Skip to main content

Posts

Menguak rahasia setelah terkubur

Tidak hanya bercerita soal tragedi seorang remaja belasan, Alice Palmer, yang tewas tenggelam di dam saat berpiknik tapi lebih dari itu. Alice Palmer diyakini "kembali" ke rumahnya untuk memberi tahu tabir misteri siapa sebenarnya Alice Palmer kepada keluarganya sendiri. Pertama kali, begitu masuk ke ranah cerita film ini bagi penulis cukup menarik. Alasannya, tanpa melakukan research . Random pick , film ini memang terlihat seperti film dokumenter. Ada footage yang terlihat asli. Ada sesi interview. Ada adegan penggambaran suasana pencarian oleh kepolisian. Ada sesi footage interview televisi. Kemudian, setelah mencari infonya, ternyata film ini adalah horor mockumentary . Penulis sendiri kurang memahami betul apa yang dimaksud mockumentary. Yang pasti bukan documentary. Lalu, info lainnya adalah Talia Zucker as Alice Palmer. Jadi, setelah melakukan pencarian info, film ini sepertinya bukan film asli dokumentasi. Menariknya adalah sedikit sulit bagi penulis m

MEnGhilANg

Kesan pertama yang muncul ketika membuka film ini adalah cukup bagus. Berkisah tentang hilangnya seorang gadis remaja 14 tahun pada tanggal 14 Januari 2007. Kisah nyata? Mungkin. Penulis sendiri kurang yakin pasti apakah dibuat atau hanya terinspirasi dari kejadian nyata. Yang pasti film ini bergaya self documentary . Pengambilan gambar dilakukan "sendiri" lewat webcam dan smartphone serta handycam dengan tema video dairy. Realita tentang remaja yang ingin gaul atau mencari pelarian dengan pesta-alkohol-dan seks digambarkan sedikit vulgar baik verbal maupun visual. Memang vulgar di dalam film namun bisa jadi di dunia nyata jauh lebih vulgar. Meskipun para karakternya dimainkan oleh pendukung yang belum familiar namanya, akting mereka serta chemistry -nya cukup lumayan. Paling tidak terlihat jelas jurang perbedaan karakter antara Megan yang sangat gaul tetapi dari broken home sebaliknya Amy adalah karakter yang pemalu dan sering di-bully. Alur cerita serta pend

Gilaakk masih lagi aksi taksi lagi

Seperti biasa duet kompak kekonyolan Gilbert sang komisaris bertaut mesra dengan Emilien sang anak buah. Mereka membawa tamu ke Stadion Marseille untuk sebuah pertandingan bola. Seperti yang ditebak mereka terhadang, sedangkan waktu kick off semakin dekat. Tak ada pilihan lain kecuali memanggil super taxi yang disupiri Daniel untuk membawa Djibrill Cisse . Formula sama dengan seri satu dan dua. Tak ada seriusnya dalam alur cerita. Setiap lini scene selalu ada saja masalah ada saja kekonyolan. Terlebih dengan gaya Gilbert yang masih memakai kacamata lengkap dengan label harga. Kedalaman cerita masih sedikit kaku dan sangat ringan. Tempelan kekonyolan juga masih sama. Dentuman musik house lembut juga masih menghias hampir sepanjang film. Aksi sedikit mengendur dibandingkan seri ketiganya. Disini lebih menonjolkan sisi kekonyolan semata. Sayangnya karena film yang penulis dapatkan ternyata di- dubbing dalam versi Inggris. Pertama masuk komedi masih bisa terasa namun semaki

Jam analog pada dunia digital

Penulis terkesan dengan kalimat dialog sinis Gabriel kepada John Mclane yang mengatakan bahwa John seperti ibarat jam analog pada dunia digital. Bagi penulis kalimat tersebut memiliki makna yang cerdas sekaligus dalam. Di seri ke-empat ini, petualangan John memang mengikuti arus global. Kali ini musuh John adalah hacker . Bicara hacker pasti berhubungan dengan internet dan itulah simbol dari "digital". Sedangkan "analog" dimunculkan menggambarkan aksi John Mclane yang memang "klasik". Karena dari seri pertama hingga keempat ini tetap sama, menampilkan aksi laga. Bruce Willis, entah mengapa penampilan Bruce kurang menarik ketika di Cop Out juga Set Up . Kurang pas. Kurang greget. Tapi begitu memegang karakter John, Bruce seolah menyatu dengan karakter John. Penampilan Bruce disini lebih kalem, tenang, dan dingin. Penambahan karakter partner untuk John sudah dimulai dari seri ketiga. Disana ada Samuel L.Jackson yang sebagai Zeus. Disini mema