Skip to main content

Berry Hitam


Asal mula aktivitas blog dimulai sebagai dokumentasi pribadi tentang pesan dan kesan yang ditangkap ketika sedang menonton film.

Blog ini diolah dari sebuah handphone yang sekarang sudah dianggap jadul yaitu Blackberry 9320. 90% blog (postingan) dibuat melalui BB ini. Sisanya 10% pengaturan template, penambahan foto dan aksesoris blog lainnya terpaksa menggunakan PC.

Meski tergolong jadul, fungsi dan kinerja Blackberry 9320 ini ternyata cukup hemat (dibandingkan dengan sistem paket ala Android-Iphone juga Iuran modem rumahan), ampuh, dan mantap.

Selain untuk aktivitas menulis blog, hingga saat ini fungsi komunikasi masih terbilang lancar, (**meski hanya sebatas sms.)

Untuk media browsing (mencari data via website) belum ada kendala untuk akses ke website (**yang ringan). Mengupdate berita terkini juga bisa lewat aplikasi Twitter. (**Aplikasi Twitter di BB ini masih hanya tulisan dan foto, tapi sudah cukup bermanfaat.)

Untuk keperluan download sejauh ini cukup stabil dan lancar. Mulai dari file excel, foto, lagu, hingga film. Sedangkan untuk proses upload, hanya terbatas pada media berukuran kecil.

Untuk keperluan internet yang mengharuskan diakses via PC, BB 9320 bisa difungsikan sebagai modem.

Kelemahan dari Blackberry ini tentu saja minus "kemeriahan" aplikasi kekinian ala Android atau Iphone. Untuk Whatsapp, terlalu memberatkan. Apalagi bila digabungkan dengan Line, WeChat, Kakao, BeeTalk, dsb. Sedangkan media sosial Insta, Path, Skout, Tinder, OkCupid, MeetMe (sepertinya) belum tersedia. **Kalau masih jomblo jangan nekat berlama-lama dengan BB tipe lama, dijamin semakin jomblo.

Tapi dengan dukungan paket Full Service dari provider "Merah", keperluan internet via Blackberry jadul selama ini sudah cukup (versi penulis) memadai. Bisa untuk komunikasi serta internet sudah terasa canggih.

Tentu saja bila dibandingkan dengan kualitas layanan modem rumahan (Speedy, Indihome) atau sekelas warnet, kualitas internet via BB ini kalah kelas. Meski begitu bagi penulis setidaknya sudah sesuai dengan prinsip dasar ekonomi, membeli barang murah (paket internet) untuk memperoleh hasil maksimal (internet lancar).




Comments

  1. Saya masih pake "Berry Hitam" buat jualan dan komunikasi dengan suami :) dan selalu terhubung dengan email, jadi cepat diketahui kalau ada email job atau lainnya yang masuk.

    @amma_chemist

    ReplyDelete
    Replies
    1. @amma, wah sama nie. Ow ya bisa buat jualan juga? Berarti fungsinya semakin lengkap tuh. Thx commentnya.

      Delete
  2. Wah, diolah dari black berry? :O
    emm... kalau paket fullservicenya bb murah ya? :D

    @epatyci16

    ReplyDelete
    Replies
    1. @epatcy, iya. Ini balas reply comment juga via BB aja. Makanya blog-nya aneh hehe :)
      Kalau provider "ini" kemaren masih kena 99K, kalau andro biasa 135K (pengalaman jual pulsa), modem yang gabung telepon ma tivi, iuran nya (kabarnya masih) 300K-an.
      Thx commentny

      Delete
  3. Beuuh..si provider 'merah' cukup laris di kalangan netizen

    @siethi_nurjanah

    ReplyDelete
  4. aku malah belum pernah pake blackberry. kurang tertarik juga sih hehe. tapi lumayan ya ada paket full servicenya dari operator

    @gemaulani

    ReplyDelete
  5. aku ga pernah pake si berry hitam... jadi ga ngerasain gimana2nya heheeh

    ReplyDelete
  6. sampai sekarang , push email di blackberry masih lebih baik ketimbang di iOS atau Android.

    Makanya pelaku bisnis kebanyakan masih mempertahankan BB nya untuk kepentingan pekerjaan.

    Dan iyaa, sepakat BIS (blackberry internet service) memang paling nampol urusan unlimited kuota.

    btw, serius nulis langsung via BB ??

    ReplyDelete
  7. @siti...kalau pengalaman pribadi menggunakan Kuning-Hijau, sempat trouble berlarut-larut bu... Makanya migrasi ke Merah
    Thx comment :)

    ReplyDelete
  8. @gema + @mutia, oh ya? mungkin kelak bisa dicoba, sepertinya pamor BB sedang turun (harga) seiring marak Andro+Iphone
    Thx comment :)

    ReplyDelete
  9. @andhika, sepakat BIS (blackberry internet service) memang paling nampol urusan unlimited kuota --- setuju hehe

    btw, serius nulis langsung via BB ?? -- untuk isi postingan, kalau pasang foto kurang maksimal BB saya, sering hang. Maklum di rumah tidak pasang si Indi hehe
    Thx comment:)

    ReplyDelete
  10. Suamiku kan pake Dakota, ya, aku itu heran banget, dia kalau download video beratus-ratus MB nggak pernah yang kehabisan kuota sebelum masa aktif berakhir, hemat banget. memori Dakotanya juga kayak yang tanpa batas gitu, diisi file ukuran berapapun tetep muat. Apalagi kalaubpake provider merah jalannya kayak Bis Patas, nggak bisa di rem. XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. @elisa, betul bu, kekuatan downloadnya (sampai sekarang) masih cukup mantab, kalau soal memori (internal) versi BB saya justru minimalis (ga terlalu luas) hehe...
      Thx comment nya :)

      Delete
  11. Aku ga sempet pakai merk hp itu. Dulu setia sama nokia. *padahal ga ada bajet

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ahliah, nokia...saya juga pernah sebelum BB ini memakai nokia E72, tapi waktu itu masih kurang begitu "kenal" dunia internet. Jadi penggunaannya kurang maksimal, tapi kelebihan Nokia, salah satunya adalah awet.
      Thx comment-nya bu :)

      Delete
  12. Gadget yg bernama blackberry merupakan device yg jarang saya pakai. CUma pernah pakai sekali, tak lama BBnya rusak. TRs gak pakai BB lagi, selain juga karena paket kuotanya terbilang mahal juga *menurutsaya*

    @ririekayan

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ririe, kebetulan BB saya tidak pakai kuota untuk internet. Tapi memang ada provider yang punya layanan paket BB 3 bulanan (saat ini), lumayan murah, untuk kualitas internet-nya, kurang paham. Apapun device-nya yang penting nyaman digunakan untuk aktifitas dan berkreasi :)
      Thx commentnya

      Delete
  13. Yg penting akses internetnya lancar agar bisa dipakai dimana aja

    ReplyDelete
  14. makasih gan infonya dan semoga bermanfaat

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Menguak rahasia setelah terkubur

Tidak hanya bercerita soal tragedi seorang remaja belasan, Alice Palmer, yang tewas tenggelam di dam saat berpiknik tapi lebih dari itu. Alice Palmer diyakini "kembali" ke rumahnya untuk memberi tahu tabir misteri siapa sebenarnya Alice Palmer kepada keluarganya sendiri. Pertama kali, begitu masuk ke ranah cerita film ini bagi penulis cukup menarik. Alasannya, tanpa melakukan research . Random pick , film ini memang terlihat seperti film dokumenter. Ada footage yang terlihat asli. Ada sesi interview. Ada adegan penggambaran suasana pencarian oleh kepolisian. Ada sesi footage interview televisi. Kemudian, setelah mencari infonya, ternyata film ini adalah horor mockumentary . Penulis sendiri kurang memahami betul apa yang dimaksud mockumentary. Yang pasti bukan documentary. Lalu, info lainnya adalah Talia Zucker as Alice Palmer. Jadi, setelah melakukan pencarian info, film ini sepertinya bukan film asli dokumentasi. Menariknya adalah sedikit sulit bagi penulis m

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

Dewa Judi

Salah satu film klasik Hongkong yang paling berkesan. Bagaimana tidak berkesan, karena film ini pertama kali penulis tonton saat masih Sekolah Dasar. Dan, langsung terpikat sekaligus tak lupa meniru gaya cool Dewa Judi. Salah duanya, bermain kartu ala poker meski tak tahu aturan resminya, pokoknya 2 kartu tertutup lalu dibuka pelan pelan pelan sekali. Tak lupa gaya makan coklatnya, yang alhasil langsung batuk-batuk akibat kebanyakan coklat. Rambut? Sayang tak bisa menirunya. Apa saja yang berkesan dari film lawas ini? Segudang momen berkesan dari sini. Mulai Chow Yun Fat, pasti. Karena karakter Chun Dewa Judi ini melekat pada diri Chow Yun Fat, bahkan saat Chow bermain untuk Hollywood bersama Mark Wahlberg, masih sempat menyelipkan karakter Dewa Judi. Cool, calm, confident , selalu tersenyum, menghabiskan banyak minyak rambut. Andy Lau. Ya, film ini juga dibintangi Andy Lau yang bermain dengan gaya kocak. Dan memang konflik film ini lebih mengarah ke komedi aksi.

USS Tiger Shark yang terkutuk

Film ini termasuk salah satu film yang cukup berkesan meskipun rating internasional-nya biasa saja. Penulis suka dengan gaya horornya. Ada beberapa adegan horor yang menurut penulis bagus dan pas dengan situasi cerita di kapal selam. Namun, untuk bagian latar belakang masalah-nya kurang begitu mengerti. Sejauh yang bisa penulis tangkap persoalan di dalam kapal selam tersebut bermuara dari adu argumen soal sasaran lawan perang yang berujung pada kudeta lokal. Keseluruhan, film drama misteri yang menarik dari sisi misteri horor-nya. Below (2002) - 6/10

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang

Gairah hidup Lucia

Mungkin memang dasarnya sedang false on mood dan diperparah dengan keberadaan subtitle serta bahasa yang dipakai, penulis kurang bisa menikmati drama eksotis ini. Yang bisa penulis resapi adalah film ini berkisah tentang seorang wanita cantik yang jatuh hati kepada seorang penulis. Sejak itu, cerita menjadi rangkaian pecahan demi pecahan yang tersebar dan harus dipungut kemudian dipasangkan. Sulit. Penulis mulai "ketinggalan" laju cerita, antara kisah cinta Lucia dan Lorenzo, kemudian berlanjut ke drama Lucia yang ditinggal pergi. Flashback ke masa-masa erotis Lucia bersama Lorenzo, semakin sulit diikuti terlebih lagi memasuki babak drama depresi Lorenzo yang membangun kisah roman dalam tulisannya. Kalau dari sisi erotisnya, cukup membakar gairah dan bukan untuk kalangan bocah. Namun kalau dari sisi dramanya meski direspon positif oleh banyak pihak, bagi penulis masih kurang bisa dinikmati secara ringan. Perlu ekstra mengikuti serta meresapi. Tinggal pilih

Senyaman-nyamannya hidup di istana orang lain, lebih nyaman tinggal di rumah sendiri

Film ini mengangkat tema yang cukup sensitif, yaitu tentang kehidupan sepasang lelaki yang menikah (sesama jenis). Sebatas yang penulis tahu, selama ini yang sering beredar di media sosial internet, seorang atau komunitas yang "mengaku" penyuka sesama jenis, biasanya memasang foto atau gambar lelaki berotot atau six pack . Dan, ada juga akun-akun profil atau grup yang mengusung tema "suka sejenis" ini memanaskan diri dengan gambar atau video vulgar (dewasa). Tapi disini, semua itu akan terbalik. Drama yang diangkat cukup halus. Tidak ada kesan seperti memuja hubungan sejenis secara berlebihan. Tidak ada karakter muda yang berotot kemudian memamerkan body gempal atau dijejali dengan adegan-adegan vulgar sesama jenis. Yang membuat kesan film berlatar belakang percintaan sesama pria ini menjadi "lembut" salah satunya karena yang diceritakan adalah karakter pasangan yang bisa dikatakan sudah manula. Lainnya yang menarik adalah konfliknya yang

Sejarah India di Liga Baseball Amerika

Pertama kali melihat pembukaan ala Disney, sempat bertanya-tanya mengapa ada embel-embel Disney di film ini, dengan intro backsong India ... Semakin ke dalam, hingga film berakhir, penulis baru menyadari, memang ini ciri khas Disney yaitu selalu berbagi inspirasi. Dan, memang nyata film ini menginspirasi. Dan, memang nyata film ini berdasarkan kisah nyata. Mungkin memang sejarah Disney, yang konon menjadi "raksasa" di dunia hiburan anak, berangkat dari " ke-tidak mungkin-an ", besar dari keajaiban bila kita percaya pada keajaiban. Film Disney kali ini menceritakan tentang Dinesh dan Rinku yang menjadi atlet India pertama di Liga Baseball Profesional di Amerika. Mereka direkrut melalui kontes Million Dollar Arm yang unik dari ide seorang Mr. JB sir. Dan, film ini bukan berbicara pada bentuk kontes unik tersebut melainkan tentang siapa Dinesh dan Rinku sebelum menjadi pemain baseball internasional. Disinilah titik inspirasi yang dibagikan oleh D

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10