang penculik dan suara serta quote dari sang penculik tersebut mengingatkan Da Eun kepada sosok yang sangat dikenalinya selama ini. Film Korea kali ini cukup menarik. Khas Korea dengan konsep misteri pembunuhan yang berlapis-lapis. Plot cerita dengan konflik yang tidak datar berjalan naik-turun. Penonton akan digiring untuk menebak salah satu karakter tersangka yang kemudian dimentahkan terlebih dahulu untuk kemudian diakhiri dengan plot twist. Overall, beruntung kali ini Movielitas bisa menikmati sajian Korea yang kerap kali "membingungkan" dengan nama karakter dan tampilan fi

Sejarah Yarnell Hill Fire

Film yang disutradarai oleh Joseph Kosinski ini berkisah tentang sebuah grup pemadam kebakaran yang bernama Granite Mountains Hotshots. Salah satu yang menarik dan membuat penasaran di awal adalah tag based on true story . Mengangkat tentang tragedi kebakaran hutan yang terjadi di Bukit Yarnell, Amerika Serikat. Beberapa hal yang membuat film ini terasa berat bagi Movielitas adalah plot cerita. Intisari cerita film ini mengangkat kisah tragedi kebakaran hutan, sedangkan untuk menuju ke intisari cerita ini seakan perlu membutuhkan waktu yang sangat lama dan panjang. Di satu sisi gaya plot cerita yang "panjang" ini mungkin untuk membangun chemistry agar tidak hanya menyorot tragedi kebakaran saja, tapi juga konflik ego personal yang dialami oleh masing-masing karakter tokoh di dalamnya. Alur cerita dibuat bercabang sedemikian rupa untuk membangun kesan adanya tali persaudaraan yang kental di dalam grup Granite Mountains Hotshots ini. Menurut Movielitas juga akan lebih bisa meni

Bila kita tidak mencurangi hidup, maka hidup lah yang akan mencurangi kita

Ini namanya film berkualitas. Yang paling menarik perhatian Movielitas sejak film dimulai hingga akhir adalah, kalau benar istilahnya, sinematografi. Keren. Berbeda dan modern. Tidak kalah dengan Hollywood punya. Konflik ceritanya, konon menurut wikipedia diinspirasi dari kejadian nyata, pun sangat sederhana sebenarnya. Konflik yang diangkat sangat lumrah terjadi di dunia nyata, yaitu contek-mencontek antara siswa. Bila terjadi aktifitas contek-menyontek dalam lingkup sekolah, mungkin masih biasa. Namun menjadi luar biasa ketika mulai menyentuh level ruang lingkup internasional. Konflik drama per-sekolahan ini juga sedikit melenceng dari ekspektasi Movielitas. Tidak ada adegan romantis percintaan kisah kasih di sekolah. Dan, bagi Movielitas, film ini mungkin akan lebih menarik bila ruang lingkup cerita hanya sebatas sekolah. Karena menurut Movielitas, konflik cerita menjadi agak "berlebihan" ketika memasuki babak ujian masuk kampus Amerika. Sampai berbekal percetakan barcode

Saat Abalam benar-benar belum mau pergi

" Sangat aneh bila mendengar judul The Last Exorcism atau pengusiran setan Terakhir menjadi sekuel. Bila ada "terakhir" kenapa dibuat sekuel? Mungkin karena faktor edisi sebelumnya cukup sukses di pasaran, akhirnya mau tidak mau secara bisnis harus ada sekuelnya. Kali ini Movielitas berkesempatan menonton sekuelnya yang ternyata masih tersimpan di rak daftar tayang Netflix. Karena lupa dan benar-benar sangat lupa detail seri pertamanya, awal menyimak cerita film ini memang terasa hambar dan bingung. Film ini masih menyambung dari seri sebelumnya, yaitu seputar tokoh Nell Sweetzer, yang dikisah sebelumnya mengalami kerasukan. Kali ini Nell diceritakan tinggal di sebuah penampungan. Merasa bahwa bayangan kegelapan yang hinggap di diri Nell telah pergi, namun dugaan tersebut salah. Nell kembali mengalami gangguan-gangguan selama di penampungan. Gaya horor film garapan Ed Gass Donnelly ini masih standard saja. Lebih bermain di adegan jumpscare atau adegan kejut dengan dentum

Keluar dari Dunkirk

Kali ini dapat jatah film berlatar belakang perang Jerman lawan Inggris. Dan, Movielitas yang sedikit lemah geografinya, baru tahu kalau ternyata Dunkirk ini adalah nama tempat. Kalau di literasi resmi, Dunkirk ada di Perancis sana. Bagi Movielitas, film ini berat di alur cerita. Merajuk pada rating IMDB, film ini cukup bagus. Namun, Movielitas kurang bisa mendapatkan yang menarik dari film garapan sutradara kenamaan Christopher Nolan ini.  Di awal film, hal yang membingungkan untuk Movielitas adalah nama karakter dan sepintas terlihat mirip susah membedakan. Alur film ini, yang Movielitas lihat, seperti berjalan dengan tiga sudut pandang dengan masing-masing konfliknya.  Pertama, dari sudut pandang tentara Inggris, yang nama karakter-nya kurang begitu jelas, menyelamatkan diri dari kejaran tentara Jerman, lalu dilanjutkan dengan konflik perjuangan melarikan diri dari Dunkirk. Kedua, dari sudut pandang dua orang pilot. Pilot ini bertugas menghalau pesawat Jerman yang berusaha menghancu

Drama penyanderaan yang "ganjil"

Kalau membaca dari ulasan singkat yang tertera, lumayan menarik rasa penasaran. Sebuah film dokumenter yang berisi rekaman asli langsung dari Tempat Kejadian Perkara. Tepatnya kejadian perampokan disertai penyanderaan yang terjadi di Jerman Barat pada 16 Agustus 1988. Perampokan dan drama penyanderaan ini dilakukan oleh tiga orang (dua pria dan satu wanita) dimulai dari sebuah bank di pagi hari yang sangat cerah. Drama penyanderaan selanjutnya berlangsung selama 54 jam lamanya dan memakan korban dari pihak sandera. Entah karena pada era tersebut, teknologi belum secanggih saat ini atau bagaimana, kesan yang muncul saat menonton dokumenter ini ada sedikit rasa aneh sekaligus "menggelikan". Drama penyanderaan yang berlangsung di bank kemudian berlanjut di sebuah bus umum, berhasil diliput oleh banyak media baik cetak maupun televisi dan radio. Tidak tanggung-tanggung, para awak media ini berhasil meliput dari jarak yang sangat dekat bahkan seperti disambut hangat oleh pelaku de

Teknisi tua mendapat tugas di angkasa

Gaya film ini mengingatkan Movielitas pada gaya film Hangover kemudian ada versi "gaek" nya yaitu Last Vegas . Jika dilihat dari tahun produksinya, film ini terbit 2 tahun setelah Armageddon rilis. Sebut saja ini adalah versi "gaek" dari Armageddon . Disutradarai dan dibintangi sendiri oleh Clint Eastwood. Entah kenapa, dibandingkan film Clint lainnya, Movielitas kurang begitu masuk dengan gaya film ini. Mungkin karena jaman yang sudah berbeda. Berkisah tentang seorang veteran Frank Corvin yang secara khusus diminta membantu NASA untuk memperbaiki sistem satelit ciptaannya. Seperti di Armageddon, Fank Corvin disini memberi penawaran balik kepada NASA untuk membawa tim nya sendiri. Tim yang berisi rekan seperjuangan Frank saat masih aktif di militer. Konflik ceritanya terletak mengapa satelit yang sudah dianggap berusia tua menjadi begitu penting bagi militer Amerika. Overall, secara plot cerita, film ini bisa ditebak. Dramatisasinya pun bisa ditebak arahnya. Untuk

He knows things before we do

Sajian kali ini merupakan sekuel dari The Equalizer. Masih dengan favorit Movielitas, Denzel Washington, melanjutkan petualangan sang Robert McCall sebagai The Equalizer. Dan juga masih diarahkan oleh sutradar Antoine Fuqua. Kali ini kisah tentang Robert McCall langsung menggebrak dengan 3 konflik sekaligus dalam satu film. Dua konflik kecil, satu konflik utama. Konflik kecil nya seputar hubungan Robert McCall  sebagai driver dan penumpang yang sudah sangat tua dan kehilangan saudaranya. Konflik kecil lainnya adalah seputar hubungan Robert McCall dengan tetangga kos. Serta satu konflik besarnya adalah seputar tokoh Susan, yang di episode perdana sebelumnya juga ikut tampil dengan porsi kecil sebagai teman sekaligus sumber informasi bagi Robert McCall. Kisah Robert McCall ini diangkat dari sebuah serial televisi era 80an. Movielitas sendiri tidak pernah tahu serial tersebut, tapi pastinya tokoh Robert McCall kali ini sudah diadaptasi ke jaman sekarang. Robert McCall kali ini ditampilkan

Dendam yang belum terlupakan dibalik pestisida dan arak beras

Jujur saja, awal pembukaan film, Movielitas tertarik. Cukup bagus kisah misteri pembunuhan dengan racun yang dilempar. Berkisah tentang sebuah acara penghormatan terakhir kepada orang meninggal di sebuah pedesaan Korea yang berakhir tragedi keracunan minuman. Dari tragedi keracunan minuman arak beras tersebut, lahir cerita baru yang bercabang antara kisah cinta, konflik keluarga, dan nuansa politik. Namun sayang, semakin ke dalam film ini berjalan kurang menarik. Plot cerita misterinya cukup bagus namun berjalan dengan alur cerita yang kaku. Konflik pembunuhan dibuat bercabang semakin membuat film terasa datar dengan alur ceritanya. Dramatisasi khas ala Korea juga masih ada tapi tidak banyak membantu. Overall, kurang menarik. Innocence (2020) -5/10

Annie dan segala kehilangannya

Sebuah sajian drama penuh perasaan. Konflik yang diangkat disini sangat manusiawi sekali.Karena setiap manusia tidak akan luput dari salah dan lupa. Kunci cerita ada pada tokoh Annie yang bertubi-tubi menerima "cobaan" dari kesalahannya sendiri. Mulai dari kehilangan biduk rumah tangga, berselingkuh dengan suami teman, dan kehilangan anak. Bagi Movielitas cukup bagus. Konfliknya tidak "keras" menggebu-gebu, tapi lembut mengena. Dan nyawa film ini ada pada kualitas tinggi akting aktris Kate Beckinsale. Alur ceritanya tercabang-cabang, untungnya masih bisa dicerna tidak membingungkan. Keseluruhan, film ini cocok bagi pecinta drama yang mengangkat seputar kehidupan manusia tanpa bumbu fantasi sisi kemanusiaan yang berlebihan. Snow Angel (2007) - 6/10

Misi mengantarkan sang anak kepada manusia

Kali ini memilih film semi horor. Kenapa dibilang "semi", karena menurut Movielitas tema film ini "seharusnya" bisa menjadi horor tapi tidak ditonjolkan sedemikian rupa. Lebih ke konflik internal keluarga saja.  Berkisah tentang sebuah keluarga kecil, yang tiba-tiba saja diceritakan telah berada di atas kapal, di sebuah sungai mengalir tenang di tengah-tengah padang rumput luas di daratan Australia. Baru kemudian diketahui bahwa keluarga Andy Rose ini adalah sedikit dari manusia yang masih bisa bertahan hidup sebagai manusia normal di tengah gempuran virus "mayat hidup" alias zombie. Beberapa poin yang bisa menarik perhatian Movielitas antara lain, konflik cerita film ini bisa dikatakan mirirp dengan I Am Legend . Atau 28 Days Later . Atau juga Zombieland . Bedanya, konflik per-zombie-an di film ini tidak ber-porsi besar dan keras seperti di I Am Legend apalagi Zombieland. Di film garapan sutradara Ben Howling dan Yolanda Ramke ini, konflik zombie "ka

Ketika Lisa McVey mencari orang yang mau percaya kepadanya

Sajian kali ini mengangkat kisah nyata sebuah tragedi kekerasan seksual yang dialami oleh Lisa McVey di masa kecilnya. Sangat miris sekali pengalaman yang dialami oleh Lisa Mcvey tidak hanya mengalami kekerasan seksual oleh seorang pembunuh berantai tapi juga dialami di dalam lingkaran keluarganya sendiri. Sekilas mengetahui sejarah kekerasan yang dialami oleh Lisa McVey ini, Movielitas ikut merasa prihatin dan miris. Terutama di sisi kekerasan yang dialami di dalam keluarga sendiri. Tapi, bagi Movielitas ketika tragedi Lisa McVey ini diterjemahkan ke dalam sebuah plot cerita film, terasa kurang mengena. Di sini Movielitas hanya menilai dari sisi film. Beberapa hal yang membuat film ini kurang begitu "kuat" dalam mewakili tragedi yang dialami Lisa Mcvey ini. Akting, di beberapa scene kurang begitu maksimal. Alur cerita memakai gaya lompat-melompat yang akhirnya seperti "sangat sedikit" menggali lebih dalam karakter Lisa McVey ataupun seputar tragedi.  Begitu pula d