Skip to main content

Posts

Lingkaran kepercayaan di Focker Island

Kesan pertama muncul adalah tak bisa serius ketika harus membaca name tag Gaylord Focker. Di episode kedua ini, Jay Roach (kembali) sukses membuat komedi, yang penulis rasa lebih baik dari seri pertamanya , tentang upaya Greg bersatu dengan Pam. Dustin Hoffman dan Barbra Streisand dihadirkan untuk menambah peluru komedi film ini jauh lebih bertenaga dalam kelucuan. *Menyimpan kulit khitan Greg hingga masuk ke dalam makanan? Adalah contoh kecil komedi segar yang natural. Greg masih menjadi sentral bulan-bulanan kekonyolan. Pertemuan dua keluarga, Brynes dan Focker masih menjadi tema besar, disitu lahirlah perang budaya bagai langit dan bumi yang harus mau tak mau memancing tawa. Keluarga Focker yang terlalu amat sangat terbuka menepis tabu diracik dengan tidak dangkal. Dan, penulis sangat menyukai akting Dustin Hoffman yang terasa bersaing ketat dengan gaya mantan CLIA , Robert De Niro. Satu lagi bintang cemerlang film ini, Little Jack. Kehadiran Little Jack disini juga

Rita Hayworth dan palu batu

Info film ini penulis dapatkan dari banyak pendapat di dunia maya. Hampir semua pendapat mengatakan bahwa film yang dibintangi Tim Robbins duet Morgan Freeman adalah salah satu film drama terbaik yang pernah ada. Sebuah drama panjang dengan kerangka cerita yang memukau. Dari sisi penulis, jalan ceritanya sangat dalam dan bagus. Perlu waktu 1 jam untuk masuk ke bagian "harta" film ini. Karena memang klimaks cerita ini dipendam dalam dan berlapis-lapis. Klimaks pertama yang menyentuh adalah ditandai dengan munculnya karakter Tommy Williams. Tim Robbins memerankan sosok Dufresne. Sebuah karakter yang dulunya berprofesi bankir ternama didakwa atas kasus pembunuhan sang istri. Menariknya, sosok Dufresne adalah sosok tough guy disamping jenius. Tangguh. Berkali-kali menjadi korban, namun tetap tenang. Kegigihan serta ketekunan Dufresne berhasil ditutupi oleh drama prestasi selama di penjara. Sangat "menipu" dan cerdas. The Shawshank Redemption (1994) - 8/10

Perlu seseorang yang berani melakukan perubahan

Chris Vaughn kembali ke kampung halaman setelah lama berkecimpung di dunia militer. Tapi, kampung halaman yang dahulu indah kini menjadi "rusak" moral dan semua bermuara pada kekuasaan yang salah. Tema besar film ini sederhana saja. Memperbaiki apa yang rusak. Grafik cerita tertata cukup rapi dengan 2 segmen. Segmen pertama dibuat drama dan dimeriahkan oleh segmen aksi laga one man war . Penampilan Dwayne Johnson sendiri sebagai potret Buford Pusser cukup meyakinkan. Sosok dan postur-nya sangat mendukung untuk film genre ini. Alur ceritanya sendiri terasa melompat-lompat cepat yang sepertinya hanya mengambil momen-momen penting dalam kehidupan nyata Buford dan tentunya dengan hiasan romantika percintaan serta dramatisasi aksi laga. *Ada pertanyaan yang tertinggal, adik dari karakter Chris disini, Michelle, merupakan seorang sheriff. Dan sejak Chris menjabat sebagai sheriff kepala serta memecat semua sheriff lama, karakter Michelle mendadak hilang. Apakah dipecat a

Petaka dalam canda

Film kali ini secara rating tidak bagus. Namun, penulis suka dengan film ini. Mengingatkan pada gaya Scream . Jubah hitam bergentayangan. Hanya beda pada trademark . Awalnya terasa biasa namun sejak masuk ke bagian " accidentally killed " film ini menjadi menarik. Teka-teki pelaku dijaga hingga akhir film. Horor yang diangkat juga dalam bungkusan rapi. Banyak adegan kejutan yang tak terduga. Dan, secara visual sangat memanjakan mata dengan aktris-aktris muda cantik seksi sekaligus berani terbuka. Beberapa scene memang "keras" dan tidak cocok untuk yang belum stabil. Sorority Row (2009) - 7/10