Skip to main content

Posts

Drama bencana terjebak dalam terowongan

Film lawas yang dulu pernah penulis tahu, namun belum punya kesempatan menonton hingga sekarang. Dan, yang membuat penasaran tentu saja nama besar Sylvester Stallone yang berdiri sebagai aktor utamanya. Yang menarik versi penulis adalah penampilan Stallone di luar film laga. Seperti disini, Stallone bermain drama - meski bukan drama keluarga atau percintaan - melainkan drama bencana. Dan, sepanjang film ini Stallone "berani" untuk tidak menunjukkan ego kualitas otot tubuhnya. Juga tidak ada adegan Stallone bertarung atau bergaya membopong senjata api kelas berat ala Rambo. Murni drama. Alur dramanya, biasa saja. Sejumlah karakter dengan aneka background dipertemukan dalam sebuah terowongan lalu lintas yang padat dan terjebak di dalamnya. Begitu juga dengan urusan konflik-nya, hanya berputar tentang perdebatan kecil dan selisih paham biasa. Tidak terlalu istimewa, hanya untuk film produksi tahun tersebut dengan penampilan visual disaster -nya, sudah terbil

Seminggu bersama kakek dan nenek

Sebuah sajian cerita yang menggabungkan dua gaya besar dalam dunia film. Pertama, gaya sutradara M.Night Shyamalan yang seringnya memakai twist manis dalam karyanya dan BlumHouse yang memiliki ciri khas dalam setiap horor-nya. Hasilnya, sebuah sajian horor tentunya karena ada nama BlumHouse. Dan, sajian rasa horornya juga sudah terasa umum. Dengan gaya selfie dokumenter, film ini menceritakan petualangan dua anak beranjak besar yang mengunjungi rumah kakek-nenek mereka. Lalu, posisi M.Night Shyamalan sebagai sutradara tidak lupa menyisipkan plot cerita yang khas lalu menusuk dengan twist kejutan. Kolaborasi antara Night Shyamalan dan Blum sepertinya masih kurang daya gigit. Alur cerita dan momen horor yang disajikan karena memiliki rasa yang sudah banyak pernah ditampilkan oleh BlumHouse, akhirnya menjadi biasa saja. Hanya memang twist kejutan dari gaya Night Shyamalan masih menggigit. Keseluruhan, menghibur meski biasa dengan horor visualnya dan twist kakek-ne

Horor masa kecil yang masih mengintip di balik pintu

Habis menyimak serta bernostalgia dengan horor lawas. Standard. Gaya horornya khas gaya horor Hollywood yang menonjolkan sisi lighting remang gelap, make-up menakutkan dan alur cerita yang juga standard atau umum. Alur cerita film ini tidak terlalu istimewa. Trauma masa kecil yang terbawa hingga dewasa. Lalu ketika telah dewasa, horor masa kecil itu berulang kembali. Begitu saja. Boogeyman (2005) - 6/10

Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati

Film drama religi yang berangkat dari terjemahan sebuah ayat iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Memakai gaya multi cerita yang disebar lalu saling dikoneksikan. Ada 12 jiwa dengan berbagai latar belakang masalah dan pencarian arti kehidupan. Sebagian, ada yang sedang diuji keimanannya, yang lain sedang mempraktekkan keimanannya. Paling menarik bagian klimaks saat semua karakter beserta latar belakang cerita dikaitkan dan ditemukan dalam kecelakaan beruntun. Meski film ini berbahasa dengan sebuah kepercayaan tertentu, tapi bila dipandang dari sudut pandang luas, sebenarnya memiliki inti yang sama dengan kepercayaan lain. Apapun itu kepercayaannya pasti mengajarkan untuk percaya dan selalu menebar perbuatan baik sekecil apapun. Do You Believe? (2015) - 6/10