Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Opini

Perubahan yang akan abadi

Melawan perubahan itu tidaklah mudah. Seperti Movielitas saat ini. Banyak hal yang terjadi dan penuh dengan perubahan. Melalui postingan ini, Movielitas sekedar ingin berbagi tentang salah satu kegiatan baru di luar menonton film. Yaitu musik. Meskipun Movielitas sejatinya termasuk "totally blind note person" alias buta nada, tapi seperti pada umumnya, Movielitas juga menyukai musik. Pernah belajar gitar klasik tapi tidak mendalam. Saat ini dunia sudah serba digital. Menghasilkan musik bukan hanya lewat studio musik, begitu juga menghasilkan musik bukan bagi yang punya alat musik saja. Menciptakan karya seni berupa musik, kini bisa dilakukan siapa saja dan tidak harus melalui label studio untuk memasarkannya. Tergantung niat masing-masing. Berikut ini adalah salah satu karya Movielitas dalam bentuk musik instrumental (tanpa vokal) yang disebarkan melalui media Youtube dengan nama channel Sa'Falese . Enjoy ....

Other Project Movielitas

Just promote Other Side of Movielitas my new channel on Youtube....... dont forget to click, like, and subscribe

Menanti film bertema membangunkan macan tidur

Ada sebuah genre yang membuat penulis "gerah". Atau mungkin gemas ketika ikut hanyut dalam ketegangan. Yaitu, thriller. Terutama pada gaya Thriller simple ala The Strangers , The Purge , When A Stranger Calls , atau juga P2 dan beberapa lagi. Kesamaan benang merah dari film-film thriller di atas adalah template ceritanya. Andalannya adalah menciptakan ketegangan dilengkapi dengan adegan kejutan tiba-tiba ketika memasuki babak teror. Yang membuat "gerah" adalah kebanyakan yang menjadi korban adalah wanita. Kecuali untuk The Purge yang menceritakan teror pada sebuah keluarga. Yang membuat gemas adalah "tidak bisa membalas". Kadang penulis membayangkan kelak mungkin ada film (atau mungkin juga sudah ada), yang memiliki template "terbalik". Yaitu pem-bully yang harus ter-bully . Para pengganggu yang justru diburu oleh (calon) korban. Tapi tentu saja olahan ceritanya tetap serius, karena bila tidak serius bisa jadi sama dengan Ho

Sudahkah aku mendorong batasku?

Pesan moral dalam film ini memang cocok sebagai inspirasi. Interaksi antara karakter Andrew dan gurunya Fletcher terjalin dengan kuat dan apik. Ada pelajaran bagus yang bila dilihat dengan sudut pandang lebar dari karakter Andrew Neimann yang dibawakan apik oleh Miles Teller. Andrew Neimann memiliki impian menjadi salah satu drummer terbaik yang pernah ada , salah satu cara yang ditempuh adalah masuk ke dalam band orkestra jazz yang dikonduktori oleh Terence Fletcher. Gaya mengajar Fletcher yang kasar benar-benar terasa pedas tidak hanya oleh Andrew tapi juga sampai ke penulis. Dan, itu berkat akting berkelas J.K. Simmons. Teman setia Andrew selama berlatih keras mengikuti tempo irama musik orkestra jazz yang diinginkan oleh Fletcher bukan lah bidadari cantik Nicole (diperankan oleh Melissa Benoist). Tapi, band-aid dan es batu. Latihan keras Andrew tidak hanya berkeringat saja tapi juga berdarah-darah. Tidak harus menjadi drummer untuk berdarah-darah mencapai i

One Love One Heart, let's get together and feel all right

Apa yang bisa penulis petik dari film Marley adalah banyak. Pertama, penulis seperti membaca buku biografi kecil seorang Bob Marley yang dikagumi dunia. Berangkat dari kehidupan yang serba susah, seorang Marley menemukan "jalan keluar" dari gitar-nya. Quote . Banyak quote yang dalam dan menarik direnungkan. Penulis sendiri sangat susah untuk menuliskannya satu persatu. Hanya yang berkesan antara lain quote dari Marley sendiri bahwa kekayaannya bukanlah uang yang dimiliki melainkan hidupnya adalah kekayaannya. - Luar biasa. Bicara gaya hidup selebritis, tentu saja akan kurang cocok dengan irama kemunafikan lokal. Dan disini memang gaya hidup Marley "berseberangan" dengan gaya hidup secara umum. Memiliki 11 anak dari 7 wanita dan juga ganja. (Berbeda bukan?) - hebatnya, dunia mengenang bukan gaya hidupnya, melainkan pemikiran yang terkandung dalam setiap karya lagunya. ( Kalau di lokal-an sini, seringkali terbalik, prinsipnya terkenal lalu sensasi dan

Berbagi inspirasi di belakang Google Search

Setelah melihat film Google dengan judul The Internship , penulis sebisanya menyaring pesan-pesan moral yang terpendam di dalam kisahnya. Ada dua orang mantan sales yang merana karena bisnis mereka hancur. Berbekal kenekatan, mereka apply job via online. Tidak tanggung-tanggung, mereka melamar ke perusahaan raksasa Google. Bahkan tanpa sedikitpun pengetahuan tentang C++, HTML5,CSS3,apalagi tantangan fixed bug. Pesan moral dari film ini adalah semangat untuk berpikir dan bertindak di luar "kotak" kebiasaan berpikir manusia umumnya . Mengapa Google mengajak demikian, mungkin karena Google tercipta lewat ide manusia biasa yang "terlewatkan" dari kebiasaan berpikir manusia biasa umumnya. Hasilnya? Raksasa. Google's original homepage had a simple design because the company founders were not experienced in HTML , the markup language used for designing web pages. (kata Wikipedia) Google wants us, Google needs us -- bila direnungkan lewat sisi lain

Akankah kita dikenang?

Seperti sebelumnya , film ini merupakan film bersejarah buat penulis. Awalnya dulu penulis boleh dikatakan anti film bergenre seperti disini. Tema klasik - kolosal - kerajaan. Penulis kurang begitu meminati jalan cerita film seperti itu. Tapi, kali ini penulis nekat mengambil kotak film bergambar Brad Pitt ini. Yang pertama menjadi alasan adalah Pitt. Nama besarnya membuat berani mengambil resiko menyimak film bertema kerajaan jaman dahulu. Dan, hasilnya...hampir sempurna. Luar biasa. Selain itu, ada banyak pengalaman menarik dari film ini. Penulis baru tahu bahwa kisah Trojan War awal mulanya disebabkan oleh seorang wanita, Helen. Lalu, dijadikan senjata alasan bagi raja rakus Yunani saat itu untuk menyerang Troya. Disini ada pelajaran yang menarik . Tentang hubungan antara raja Yunani saat itu dengan salah satu raja kecil di bawah kekuasaanya, yaitu Raja Myrmidons, Achilles. Achilles, sendiri selain berprofesi raja juga memiliki mental seperti singa, dimana tidak ad

Tiga gaya cerita tentang Adolf Hitler

Ada tiga film yang sudah penulis simak sejauh ini tentang Adolf Hitler. Dan, semuanya berkelas. Yang menarik bagi penulis selain cerita juga "bagaimana" menghentikan kekuasaan Hitler dan karakter Hitler yang ditampilkan. Pertama, ada Tom Cruise dengan Valkyrie -nya arahan Bryan Singer. Gaya filmnya mengambil cerita dari sisi bawahan Hitler yang membangkang. Disini Hitler diceritakan "dihabisi" di sebuah ruang rapat besama bawahannya. Sosok Hitler diperankan oleh David Bamber tidak terlalu mendapatkan porsi besar dalam film ini. Kedua, tepuk tangan untuk gaya Brad Pitt dengan Inglorious Basterds -nya yang cukup sadis menghabisi Nazi. Kelebihannya bukan sekedar cerita namun juga tampilannya yang fiksional. Di karya Tarantino ini sosok Hitler dihabisi di sebuah gedung bioskop dan Hitler yang diperankan oleh Martin Wuttke tidak terlalu mendapat porsi besar. Justru yang mendapatkan porsi besar adalah bawahan Hitler, Hanz Landa. Ketiga, adalah Downfall .

Kisah asal-usul nama David

Penulis terkesan pada segmen kecil dalam film ini. Sembari terus berpikir tentang judul dan konflik cerita di film ini. Filmnya menarik begitu pula dengan pesan moral yang dikandung. Ketika berkunjung ke rumah detektif Emily, Hank berkenalan dengan putra lelaki semata wayang Emily bernama David. Hank menceritakan asal-usul nama David, yang diterjemahkan disini adalah Daud. Konon, dulu ada 2 bangsa, Israel dan Filistin yang berperang dan terpisahkan oleh sebuah lembah. Setiap hari, seorang prajurit dari Filistin menuruni serta mendaki lembah tersebut untuk menantang siapapun orang Israel yang berani meladeni duel satu lawan satu. Prajurit Filistin itu bernama Goliat. Namun, karena perawakan Goliat yang tinggi besar bak raksasa, membuat nyali seluruh prajurit Israel menciut. Tak ada satupun prajurit yang berani mengajukan diri meladeni tantangan Goliat. Hingga, seorang penggembala kecil, Daud namanya, yang justru memberanikan diri mengambil tantangan duel mengahadapi Gol

Superpower dari dalam emosi

Penulis memiliki bayangan, sebenarnya film ini tidak bergenre horor 100%. Bahkan bisa juga suatu saat dialihkan ke genre superhero. Sempat terbayangkan bila Carrie dipertemukan dengan Banner sang Hulk . Karena mereka sama-sama memiliki superpower yang dilandaskan dan dimunculkan pada rasa emosi tingkat tinggi.   Atau mungkin kelak Carrie akan bergabung dengan Avengers ?

Sekilas fantasi dari Freddy vs Krueger

Setelah menyimak Freddy vs Jason , penulis punya fantasi sendiri tanpa terganggu Krueger di dalamnya. Ide yang diangkat dalam film tersebut sebenarnya sudah menarik. Menggabungkan dua sosok legenda ini memang bisa menarik fan base sendiri-sendiri dan sangat ditunggu momen perkelahiannya. Lalu, penerapan konsep horor tanpa batas sebenarnya juga sudah pas. Yang sedikit mengganggu mungkin karakter Freddy yang berbau fantasi alias tidak nyata. Menurut penulis, akan jauh lebih menghentak dan berbahaya bila mempertemukan sosok Jason dan Michael Myers dari tim Halloween . Mengapa? Karena mereka berdua memiliki banyak persamaan. Besar dari masa lalu yang kelam di dunia nyata, postur tinggi besar, gemar memakai topeng, suka membunuh para muda-mudi seksi berani, susah dimatikan alias sama-sama kuat. Pastinya pertemuan mereka lebih "halus" tanpa perlu polesan animasi komputer seperti layaknya di dunia alam mimpi Freddy Krueger. Sebenarnya ada satu karakter lagi yang boleh d

Berusaha

Seusai menyaksikan kisah Liz Gilbert, ada satu yang tertinggal dan masih terngiang. Secuplik penggalan dialog atau tepatnya narasi oleh Liz sendiri. Narasi itu terletak di bagian cerita karakter Liz ketika tiba di Italy. Diceritakan ada sebuah joke yang bermakna dalam untuk direnungkan. Penulis mencoba menguraikan dengan versi bebas. Alkisah suatu hari yang cerah, seorang lelaki datang menemui sebuah patung saint (penulis lupa persis nama patungnya), kemudian berlutut,: Ucap lelaki itu,"oh dewa, tolonglah hambamu ini, hamba mu ini ingin kaya (memenangkan lotere)" Mungkin, frekuensi doa lelaki tersebut terlampau sering, hingga suatu malam patung saint tersebut benar-benar mendatangi lelaki tersebut lewat mimpinya Ucap sang dewa,"oh lelaki, tolonglah dewamu ini, belilah tiket lotere..."

Sisi lain film Champ

Ketika melihat Cha Tae Yun di Champ , penulis spontan teringat pada sebuah kisah inspirasi yang pernah penulis baca. Tidak persis sama, namun yang bisa disamakan adalah tema racing nya. Tidak begitu ingat pula dimana cerita itu, di buku apa, dan judulnya. Penulis hanya ingat garis besar cerita tersebut dan coba penulis urai dengan bahasa penulis sendiri. Alkisah, ada seorang belia remaja pria berusia belasan tahun. Gemuk. Overweight . Namun, dia menggemari olahraga lari. Entah gemar atau ingin menurunkan berat badan. Sebut saja dia sebagai si Giant. Giant pun mendaftarkan dirinya ke dalam kegiatan lari di sekolahnya. Meski kadang Giant harus menjadi bulan-bulanan bahan tertawa cemoohan teman-temannya karena fisiknya yang tiada atletis. Sang guru pun tak tinggal diam, kuatir dengan sisi psikologis Giant terlalu terluka, sang guru berniat menghentikan niatan Giant untuk berlari. Namun, Giant bersikukuh untuk terus melanjutkan pelajaran berlari. Bahkan berniat keras mengi

Edisi fantasi : The War in the Next Door

Sebelum hilang. Koleksi penulis menjadi tiga biji film dengan tema yang kurang lebih sama. Atau dipaksakan sama. Dan, lagi mencoba berfantasi dengan menyatukan mereka seperti Expendables misalnya. Banyak bintang lalu dipertemukan dalam satu film. Ketiga film yang ingin diracik disini adalah Killers . Ada pasangan duet Ashton Kutcher dan Katherine Hiegl. Knight and Day . Pasangan Tom Cruise dan Cameron Diaz. Perekat konfliknya adalah pasangan Bradd Pitt dan Angelina Jolie di Mr.&Mrs.Smith . Kisah versi penulis, dimulai dari pasangan Cruise-Diaz, diceritakan menikah. Lalu tinggal di sebuah kawasan mewah dengan view bukit yang ada tanda Hollywood-nya di lereng. Sebelah rumah, ada pasangan yang juga just married , yaitu Ashton-Katherine. Bla bla bla, chit chat, tidak saling mengenal, tidak tahu latar belakang masing-masing. Baru dimunculkan karakter Brad Pitt sebagai Mr.Smith yang mendapatkan tugas bounty hunter dengan target Tom Miller (Cruise). Sel

Whisper's Case 40

Sebelum hilang. Sehabis menyimak film Whisper , penulis mempunyai ide yang mungkin bisa didengar oleh para produser film di Hollywood. Andai... Penulis teringat gaya superhero yang dipertemukan dalam satu film, sebut saja Avengers . Atau karakter antagonis ala Freddy Krueger dari tim Nightmare on Elm dan Jason Voorhees mewakili tim Friday 13th. Penulis berandai bagaimana bila karakter David di Whisper dipertemukan dengan Jodelle Ferland yang mewakili tim film Case 39 . Mereka berdua sama-sama masih bocah. Cool . Memiliki kemampuan "membaca" pikiran. Bisa duet partner atau lawan seperti layaknya di Freddy vs. Jason karya Ronny Yu. Ada lagi sebenarnya karakter bocah yang menjadi antagonis, Esther dari film The Orphan. Bisa juga menjadi trio. Hanya karakter Esther bukan karakter angel di The Orphan . Tapi, bila digabungkan mungkin akan menjadi trio manis, judulnya Case 40 : Orphan . Judul bila hanya 2 karakter yang dipakai David dan Lily, bisa jadi When Dav

Catatan inspirasi dari cerita Chris Gardner

Setelah menyimak film Pursuit Of Happyness penulis merangkum sendiri beberapa pesan moral yang berkesan sekaligus inspiratif di dalam kisah Chris Gardner, - Tak patah arang. Fight fight fight. Don't give up. Bisa? Sesuatu yang sulit. Sesuatu yang hanya dilakukan oleh kekuatan hati tertentu. Mengucapkan lebih mudah ketimbang melakukan. - Don't let anybody tell you that you can't do something . Ini adalah pesan Chris kepada anaknya Christopher. Its awesome advice . - Jujur. Pada saat sesi interview Chris tiba dengan baju lusuh penuh bekas cat dan tidak mandi karena baru saja ditahan pihak kepolisian masalah pajak. Dan, cemerlangnya adalah Chris tampil apa adanya. If you ask me then I don't know the answer, I'll tell you that I don't know but... I'll find the answer then. Dan memang hampir sepanjang film, karakter jujur Chris ini cukup tergambar dengan baik. - Berkorban. Mengingatkan pada gaya Denzel W pada John Q . Pengorbanan ayah untu

Menjadi sutradara sendiri. Edisi uang seribu.

Lanjutan dari film khayalan . Terinspirasi dari Contagion . Tapi penulis kurang sreg dengan tema flu yang tersebar. Penulis suka tema uang berjalan. Dari sebuah bank, uang lembaran nominal seribu dikeluarkan. Bersih. Mengkilap. Halus. Teksturnya lembut. Aroma khas. Lurus kencang tanpa lekukan bekas dompet atau celana. Seorang ibu dengan 3 anaknya sedang antri di loket bank untuk menukarkan uang baru. Uang seribuan kode 1125DNF001 berpindah tangan. Pulang dari bank, sang ibu membawa motor matic, membonceng 3 anak kecil. Satu di depan, 2 belakang. Berjalan kecepatan rendah-sedang-cukup tinggi. Lika liku bergaya Rossi. Ambil kanan kiri tanpa perlu lihat spion. Tancap gas hajar rem. Ngawur habis-habisan. Tapi sang ibu tak peduli. Tak berhenti disitu, sesekali sang ibu melawan arah. Jalan pintas. Hemat bensin. Demi hemat bensin. Siapa yang salah? Sesampai di rumah, sang ibu bersiap membuka warung dagangnya. Sang suami belum pulang sejak dua hari lalu. Entah kemana dengan siapa seda

Ide selembar seribu

Kadang ada yang terlintas di kepala saat menonton film. Mungkin tidak, suatu saat akan ada film tentang money travelling ? Uang berjalan. Temanya tentang uang. Uang pasti berpindah dari satu tangan ke tangan manusia lain. Satu masalah ke masalah lain. Satu keluarga ke keluarga lain. Inspirasi ini sering penulis dapatkan dari kenyataan. Kadang ada selembar uang seribuan yang penuh corat-coret sang pemegang sebelumnya. Kurang kerjaan? Atau terinspirasi message in the bottle ? Contoh tulisan yang sering ditemukan: Nama I Love you .... No.handphone 081 32451624 sekian-sekian Curahan isi hati 3-4 baris Makian Gambar jenggot kacamata hitam Nomor togel Apakah ada kisah di dunia yang bertemu jodohnya lewat tulisan no handphone di lembar uang? Kalau ada patut di-film-kan. Yang jarang ditemukan adalah alamat email website Rumus kimia Nomor rekening Nama artis Pepatah Cap ibu jari Dan, kenapa selalu seringnya coretan tangan

Disini di tempat ini (just memory)

Dulu disini ramai pengunjung. Masuk ke mall ini akan selalu menjadi saksi bisu tentang masa SMA. Kenangan manis semanis-manisnya. Sekarang, "hancur", makin ke sini makin ga jelas maksud dan tujuan mall ini didirikan. Wendy's salah satunya tempat favorit kini tinggal ruangan kosong dengan tempelan kertas koran tak berseni. Dulu tanpa sekat begini. Mau nonton bebas. Sembari menunggu loket dibuka, bebas kemana. Merokok pun bebas meski harus hati-hati karena di bawah umur. Bebas ke supermarket di lantai satu. Atau sembari mall walking melihat aneka stand menawarkan barang keren. Sekarang? Tidak jelas. Absurd. Hancur melebur dengan debu imajinasi akuntasi monetasi para pedagang barang elektronik yang menjadi bible kaum gaul. Dulu, film Titanic lalu Armageddon sempat membuat heboh di mall ini. Antrian panjang. Suasana ramai. Memang tak berseragam, tapi banyak celana panjang yang berseragam. Ya, karena cukup mengganti baju seragam baru bisa berkeliaran di sini. Meski

Back 2 Taste

Ini adalah sekelumit pengalaman penulis dalam hobi menonton film. Penulis sempat masuk ke dalam masa rindu film lawas/jadul/apalah istilahnya. Namun, ketika berhasil mendapatkannya, ada beberapa yang "tak seperti harapan" alias memang klasik adanya. Baik segi cerita maupun akting atau efek spesialnya. Tapi, ada juga beberapa karya, yang seperti tak lekang waktu. Tetap berkualitas meski tahun rilis nya sudah puluhan tahun lalu. Semua itu kembali ke selera. Lalu, bagaimana dengan film terbaru? New Release? Lebih gaul. Selalu dikomentari kerennnn. It's Awesome. Lagi, menurut penulis, tidak semua. Penulis juga masih menemukan film dangkal dengan cerita datar meskipun masuk kategori new fresh release. Jadi, penulis menyimpulkan sendiri, bahwa kualitas film ditentukan oleh isi. Entah film klasik atau new rilis tetap jalan cerita yang menentukan kualitas. Content is the king.